Presiden Xi Jinping: Fokus Cina Bukan untuk Geser Negara Superpower

ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Akbar Nugroho Gumay/nym.
Presiden China Xi Jinping ketika menghadiri KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022).
Penulis: Yuliawati
18/11/2023, 13.44 WIB

Presiden Xi Jinping menyebut Cina akan fokus membangun untuk memperbaiki kehidupan masyarakatnya. Cina tidak berniat untuk menggeser posisi negara manapun, termasuk negara superpower seperti Amerika Serikat.

"Tujuan utama pembangunan Cina adalah untuk memperbaiki kehidupan rakyat, bukan untuk menggeser siapa pun," kata Presiden Xi Jinping dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-30 para pemimpin ekonomi APEC di San Fransisco, Amerika Serikat, dikutip dari siaran pers Kementerian Luar Negeri Cina, Sabtu (18/11).

Pernyataan ini setelah Rabu (15/11), Xi Jinping bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden selama empat jam. Usai pertemuan, Biden menyebut Xi sebagai diktator. "Ia adalah diktator karena mengendalikan negara komunis yang bentuk pemerintahannya benar-benar berbeda dengan kami," kata Biden dikutip dari Reuters.

Dalam pidato di KTT APEC itu, Xi JInping menjelaskan Cina mengejar modernisasi untuk tujuan membangun negara besar dan meremajakan negara di semua lini. "Saya siap bekerja sama dengan Anda untuk mencapai kesuksesan baru di Asia-Pasifik dan menyongsong '30 tahun emas' selanjutnya di kawasan," kata Presiden Xi.

Presiden Xi mengutip pepatah Cina kuno "Demi tujuan yang benar, saya akan terus maju, tidak gentar oleh ribuan orang yang menghalangi saya", ia pun mengajak anggota APEC untuk tetap berkomitmen dengan misi awal pendirian APEC.

"Kita harus menanggapi tuntutan zaman dan menghadapi tantangan global bersama-sama. Kita harus sepenuhnya mewujudkan Putrajaya Vision untuk membangun komunitas Asia-Pasifik yang terbuka, dinamis, tangguh dan damai demi kesejahteraan seluruh rakyat dan generasi mendatang," kata Presiden Xi.

Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden bertemu sehari sebelum kTT G20 di Bali, Senin (14/11) (AFP/NPR)

Presiden Xi Jinping mengajukan empat prinsip dalam kerja sama APEC:

1. Berkomitmen terhadap pembangunan yang didorong oleh inovasi. Artinya mengikuti tren kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), lebih proaktif mendorong pertukaran dan kerja sama dalam iptek dan tidak diskriminatif atas kemajuan iptek.

2. Berkomitmen terhadap keterbukaan dalam pembangunan. Presiden Xi meminta agar anggota APEC menyelenggarakan perdagangan bebas, investasi tanpa hambatan dan mendukung serta memperkuat rezim perdagangan multilateral yang berpusat pada WTO dan menjaga rantai pasok global tetap terbuka dan stabil.

3. Berkomitmen terhadap pembangunan hijau. Caranya adalah dengan mempercepat transisi menuju pembangunan ramah lingkungan yang rendah karbon dan memastikan bahwa pengurangan emisi karbon dan mitigasi polusi berjalan seiring.

4. Cina mengajak untuk berkomitmen terhadap pembangunan inklusif yang memberikan manfaat bagi semua.

"Saya telah mengatakan dalam banyak kesempatan bahwa pembangunan yang sebenarnya adalah pembangunan untuk semua. Kita harus sepenuhnya melaksanakan Agenda Pembangunan Berkelanjutan PBB 2030, dan mengembalikan pembangunan ke dalam agenda internasional sebagai prioritas utama," ungkap Presiden Xi.

Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) adalah forum kerja sama antara 21 entitas ekonomi di lingkar Samudera Pasifik yang berdiri pada 1989.

Anggota-anggota APEC adalah Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, China, Hong Kong-China, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Filipina, Peru, Papua Nugini, Russia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat dan Vietnam.

Kerja sama di APEC merupakan kerja sama non-politis, ditandai dengan keanggotaan Hong Kong dan Taiwan. Anggota APEC disebut "ekonomi" mengingat setiap anggota saling berinteraksi sebagai entitas ekonomi, dan bukan sebagai negara.

Tujuan utama APEC ini tertuang pada dokumen visi jangka Panjang APEC Putrajaya Vision 2040, yang disepakati pada 2020. Visi ini menggantikan Bogor Goals yang menjadi visi jangka panjang APEC sejak tahun 1994.

Reporter: Antara