Cina mengancam akan membalas Amerika Serikat yang menembak jatuh balon terbang di wilayah Amerika Latin. Amerika menembak jatuh balon tersebut karena menuding sebagai tindakan mata-mata.
“AS menggunakan kekuatan untuk menyerang pesawat tak berawak sipil kami, yang jelas merupakan reaksi berlebihan. Kami menyatakan protes serius terhadap tindakan pihak AS ini,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan China Tan Kefei dikutip dari CNN, Senin (6/2).
Cina mengancam Amerika bakal membalas tindakan tersebut. "(Kami) berhak menggunakan cara yang diperlukan untuk menghadapi situasi serupa," kata Kefei.
Kementerian Luar Negeri Cina menuduh Amerika "bereaksi berlebihan" dan "secara serius melanggar praktik internasional", setelah jet tempur militer AS pada hari Sabtu menembak jatuh balon di atas Samudra Atlantik dalam misi yang dipuji oleh Presiden Joe Biden sebagai keberhasilan.
Amerika Serikat percaya bahwa balon itu terlibat dalam spionase atau tindakan mata-mata. Cina membantah tudingan tersebut dengan mengatakan balon tersebut merupakan kapal penelitian sipil yang terbang keluar jalur.
“Pihak Cina telah berulang kali memberi tahu pihak AS setelah verifikasi bahwa pesawat itu untuk penggunaan sipil dan memasuki AS karena force majeure – itu benar-benar kecelakaan,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Cina.
Para pejabat AS membantah alasan Cina yang mengatakan balon yang jatuh itu hanya untuk penggunaan sipil dan masuk ke wilayah udara Amerika karena "kecelakaan".
“Ini adalah balon pengintai RRC (Republik Rakyat Tiongkok). Balon pengintai ini dengan sengaja melintasi Amerika Serikat dan Kanada dan kami yakin balon itu berupaya memantau situs-situs militer yang sensitif,” kata seorang pejabat senior pemerintah AS.
Pejabat itu mengatakan balon kedua, yang terlihat di atas Amerika Tengah dan Selatan, adalah “balon pengintai RRC lainnya” dan memiliki karakteristik teknis yang serupa dengan yang terbang di atas AS.
“Kedua balon juga membawa peralatan pengawasan yang biasanya tidak terkait dengan kegiatan meteorologi standar atau penelitian sipil,” kata pejabat tersebut.
“Koleksi peralatan pod dan panel surya yang terletak di rangka logam yang digantung di bawah balon adalah fitur yang menonjol dari kedua balon.”
Pejabat Pentagon awal pekan ini mengatakan balon itu tidak menimbulkan ancaman "militer atau fisik". AS memutuskan untuk tidak menembak jatuh balon tersebut saat berada di darat karena risiko jatuhnya puing-puing yang melukai warga sipil dan malah menunggu sampai berada di atas lautan.