Menlu: MIKTA Harus Jadi Kekuatan Positif di Dunia yang Terpolarisasi
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendorong kelompok negara Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia atau MIKTA, untuk menjadi kekuatan positif di tengah dunia yang terpolarisasi seperti sekarang ini. Hal ini ia ungkapkan ketika memimpin Pertemuan ke-24 para Menlu MIKTA di New York, AS, pada Sabtu (23/9).
Menlu juga mengharapkan kelompok tersebut untuk menjadi bridge builder, yang secara aktif berupaya meningkatkan hubungan, membina kerja sama, dan meningkatkan pemahaman di antara berbagai kelompok atau pihak.
"MIKTA harus menjadi yang terdepan dalam menyuarakan reformasi multilateralisme yang lebih inklusif dan setara, mendorong hak membangun bagi semua negara, dan menciptakan ekonomi global yang lebih tangguh dan kuat", kata Retno, dikutip dari keterangan resmi Kemlu. Minggu (24/9).
Menurutnya, MIKTA dapat memainkan peran penyeimbang di tengah dinamika global yang sangat kompleks saat ini. Sebab, anggota MIKTA adalah anggota G20, yang memiliki ekonomi yang kuat dan berkontribusi sedikitnya 10% terhadap perdagangan global. Selain itu, negara-negara MIKTA juga serta memainkan peran sentral di masing-masing kawasan.
Terkait bagaimana MIKTA bisa memainkan peran sebagai kekuatan positif dan bridge builder untuk isu-isu yang terpolarisasi, Retno menyebut kelompok ini perlu mengidentifikasi agenda-agenda global dan multilateral di mana MIKTA bisa berperan besar sebagai bridge builder, misalnya terkait isu perubahan iklim pada COP 28 mendatang, dan isu pembangunan berkelanjutan pada Summit of the Future 2024.
MIKTA sebagai kekuatan positif juga dinilai bisa mendorong kerja sama konkret agenda pembangunan, dengan menjajaki berbagai proyek konkret yang berdampak besar bagi negara berkembang.
Untuk tetap relevan, MIKTA juga harus menjadi katalisator dalam mendorong kerja sama nyata, salah satunya melalui MIKTA Development Cooperation Network.
Program kerja sama pembangunan yang dapat dikembangkan, meliputi pengembangan kapasitas dalam transisi energi dan berbagi praktik terbaik dalam penanganan utang bagi negara berkembang. Contohnya, MIKTA telah mengembangkan proyek bersama untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Afrika.
Dalam pertemuan tersebut, para menlu anggota MIKTA menyampaikan apresiasi atas keketuaan Indonesia di ASEAN dan di MIKTA, serta menyepakati usulan MIKTA menjadi kekuatan positif dan bridge builder.
Selain membahas mengenai peran MIKTA dalam tatanan global, pertemuan tersebut juga membahas berbagai isu lainnya, seperti transformasi digital, ketahanan pangan, keamanan siber, peran perempuan, penanganan bencana, dan bantuan kemanusiaan.
Pertemuan para menlu MIKTA di sela-sela Sidang ke-78 Majelis Umum PBB digagas oleh Indonesia, yang memegang keketuaan MIKTA tahun ini.
Di bawah keketuaan Indonesia, telah dilaksanakan berbagai kegiatan dan diperoleh berbagai capaian termasuk 10 pernyataan bersama di berbagai forum internasional, termasuk pada tingkat kepala negara/pemerintahan serta terkait isu-isu kesehatan, bencana alam, HAM, perempuan, dan ketenagakerjaan.