RS Indonesia di Jalur Gaza Kehabisan Listrik, Nyawa Pasien Terancam

Katadata
Konflik Palestina - Israel meningkat, rumah sakit Indonesia di Jalur Gaza akan segera kehabisan listrik.
Penulis: Happy Fajrian
24/10/2023, 16.24 WIB

Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, Palestina, dilaporkan akan mengalami pemadaman listrik. Hal ini seiring habisnya bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengoperasikan generator listrik. Al Jazeera melaporkan rumah sakit yang berlokasi di Belt Lahia, Gaza Utara itu kini telah ditutup.

Namun menurut rekaman video yang telah diverifikasi oleh Al Jazeera menunjukkan RS Indonesia dalam kegelapan. Video menunjukkan tim medis menerima pasien yang dibawa oleh ambulans sambil menggunakan senter portabel. Belakangan dilaporkan listrik telah pulih, tetapi tidak jelas berapa lama akan bertahan.

Israel telah memutus akses terhadap pasokan penting seperti bahan bakar dan air seiring gempuran bom ke Jalur Gaza sebagai upaya untuk membasmi pejuang Hamas. Ini berdampak pada tidak dapat digunakannya 32 pusat kesehatan di Jalur Gaza.

Para dokter di rumah sakit memperingatkan konsekuensi berhenti beroperasinya generator listrik dapat berakibat fatal pada ratusan pasien dan orang yang terluka akibat serangan Israel. Beberapa pasien terhubung ke alat bantu pernafasan yang akan berhenti berfungsi tanpa listrik.

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza pada Senin (23/10) telah memperingatkan bahwa generator listrik di rumah sakit dan pusat-pusat kesehatan akan berhenti berfungsi dalam 48 jam ke depan karena kekurangan bahan bakar.

“Aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza lambat dan tidak dapat mengubah kenyataan di lapangan. Sistem layanan kesehatan telah mencapai tahap terburuk dalam sejarah,” kata juru bicara kementerian, Ashraf al-Qudra, seperti dikutip dari Al Jazeera pada Selasa (24/10).

Kementerian kesehatan menyatakan bahwa kebutuhan mendesak rumah sakit harus menjadi prioritas dalam hal distribusi bantuan, dan mendesak PBB dan komite internasional Palang Merah untuk mendorong pengiriman pasokan bahan bakar dan darah ke wilayah tersebut.

Sementara itu konvoi truk bantuan kemanusiaan telah mengirimkan air, makanan, dan obat-obatan ke Jalur Gaza. Ini menjadi konvoi bantuan ketiga di tengah terbatasnya bantuan yang mulai mengalir sejak Sabtu (21/10). PBB mengatakan bahwa bahan bakar tidak termasuk dalam daftar bantuan tersebut, dan cadangan akan habis dalam dua hari.

Israel memulai serangan udara intensifnya di Gaza setelah serangan yang dilakukan oleh Hamas, kelompok yang menjalankan wilayah kantong tersebut, di wilayah selatan Israel pada tanggal 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil.

Lebih dari 5.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang mengatakan sekitar 40% korbannya adalah anak-anak.