Aktivitis pembela hak-hak perempuan dan juga jurnalis Iran yang dipenjara, Narges Mohammadi, memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2023. Mantan wakil presiden organisasi Pusat Pembela Hak Asasi Manusia (DHRC) itu dipilih oleh panel ahli di Norwegia dari daftar 350 nominasi dan diumumkan pada Jumat kemarin.
“Penghargaan ini pertama dan terutama merupakan pengakuan atas kerja sangat penting dari seluruh gerakan di Iran dengan pemimpinnya yang tak terbantahkan, Narges Mohammadi,” kata Berit Reiss-Andersen, ketua Komite Nobel Norwegia yang mengumumkan penghargaan tersebut di Oslo, seperti dikutip dari CBS News, Sabtu (7/10).
"Kami berharap ini menjadi dorongan untuk melanjutkan pekerjaan dalam bentuk apa pun yang dianggap tepat oleh gerakan ini.”
Mohammadi, 51, dinilai telah membela hak-hak perempuan di Iran meskipun menghadapi banyak penangkapan dan menghabiskan waktu bertahun-tahun di balik jeruji besi karena aktivismenya. Mohammadi telah dipenjara 13 kali dan divonis lima kali. Total, dia divonis 31 tahun penjara.
Mohammadi merupakan wanita ke-19 yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian dan wanita Iran kedua, setelah rekannya, aktivis hak asasi manusia Shirin Ebadi, memenangkan penghargaan tersebut pada tahun 2003 silam.
Pemerintah Iran juga kembali menahannya pada tahun 2021 setelah dia menghadiri peringatan seseorang yang terbunuh dalam protes nasional tahun 2019 yang dipicu oleh kenaikan harga bensin. Dia ditahan di Penjara Evin yang terkenal kejam di Teheran, yang narapidananya mencakup orang-orang yang memiliki hubungan dengan Barat dan tahanan politik.
Mohammadi berada di balik jeruji besi karena protes baru-baru ini atas kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun dalam tahanan polisi. Hal ini memicu salah satu tantangan paling berat terhadap teokrasi Iran. Lebih dari 500 orang tewas dalam tindakan keras keamanan sementara lebih dari 22.000 lainnya ditangkap.
Dari balik jeruji besi, Mohammadi menyumbangkan sebuah opini untuk The New York Times, dengan menulis: "Apa yang mungkin tidak dipahami oleh pemerintah adalah bahwa semakin banyak dari kita yang dikurung, semakin kuat kita jadinya."
Kantor DHRC di Teheran digerebek dan kelompok tersebut dilarang oleh otoritas Iran pada tahun 2008.
Jejak aktivisme Mohammadi seakan tiada habisnya. Pada tahun 2019, dia dan sesama tahanan Nazanin Zaghari-Ratcliffe, seorang warga negara Inggris-Iran, mengumumkan rencana untuk melakukan mogok makan di Penjara Evin yang terkenal kejam di Teheran, untuk memprotes penolakan perawatan medis.
Zaghari-Ratcliffe kemudian dibebaskan oleh Iran pada tahun 2022 setelah pemerintah Inggris melunasi utang puluhan tahun ke Teheran, tetapi Mohammadi tetap berada di dalam penjara Evin.
Untuk diketahui, pada tahun ini, komite Nobel menerima 351 nominasi yang terdiri dari 259 untuk individu dan 92 untuk organisasi. Orang-orang yang dapat mengajukan nominasi termasuk mantan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, anggota komite, kepala negara, anggota parlemen dan profesor ilmu politik, sejarah dan hukum internasional.
Hadiah nobel perdamaian adalah hadiah kelima tahun ini yang diumumkan. Sehari sebelumnya, komite memberikan penghargaan kepada penulis Norwegia Jon Fosse untuk bidang sastra. Pada hari Rabu, hadiah kimia diberikan kepada ilmuwan AS Moungi Bawendi, Louis Brus, dan Alexei Ekimov.
Hadiah fisika diberikan pada hari Selasa kepada fisikawan Perancis-Swedia Anne L'Huillier, ilmuwan Perancis Pierre Agostini dan Ferenc Krausz kelahiran Hungaria. Katalin Karikó asal Hongaria-Amerika dan Drew Weissman dari Amerika memenangkan Hadiah Nobel bidang kedokteran pada hari Senin.
Musim Nobel berakhir pada hari Senin dengan pengumuman pemenang hadiah ekonomi, yang secara resmi dikenal sebagai Hadiah Bank Swedia dalam Ilmu Ekonomi untuk mengenang Alfred Nobel.
Upacara penghargaan para pemenang hadiah nobel akan dilaksanakan pada Desember nanti di Oslo dan Stockholm. Para pemenangnya berhak membawa hadiah uang tunai sebesar 11 juta kronor Swedia, atau sekitar $1 juta dan menerima medali emas 18 karat.