Pemimpin APEC Tak Satu Suara untuk Hentikan Konflik Gaza

Instagram APEC
Pertemuan APEC
Penulis: Yuliawati
18/11/2023, 20.47 WIB

Para pemimpin anggota Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) berbeda pandangan dalam menyikapi perang di Ukraina dan konflik Gaza. Pertemuan puncak APEC yang berlangsung selama dua hari menyatakan bahwa "sebagian besar" anggota APEC "mengutuk keras agresi terhadap Ukraina."

"Sebagian besar anggota mengutuk keras agresi terhadap Ukraina dan menggarisbawahi perlunya mencapai perdamaian yang adil dan abadi berdasarkan prinsip-prinsip Piagam PBB, termasuk integritas wilayah, kedaulatan, dan kemerdekaan politik Ukraina," kata pernyataan itu dikutip Sabtu (18/11).

Terkait krisis Gaza, APEC tak menyatakan sikap, hanya menyampaikan posisi tiap pemimpin masing-masing. Sejumlah pemimpin menyatakan keberatan dengan dimasukkannya pembahasan ini dalam Deklarasi APEC 2023 dengan alasan "mereka tidak menganggap APEC adalah sebuah forum untuk membahas isu-isu geopolitik."

Beberapa negara menyampaikan pesan persatuan dari hasil KTT Luar Biasa gabungan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab yang diselenggarakan di Riyadh, Arab Saudi pada Sabtu, 11 November 2023.

KTT Riyadh menghasilkan banyak kesepakatan dan resolusi untuk mendukung Palestina melawan agresi militer Israel di Jalur Gaza, Palestina. Brunei, Indonesia dan Malaysia dalam sebuah pernyataan bersama mengatakan bahwa mereka termasuk di antara para pemimpin APEC yang mendukung pesan-pesan KTT Riyadh.

Ketiga negara menyerukan diakhirinya segera operasi militer di Gaza, dan menolak pembenaran Israel atas tindakan-tindakannya terhadap Palestina. Mereka juga menyerukan gencatan senjata, serta pemberian bantuan kepada warga sipil di Gaza tanpa hambatan.

APEC beranggotakan 21 ekonomi, meliputi Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, Cina, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Filipina, Peru, Papua Nugini, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, AS, dan Vietnam.

Jokowi Singgung Hak Hidup Palestina di Gaza

Presiden Joko Widodo mengungkapkan kondisi kritis yang menimpa warga Palestina di Gaza. Kepala Negara menilai saat ini hak hidup masyarakat Palestina tidak dihormati.

"Jangankan pembangunan, saat ini hak hidup mereka pun tidak dihormati," ujar Presiden Jokowi dalam pidato saat acara APEC Economic Leaders Retreat, di Mosconce Center, San Fransisco, Amerika Serikat, Jumat (17/11).

Presiden lantas mendesak para pemimpin APEC bertindak guna menghentikan perang dan mendorong gencatan senjata. Selain itu, memastikan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat Gaza dikirimkan tanpa hambatan.

Sebelumnya, Jokowi telah meminta Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk segera mengambil inisiatif tertentu demi menghentikan perang antara Israel dan Palestina di Jalur Gaza. Permintaan tersebut disampaikan Jokowi saat melaksanakan pertemuan bilateral dengan Biden di Gedung Putih, Washington DC, Senin (13/11).

Dalam pertemuan tatap muka antara kedua pemimpin negara tersebut, Jokowi juga menyampaikan agar kemitraan kedua negara dapat berkontribusi terhadap perdamaian global.

"Indonesia mengimbau AS untuk berbuat lebih banyak untuk menghentikan kekejaman di Gaza yang dilakukan secara massal. Ini demi kemanusiaan," kata Jokowi dalam siaran pers yang disiarkan oleh Youtube Sekretariat Presiden pada Selasa (14/11).

Mendengar hal tersebut, Biden tak menjelaskan responsnya kepada media. Kendati demikian, keterangan pers Gedung Putih mengatakan kedua pemimpin negara itu bertukar pandangan mengenai krisis yang sedang berlangsung di Gaza.

Jokowi dan Biden sepakat bahwa mereka harus bekerja sama dan dengan mitra regional lainnya untuk mewujudkan perdamaian lewat solusi dua negara alias two state solution.

Two state solution merupakan kerangka penyelesaian konflik Israel-Palestina dengan mendirikan dua negara untuk dua bangsa, yakni negara Israel untuk bangsa Yahudi dan Palestina untuk rakyat Palestina.