Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengeluarkan resolusi untuk gencatan senjata di Gaza. Namun, Israel menolak gencatan senjata dan resolusi PBB tersebut, bahkan malah menambah intensitas serangan ke Gaza melalui jalur darat.
Imbasnya, Bolivia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Masyarakat di sejumlah negara pun menyerukan boikot produk Israel dan perusahaan yang dianggap mendukung Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan gencatan senjata dalam perang Gaza tidak akan terjadi. Alasannya hal itu akan dianggap Israel menyerah pada kelompok militan Hamas.
Dia juga mengatakan bahwa negara-negara lain harus memberikan bantuan lebih banyak kepada Israel dalam upayanya membebaskan lebih dari 230 tawanan yang diculik Hamas dalam serangan 7 Oktober. Komunitas internasional harus menuntut agar para sandera dibebaskan tanpa syarat sesegera mungkin.
“Seruan gencatan senjata adalah seruan agar Israel menyerah pada Hamas, menyerah pada terorisme, menyerah pada kebiadaban. Ini tidak akan terjadi,” kata Netanyahu, Senin (30/10). Dia juga berjanji tentara Israel akan melakukan segala cara untuk mencegah jatuhnya korban sipil di Gaza.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan sudah 8.306 orang yang tewas dalam serangan Israel sejak perang pecah pada 7 Oktober. Mayoritas korban merupakan warga sipil. Ini terjadi setelah Hamas melancarkan serangan dadakan dan besar-besaran ke Israel selatan, yang menewaskan 1.400 orang.
Keputusan Israel menolak gencatan senjata dan mengabaikan resolusi PBB ini membuat Bolivia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Negara di Amerikan Latin ini menjadi negara pertama di dunia yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel sejak perang dengan Hamas kembali berkecamuk pada 7 Oktober 2023.
"Pemerintah (Bolivia) telah menetapkan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Negara Israel, sebagai penolakan dan kecaman atas serangan militer Israel yang agresif dan tidak proporsional yang dilakukan di Jalur Gaza," kata Wakil Menteri Luar Negeri Bolivia Freddy Mamani pada Selasa (31/10).
Padahal, Bolivia baru mengumumkan pemulihan hubungannya dengan Israel pada 2019, satu dekade setelah hubungan mereka terputus akibat serangan Israel sebelumnya di Jalur Gaza. Keputusan Bolivia ini hampir berbarengan dengan Kolombia yang mengusir duta besar Israel dari negaranya.