Militer Israel mengatakan telah menjatuhkan 6.000 bom di Gaza dan mengenai 3.600 sasaran. Konflik Israel - Palestina terus berlanjut dan menyebabkan korban terus bertambah.
Berdasarkan data yang dikutip dari Al Jazeera, sebanyak 1.300 warga Israel tewas dan 3.200 lainnya terluka akibat serangan Hamas yang dimulai Sabtu (7/10).
Di sisi lain, sebanyak 1.537 orang Palestina tewas dan lebih dari 6.612 orang terluka akibat serangan Israel di jalur Gaza.
Sementara itu, Organisasi kesehatan PBB (WHO) di Gaza hanya memiliki pasokan listrik terbatas karena mereka terpaksa menjatah cadangan bahan bakar yang semakin menipis. Mereka bergantung pada generator untuk menjalankan fungsi-fungsi ,medis yang paling penting.
“Bahkan fungsi-fungsi ini harus dihentikan dalam beberapa hari ketika stok bahan bakar habis,” kata WHO dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (13/10).
“Dampaknya akan sangat buruk bagi pasien yang paling rentan, termasuk mereka yang terluka yang memerlukan operasi penyelamatan nyawa, pasien di unit perawatan intensif, dan bayi baru lahir yang bergantung pada perawatan di inkubator,” tulis pernyataan tersebut.
WHO telah mendokumentasikan 34 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Gaza sejak pemboman dimulai. Serangan tersebut mengakibatkan 11 petugas kesehatan tewas dan melukai 16 lainnya. Bom Israel juga merusak 19 fasilitas kesehatan dan 20 ambulans di Gaza.
Israel Gunakan Bom Fosfor
Sementara itu, Human Rights Watch (HRW) mengonfirmasi penggunaan fosfor putih oleh Israel di Gaza dan Lebanon.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan mereka memverifikasi video yang diambil awal pekan ini yang menunjukkan beberapa ledakan udara fosfor putih yang ditembakkan artileri di pelabuhan Kota Gaza dan dua lokasi pedesaan di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon.
"Senjata tersebut memiliki efek pembakar yang signifikan yang dapat membakar orang dan membakar bangunan, ladang, dan objek sipil lainnya di sekitarnya," tulis pernyataan HRW dalam situs resminya.
Ia menambahkan bahwa penggunaan fosfor putih di tempat-tempat padat penduduk seperti Gaza “memperbesar risiko terhadap warga sipil dan melanggar larangan hukum kemanusiaan internasional yang menempatkan warga sipil pada risiko yang tidak perlu.
Sementara itu, Reuters melaporkan bahwa Israel telah mengepung Gaza dengan pengeboman paling dahsyat selama 75 tahun. Gaza diketahui merupakan rumah bagi 2,3 juta warga Palestina.
Panglima militer Israel berkata, “Sekarang adalah waktunya berperang,” ketika negaranya mengumpulkan tank-tank di dekat Jalur Gaza menjelang rencana invasi darat untuk memusnahkan kelompok militan Palestina Hamas yang menguasai daerah kantong tersebut.
Menhan AS Akan Kunjungi Israel
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berencana mengunjungi Israel pada hari Jumat dan bertemu dengan Netanyahu, kata seorang pejabat AS kepada wartawan.
“Dia berharap dapat berbicara secara mendalam dengan para pemimpin Israel mengenai perencanaan operasional dan tujuan mereka dalam konflik ini,” kata pejabat senior AS yang tidak mau disebutkan namanya kepada wartawan, seperti dikutip dari Al Jazeera.
“Menteri Austin akan membahas kebutuhan bantuan keamanan Israel di sana,” katanya.
Presiden AS Joe Biden telah bertemu dengan para pejabat tinggi di pemerintahannya untuk membahas situasi keamanan dalam negeri di Amerika Serikat ketika perang Israel-Hamas meningkat.
Biden mengadakan pertemuan tersebut untuk membahas langkah-langkah yang diambil untuk melindungi negaranya, termasuk komunitas Yahudi, Arab, dan Muslim, menyusul konflik Israel - Palestina.
Sebelumnya, FBI mengatakan pihaknya memantau kejadian di luar negeri namun tidak memiliki informasi intelijen yang spesifik dan kredibel yang menunjukkan adanya ancaman terhadap Amerika Serikat yang berasal dari konflik tersebut.