Kim Jong Un Bakal Bertemu Putin, Perkuat Hubungan Militer Korut-Rusia
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berencana melakukan perjalanan ke Rusia bulan ini untuk bertemu Presiden Vladimir Putin. Keduanya akan membahas kemungkinan pemasokan senjata ke Rusia untuk perang di Ukraina.
Kim akan melakukan perjalanan dari Pyongyang ke Vladivostok, kemungkinan menggunakan kereta lapis baja. Di sana, kedua pemimpin akan membahas pengiriman senjata artileri dan rudal antitank ke Rusia sebagai imbalan atas teknologi canggih yang diberikan Putin berupa satelit dan kapal selam bertenaga nuklir kepada Korut.
Rencana pertemuan Kim Jong Un dan Putin membuat Amerika Serikat (AS) khawatir. Kabar akan bertemunya Kim dan Putin muncul setelah Rusia menyatakan tengah mendiskusikan rencana latihan militer gabungan dengan Korut.
“Mengapa tidak, mereka adalah tetangga kami. Ada pepatah Rusia kuno: Anda tidak memilih tetangga Anda dan lebih baik hidup bersama tetangga Anda dalam damai dan harmonis,” kata Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, seperti dikutip Reuters dari kantor berita Interfax, Senin (4/9).
Ketika ditanya tentang kemungkinan latihan gabungan antara kedua negara, dia mengatakan “latihan tersebut tentu saja sedang dibahas”.
Kantor berita Korea Selatan Yonhap sebelumnya mengutip badan intelijen Korea Selatan yang mengatakan Shoigu, yang mengunjungi Pyongyang pada bulan Juli, telah mengusulkan kepada Kim agar negara mereka mengadakan latihan angkatan laut, bersama dengan Cina.
Sekutu Perang Dingin
Kremlin mengatakan pekan lalu bahwa Moskow bermaksud untuk memperdalam “hubungan saling menghormati” dengan Pyongyang, salah satu sekutu dekat Perang Dinginnya dan juga salah satu dari segelintir negara yang mendukung aneksasi Rusia atas sebagian wilayah Ukraina pada 2022.
The New York Times melaporkan bahwa Kim kemungkinan bisa pergi ke Moskow, meski hal itu belum bisa dipastikan. Ayah Kim, Kim Jong Il yang tertutup dan terkenal menghindari pesawat dan hanya bepergian dengan kereta lapis baja, terakhir kali mengunjungi Rusia hanya beberapa bulan sebelum kematiannya pada 2011.
Shoigu mengunjungi Korea Utara untuk memperingati 70 tahun berakhirnya Perang Korea pada bulan Juli, yang dirayakan di Korea Utara sebagai “Hari Kemenangan,” dan Badan Intelijen Nasional Korea Selatan mengatakan bahwa ia tampaknya mengadakan pertemuan pribadi dengan Kim.
AS mengatakan bahwa mereka khawatir bahwa perundingan senjata antara Rusia dan Korea Utara mengalami kemajuan yang aktif, dan bahwa Shoigu telah mencoba selama kunjungannya untuk meyakinkan Pyongyang agar menjual amunisi artileri ke Rusia.
Duta besar Rusia untuk Korea Utara, Alexander Matsegora, mengatakan kepada kantor berita TASS bahwa dia tidak mengetahui adanya rencana bagi Korea Utara untuk berpartisipasi dalam latihan militer trilateral dengan Cina dan Rusia, namun menurutnya hal itu akan "pantas" jika dilakukan. mengingat latihan yang dipimpin AS di wilayah tersebut.
Rusia dan Korea Utara baru-baru ini menyerukan hubungan militer yang lebih erat namun Korea Utara membantah melakukan “kesepakatan senjata” dengan Rusia. AS baru-baru ini menjatuhkan sanksi terhadap tiga entitas yang dituduh terkait dengan kesepakatan senjata antara Korut dan Rusia.
Korut telah melakukan enam uji coba nuklir sejak tahun 2006 dan telah menguji berbagai rudal selama beberapa tahun terakhir namun jarang mengadakan latihan militer dengan negara tetangganya.
Sementara Amerika dan sekutunya, Korea Selatan, mengadakan latihan militer rutin, yang dikecam Korea Utara sebagai persiapan perang melawannya.