FAA Larang Terbang Boeing 737 MAX 9 usai Jendela Alaska Airlines Lepas

ANTARA FOTO/REUTERS/Lindsey W
Pesawat Boeing 737 Max terparkir di landasan pada fasilitas produski Boeing 737 Max di Renton, Washington, Amerika Serikat, Senin (16/12/2019).
Penulis: Agustiyanti
7/1/2024, 15.17 WIB

Otoritas Penerbangan Amerika Serikat atau FAA meminta maskapai-maskapai penerbangan AS menghentikan sementara penerbangan 171 pesawat jet Boeing 737 MAX 9 untuk melakukan pemeriksaan keselamatan. Keputusan ini diambil menyusul ledakan panel kabin yang membuat jendela atau pintu pesawat penumpang Alaska Airlines terbuka sehingga dilakukan pendaratan darurat. 

Sepotong badan pesawat robek di sisi kiri pesawat saat naik setelah lepas landas dari Portland, Oregon, dalam perjalanan ke Ontario, California, pada hari Jumat, memaksa pilot untuk berbalik dan mendarat dengan selamat dengan 171 penumpang dan enam awak di dalamnya.

Pesawat itu baru beroperasi selama delapan minggu. Beberapa penumpang mengalami luka-luka atas insiden tersebut.

Alaska Air dan United Airlines (UAL.O) p mengatakan mereka akan menghentikan penggunaan beberapa pesawat MAX 9 yang kembali mereka gunakan hari itu setelah inspeksi yang dilakukan menjawab kekhawatiran Federal Aviation Administration (FAA). Alaska mengatakan pihaknya sedang melakukan pembicaraan untuk menentukan, apakah ada  pekerjaan lebih lanjut yang diperlukan sebelum pesawat ini kembali beroperasi. 

Keputusan FAA ini jauh dari hukuman larangan terbang global yang diberikan terhadap jet Boeing (BA.N) MAX hampir lima tahun lalu setelah dua kecelakaan yang menewaskan hampir 350 orang. Namun, hal ini merupakan pukulan bagi Boeing tengah mencoba pulih dari krisis keselamatan dan pandemi yang menyebabkan utang besar.

FAA tidak mengesampingkan tindakan lebih lanjut ketika penyelidikan dimulai terhadap kegagalan struktural yang tampak. "Boeing 737 MAX 9 yang dilengkapi dengan "steker" pengganti pintu khusus tidak dapat terbang sampai diperiksa dan diperbaiki jika perlu," kata FAA.

Ketua FAA Mike Whitaker mengatakan, pihaknya mewajibkan inspeksi segera terhadap pesawat Boeing 737 MAX 9 tertentu sebelum mereka dapat kembali terbang,

Postingan media sosial tentang jet Alaska Airlines menunjukkan masker oksigen terpasang dan sebagian dinding samping pesawat hilang. Bagian badan pesawat yang disediakan untuk pintu opsional telah lenyap, meninggalkan celah berbentuk pintu yang rapi. Kursi di sebelah panel, yang berisi jendela biasa, sudah kosong.

Emma Vu, seorang penumpang penerbangan Alaska, mengatakan kepada CNN bahwa dia terbangun saat pesawat  baru saja turun. "Saya tahu itu bukan hanya turbulensi biasa karena masker terjatuh dan saat itulah kepanikan mulai terjadi," ujarnya. 

Badan pesawat Boeing 737 dibuat oleh Spirit AeroSystems (SPR.N) yang berbasis di Kansas merupakan perusahaan yang terpisah dari Boeing pada 2005. "Spirit memproduksi dan memasang pintu penutup khusus yang mengalami ledakan," seorang sumber mengatakan kepada Reuters. Perusahaan hingga kini menanggapi permintaan komentar.

FAA tidak mengatakan apa persyaratan pemeriksaan yang tepat atau interval terkait pemeriksaan yang rinci.

MAX 9 mewakili sekitar 220 dari 1.400 jet MAX yang dikirimkan sejauh ini dan sebagian besar dari pesawat tersebut memiliki pintu yang dinonaktifkan, yang berarti pesawat tersebut berpotensi tercakup dalam pesanan.

Boeing mengatakan pihaknya mendukung keputusan FAA.

Beberapa regulator asing termasuk Tiongkok meminta rincian mengenai insiden tersebut, kata seseorang yang mengetahui masalah tersebut. Bloomberg sebelumnya melaporkan bahwa Tiongkok, negara pertama yang melarang penerbangan MAX pada tahun 2019, sedang mempertimbangkan apakah akan mengambil tindakan.

Pesawat MAX dilarang terbang di seluruh dunia selama 20 bulan setelah kecelakaan di Ethiopia dan Indonesia terkait dengan perangkat lunak kokpit yang dirancang dengan buruk.