Goverment Shutdown Batal, Biden Pastikan Bantuan AS ke Ukraina

ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra/nym.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan pandangannya dalam sesi Partnership for Global Insfrastucture and Investment dalam rangkaian KTT G20 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (15/11/2022).
Penulis: Agustiyanti
2/10/2023, 11.05 WIB

Presiden Joe Biden mengatakan, bantuan Amerika ke Ukraina akan terus mengalir ke Ukraina. Pernyataan ini muncul tak lama setelah Kongres meloloskan paket pendanaan jangka pendek yang membatalkan penutupan pemerintahan atau government shutdown di Amerika Serikat. 

“Dalam keadaan apa pun, kita tidak bisa membiarkan bantuan Amerika untuk Ukraina terganggu,” kata Biden seperti dikutip dari CNBC, Senin (2/10). 

Ia menyebutkan bahwa RUU pendanaan hanya berlaku hingga pertengahan November. Biden mendesak Kongres untuk merundingkan paket bantuan sesegera mungkin. "Kita tidak punya banyak waktu dan ada perasaan mendesak yang sangat besar,” katanya. 

Biden mengatakan, mayoritas besar kedua partai, Demokrat dan Republik di Senat dan DPR  mendukung bantuan terhadap Ukraina dan menentang agresi brutal yang dilakukan Rusia terhadap mereka. Namun, banyak anggota parlemen mengakui bahwa mendapatkan persetujuan bantuan Ukraina di Kongres semakin sulit seiring dengan berlanjutnya perang Ukraina dan Rusia.

Pemungutan suara di DPR pada pekan lalu menunjukkan potensi masalah yang akan terjadi. Hampir separuh anggota DPR dari Partai Republik memilih untuk menghapus anggaran belanja pertahanan US$ 300 jutauntuk melatih tentara Ukraina dan membeli senjata. .

Ketua DPR Kevin McCarthy Partai Republik California juga menghapuskan anggaran bantuan tambahan untuk Ukraina saat pemerintah AS berupaya agar pemerintahan tetap berjalan hingga 17 November. Dengan melakukan hal tersebut, ia menutup kemungkinan paket anggaran  US$6 miliar ke Ukraina. Baik DPR maupun Senat sangat menyetujui tindakan sementara tersebut, dan anggota dari kedua partai mengabaikan kebutuhan bantuan untuk Ukraina.

Biden mengatakan bahwa kesepakatan itu dibuat untuk menjaga pemerintahan tetap berjalan dan dia berupaya meyakinkan sekutu-sekutu AS bahwa dana tambahan akan tersedia.

“Kami akan menyelesaikannya. Saya tidak percaya mereka yang memilih mendukung Ukraina – mayoritas di DPR dan Senat, Partai Demokrat dan Republik – murni karena alasan politik, akan membiarkan lebih banyak orang mati sia-sia di Ukraina," kata dia. 

Sekutu asing terkejut dan prihatin dengan keputusan AS. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan pada hari Minggu dari Kyiv bahwa ia yakin hal ini bukanlah keputusan akhir mengenai pendanaan dari AS. Namun, ia mencatat dukungan finansial besar yang berkelanjutan dari UE untuk Ukraina dan usulan baru yang diajukan untuk pendanaan tambahan.

“Saya berharap ini bukan keputusan yang pasti dan Ukraina akan terus mendapat dukungan dari AS,” katanya.

Tindakan terbaru di Kongres ini menandakan perubahan bertahap dalam dukungan teguh Amerika Serikat yang sejauh ini telah dijanjikan kepada Ukraina dalam perjuangannya melawan Rusia. Ini adalah salah satu contoh paling jelas dari gerakan Partai Republik menuju sikap yang lebih isolasionis.

Pengecualian pendanaan Ukraina terjadi kurang dari seminggu setelah anggota parlemen bertemu di Capitol dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang berusaha meyakinkan anggota parlemen bahwa militernya memenangkan perang. Ia menekankan bahwa bantuan tambahan akan sangat penting untuk melanjutkan perjuangan.

Setelah kunjungan tersebut, Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, D-N.Y., mengatakan bahwa ada satu kalimat yang merangkum pesan Zelenskyy dalam pertemuannya dengan Senat AS, yakni mereka akan kalah perang jika tidak mendapatkan bantuan. 

Adapun McCarthy telah mengubah pendapatnya dari mengatakan “tidak ada cek kosong” untuk Ukraina, menjadi fokus pada akuntabilitas, menggambarkan pendekatan Senat yang menempatkan “Ukraina di depan Amerika.”

“Jika ada saatnya kita perlu berdiskusi tentang hal itu, kita akan membahasnya sepenuhnya, tapi saya pikir pemerintah harus menjelaskan apa yang dimaksud dengan kemenangan,” kata McCarthy.

Di Senat, baik Schumer maupun pemimpin Senat dari Partai Republik Mitch McConnell dari Kentucky berjanji untuk bergerak cepat demi mencoba dan meloloskan seluruh permintaan Gedung Putih. Namun, jelas bahwa tujuan tersebut akan semakin sulit dicapai karena semakin banyak senator dari Partai Republik yang mempertanyakan bantuan tersebut atau menuntut agar bantuan tersebut dikaitkan dengan kebijakan imigrasi yang akan membantu mengamankan perbatasan selatan. Hal yang sama juga disuarakan oleh DPR.

Senator Florida Rick Scott, seorang Republikan yang menyetujui rancangan undang-undang belanja negara setelah bantuan Ukraina dicabut, mengatakan bahwa Kongres perlu melakukan pembicaraan dengan masyarakat Amerika.

“Di negara bagian saya, orang-orang ingin membantu Ukraina, mereka juga ingin membantu orang Amerika. Jadi mereka ingin benar-benar memahami bagaimana uang ini dibelanjakan," kata Scott.

Perwakilan Alabama Mike Rogers, ketua Komite Angkatan Bersenjata DPR dari Partai Republi mengatakan, ingin mengirimkan pesan yang jelas kepada dunia tentang dukungan AS untuk Ukraina dengan mengesahkan undang-undang. Namun, ia yakin Pentagon memiliki “cukup uang untuk ditarik" guna melakukan hal tersebut.