Jika Menang Pilpres, Trump akan Tarik Keanggotaan AS dari NATO
Beberapa mantan penasihat Donald Trump memperingatkan bahwa Trump akan berusaha untuk menarik keanggotaan Amerika Serikat (AS) dari aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) jika ia memenangkan masa Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.
Jim Sciutto dalam buku "The Return of Great Powers" mengutip pernyataan seorang mantan pejabat senior AS, yang pernah menjabat di pemerintahan Trump dan Biden. "Ia mengatakan kepada saya bahwa jika Trump mengalahkan Joe Biden pada November, AS akan keluar dari NATO," ujarnya. Buku Jim Sciutto itu akan terbit pada 12 Maret mendatang.
"NATO akan berada dalam bahaya. Saya pikir dia (Trump) akan mencoba untuk keluar," ujar John Bolton, mantan penasihat keamanan nasional Trump, seperti dikutip CNN.com, Selasa (13/2).
Jenderal (Purnawirawan) John Kelly, yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf Gedung Putih untuk Trump, mengatakan penghinaan Trump terhadap komitmen keamanan AS meluas ke perjanjian pertahanan bersama dengan Korea Selatan dan Jepang.
"Intinya, dia sama sekali tidak melihat ada gunanya NATO," kata Kelly dalam buku itu. Menurutnya, Trump sangat menentang penempatan pasukan di Korea Selatan ataupun penempatan pasukan di Jepang, sebagai kekuatan penangkal.
"Dia pikir (Vladimir) Putin adalah orang yang baik dan Kim (Jong Un) adalah orang yang baik yang telah mendorong Korea Utara ke sudut," kata Kelly. Menurut Trump, AS lah yang memaksa Putin dan Kim Jong Un untuk melakukan serangan terhadap negara lain. "Jika kita tidak memiliki NATO maka Putin tidak akan melakukan hal-hal ini," kata Kelly mengutip pernyataan Trump waktu itu.
Anggota senior pemerintahan yang diwawancarai Sciutto untuk buku ini juga merinci bagaimana Trump nyaris menarik AS dari aliansi tersebut pada masa jabatan pertamanya dan memperingatkan bahwa ia mungkin akan melangkah lebih jauh dalam waktu dekat. Padahal, NATO merupakan landasan utama keamanan Barat melawan Rusia.
"Partai Demokrat dan media tampaknya telah lupa bahwa kita mengalami empat tahun perdamaian dan kemakmuran di bawah Presiden Trump, namun Eropa mengalami kematian dan kehancuran di bawah Obama-Biden dan sekarang lebih banyak kematian dan kehancuran di bawah Biden," ujar juru bicara kampanye Trump, Jason Miller, kepada CNN.
"Presiden Trump membuat sekutu-sekutu kita meningkatkan pengeluaran NATO mereka dengan menuntut mereka membayar, namun Joe Biden kembali membiarkan mereka mengambil keuntungan dari pembayar pajak Amerika. Ketika Anda tidak membayar pengeluaran pertahanan Anda, Anda tidak perlu heran jika Anda mendapatkan lebih banyak perang."
Trump Hampir Membuat AS Keluar dari NATO pada 2018
Inti dari NATO yang diabadikan dalam Pasal 5 dari perjanjian tersebut adalah janji pertahanan kolektif - bahwa serangan terhadap satu negara anggota merupakan serangan terhadap semua negara dalam aliansi tersebut. Trump telah lama mengeluhkan jumlah yang dibelanjakan anggota NATO untuk pertahanan dibandingkan dengan AS.
Dalam "The Return of Great Power," beberapa penasihat menceritakan secara rinci bagaimana Trump hampir saja mengeluarkan AS dari NATO pada KTT aliansi tersebut di Brussels pada 2018.
"Dia selalu mengomel, mengoceh, dan melompat-lompat. Sering kali dia merasa lebih pintar dari mereka," ujar Kelly, menggambarkan pola pikir Trump di Brussels.
Kelly mengatakan bahwa dia mencoba menjelaskan pentingnya NATO kepada Trump dengan cara yang dia yakini akan dimengerti oleh presiden. Pendekatan Kelly melibatkan kombinasi antara menjelaskan apa yang sebenarnya mungkin dilakukan dan apa yang mungkin membuatnya terlihat buruk. Dalam kasus penarikan diri dari NATO, Kelly mencoba menyampaikan kepada Trump bahwa kedua hal itu berlaku.
Namun, pada KTT tersebut, Trump tetap bertahan. Seorang mantan pejabat senior AS mengatakan kepada saya bahwa Trump mengeluarkan perintah kepada Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley dan Menteri Pertahanan Mark Esper agar AS menarik diri dari NATO. Meskipun dengan keras menentang langkah tersebut. Mereka menganggap arahan presiden sebagai "perintah yang sah" dan menyusun rencana untuk melaksanakan penarikan diri.
Bolton mengenang KTT 2018 dengan rasa takut yang tulus. "Sejujurnya, itu menakutkan karena kami tidak tahu apa yang akan dia lakukan sampai menit terakhir. Saya pikir, dia hanya mengatakan bahwa dia akan keluar dari NATO dan kemudian menariknya kembali," kata Bolton.