Pihak berwenang Thailand pada Sabtu (22/4) memperingatkan penduduk di sebagian besar negara, termasuk di ibu kota Bangkok, untuk menghindari aktivitas di luar rumah karena suhu panas yang ekstrem.
Mengutip Channel News Asia, sebagian wilayah Asia dilaporkan mengalami cuaca panas ekstrem bulan ini, dengan suhu yang memecahkan rekor di beberapa negara. Selain di Thailand, Bangladesh dan sebagian India, panas ekstrem menyebabkan lonjakan permintaan listrik, untuk pendingin ruangan.
Di distrik Bagna Bangkok, Departemen Meteorologi Thailand melaporkan suhu mencapai 42 derajat Celcius (oC), sedangkan indeks panas, yang mencakup kelembapan relatif dan pengukuran suhunya, mencapai rekor 54 oC.
Pihak berwenang memperingatkan warga untuk menghindari aktivitas di luar ruangan dan mewaspadai bahaya serangan suhu panas. Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana Thailand mengatakan, suhu akan melebihi 40 oC di setidaknya 28 provinsi. Perkiraan ini tidak berlebihan, sebab pekan lalu cuaca di Bangkok dilaporkan menembus rekor 45 oC.
Juru Bicara Pemerintah Thailand Anucha Burapachaisri mengatakan, panas ekstrem baru-baru ini telah memecahkan rekor konsumsi listrik, dengan konsumsi lebih dari 39.000 megawatt (MW) pada 6 April. Ini melampaui rekor sebelumnya, yang sebesar 32.000 MW pada April tahun lalu.
"Apa yang terjadi saat ini disebabkan oleh perubahan iklim, memengaruhi (cuaca) yang tidak normal dan fenomena yang disebut cuaca ekstrem," kata Mathinee Yucharoen, peneliti oseanografi pesisir dan perubahan iklim Universitas Prince of Songkhla.
Cuaca ekstrem yang melanda Thailand ini tergolong anomali. Pasalnya, meski bulan April merupakan periode di mana cuaca di Thailand tergolong panas, namun umumnya suhu tertinggi adalah 37 oC.