Dampak Serangan Israel, Rumah Sakit di Gaza Berhenti Total

Ashraf Amra/Reuters
Ilustrasi, sebuah gedung di Gaza hancur terkena serangan rudal Israel.
Penulis: Safrezi Fitra
25/10/2023, 13.01 WIB

Sejumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Gaza, Palestina menjadi target serangan Israel dalam perang melawan kelompok militan Hamas. Dampaknya, rumah sakit-rumah sakit di wilayah tersebut hancur dan tidak mampu lagi menangani pasien korban konflik Israel-Hamas.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan bahwa perang Israel di wilayah kantong tersebut telah menyebabkan sistem kesehatan di rumah sakit di Jalur Gaza lumpuh. “Rumah sakit-rumah sakit di Gaza terhenti total akibat perang Israel,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf al-Qudra dalam konferensi pers di Kota Gaza, seperti dikutip Antara dari Anadolu.

Dia mengatakan sebanyak 12 rumah sakit dan 32 pusat kesehatan terpaksa berhenti beroperasi karena bangunan hingga sarana dan prasarananya hancur. Bahkan, sekitar 65 petugas medis dan 25 ambulans hancur akibat sejumlah serangan Israel sejak 7 Oktober lalu.

“Kami khawatir akan ada banyak lagi (rumah sakit) yang akan berhenti beroperasi dalam beberapa jam mendatang karena kekurangan bahan bakar," katanya.

Al-Qudra melaporkan jumlah korban tewas dalam serangan Israel di Gaza kini bertambah menjadi 5.791 orang, sedangkan 16.297 lainnya luka-luka. Korbannya antara lain 2.360 anak-anak, 1.292 perempuan, dan 295 lansia. Dia menyebut 70 persen dari korban konflik Israel-Palestina di Gaza adalah anak-anak, perempuan, dan orang tua.

Al-Qudra juga mengatakan sekitar 1.550 orang dilaporkan terjebak di bawah reruntuhan, termasuk 870 anak-anak. Pendudukan Israel telah melakukan pembantaian terhadap keluarga-keluarga Palestina dalam beberapa jam terakhir yang menyebabkan 305 anak-anak, 173 wanita dan 78 lansia tewas.

Serangan Israel Targetkan Rumah Sakit

Sejak invasi Israel ke Gaza dan Tepi Barat pada 7 Oktober, sudah ada tiga rumah sakit yang menjadi korban dan target serangan. Ketiganya adalah Rumah Sakit (RS) Al Ahli pada 18 Oktober, RS Al Quds pada 22 Oktober, dan RS Indonesia pada 21 Oktober. Saat ini RS Indonesia yang sebagian masih beroperasi pun terancam mati listrik, karena kehabisan bahan bakar.

Sebenarnya, menghancurkan RS merupakan suatu hal yang dilarang dalam hukum perang. Namun, Israel mengabaikannya dan berdalih bahwa pengeboman RS itu sebagai lokasi bersembunyi pasukan Hamas berserta cadangan roketnya.

Sebelum melakukan penyerangan, Israel memang sudah memberikan peringatan kepada rumah sakit-rumah sakit di wilayah Gaza. Setidaknya ada 22 rumah sakit dan layanan kesehatan yang telah menerima ancaman Israel untuk segera dikosongkan. Padahal, 22 rumah sakit tersebut tengah merawat lebih dari 2.000 pasien di Jalur Gaza seiring dengan intensifnya kampanye pengeboman.

Daftar rumah sakit tersebut di antaranya Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, Rumah Sakit Al-Awda (Gaza utara), Rumah Sakit Indonesia (Gaza utara), Rumah Sakit Balsam (Gaza utara), Rumah Sakit Karama Gaza (Gaza utara), Rumah Sakit Al Shifa (Kota Gaza), Rumah Sakit Al-Quds (Kota Gaza), Rumah Sakit Lapangan Yordania (Kota Gaza), Rumah Sakit Anak El-Dorra (Kota Gaza), (Rumah Sakit Martir Al-Aqsa (Kota Gaza), dan Pusat Medis Al-Wafa (Kota Gaza).

Kemudian Rumah Sakit Baptis Al-Ahli al-Arabi (Kota Gaza), Rumah Sakit Bantuan Umum (Kota Gaza), Rumah Sakit Anak Alnasr (Kota Gaza), Rumah Sakit Mata St John (Kota Gaza), Masyarakat Kebajikan Teman Pasien (Kota Gaza), Masyarakat Kompleks Medis Assahaba (Kota Gaza), Rumah Sakit Mata Gaza (Kota Gaza), Rumah Sakit Jenin (Kota Gaza), Rumah Sakit Jiwa Gaza (Kota Gaza), Rumah Sakit Gaza Eropa (Gaza selatan), dan Rumah Sakit Khusus Kuwait (Gaza selatan).