Maju Pilpres 2024, Putin Potensi Jadi Pemimpin Terlama Kalahkan Stalin
ANTARA FOTO/REUTERS/Sputnik/Kirill Kallinikov/Kremlin /wsj
Presiden petahana Rusia, Vladimir Putin kembali maju dalam kontestasi pemilihan presiden Rusia 2024. Rencana ini dapat memuluskan kembali langkahnya berkuasa untuk periode kelima sejak ia menjadi presiden pada 1999 silam.
Pernyataan ini dia sampaikan dalam sebuah acara resmi di Kremlin kepada prajurit yang telah berperang di Ukraina dengan kehormatan militer tertinggi Rusia.
“Situasi saat ini membuat saya harus membuat keputusan. Saya akan mencalonkan diri untuk jabatan presiden Federasi Rusia,” kata dia, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (9/12).
Putin telah mendominasi sistem politik dan media Rusia, setidaknya selama dua dekade terakhir. Ia bahkan tak segan memenjarakan politisi oposisi yang menentangnya dalam pemilu seperti Alexei Navalny dan Ilya Yashin.
Putin telah memenangkan pemilihan sebelumnya dengan kemenangan telak. Juru bicara Putin dalam wawancara sebelumnya mengatakan: "Putin akan terpilih kembali tahun depan dengan lebih dari 90% suara".
Dengan reformasi konstitusional yang dia orkestrasi pada tahun 2020, Putin memiliki hak untuk mencari dua masa jabatan enam tahun lagi setelah masa jabatannya berakhir tahun depan, yang berpotensi memungkinkannya tetap berkuasa hingga tahun 2036 mendatang.
Jika ia tetap berkuasa hingga saat itu, masa jabatannya akan melampaui Joseph Stalin, yang memerintah Uni Soviet selama 29 tahun, menjadikan Putin sebagai pemimpin Moskow terlama sejak Kekaisaran Rusia.
Pemilihan akan diselenggarakan pada 17 Maret dan pemenang akan diambil sumpah jabatannya pada bulan Mei nanti. Pemilihan presiden ini merupakan yang pertama setelah invasi penuh skala Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Para analis mengatakan bahwa keputusan Putin untuk mengumumkan pencalonannya di depan prajurit Rusia menunjukkan keinginannya untuk mengaitkan perang dengan kampanye pencalonannya.
“Pemilihan ini dimaksudkan untuk melegitimasi keputusannya untuk menyerbu Ukraina,” kata Andrei Kolesnikov, seorang senior fellow di Carnegie Russia Eurasia Center, yang berbasis di Moskow, sebagaimana dilaporkan The Guardian, Sabtu (9/12).
“Dia ingin menunjukkan bahwa mayoritas orang Rusia mendukung perang.”
Dua kandidat lain telah mengumumkan rencana untuk mencalonkan diri adalah mantan anggota parlemen Boris Nadezhdin, yang memiliki kursi di dewan munisipal di wilayah Moskow, dan Yekaterina Duntsova, seorang jurnalis dan pengacara dari wilayah Tver di utara Moskow, yang pernah menjadi anggota legislatif setempat.