Amerika Serikat Luncurkan Bantuan ke Palestina Lewat Udara

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.
Ilustrasi. Seorang pengunjuk rasa meletakkan sepatu yang menyimbolkan tewasnya ribuan anak di Gaza saat aksi bela Palestina di depan Kedubes Amerika Serikat, Jakarta, Senin (15/1/2024). Dalam aksinya, mereka menyerukan dihentikannya serangan Israel kepada warga Palestina.
Penulis: Dini Pramita
3/3/2024, 10.27 WIB

Amerika Serikat melancarkan misi kemanusiaan pertama kalinya lewat udara pada Sabtu (2/3/2024). Tiga pesawat militer AS dikerahkan untuk mengirim lebih dari 38 ribu kotak makanan.

Mengutip Reuters, bantuan dikirimkan ke kantong-kantong wilayah yang menurut PBB dihuni oleh 576 ribu masyarakat Palestina yang di ambang kematian akibat kelaparan. Pasukan Yordania juga ikut terlibat dalam misi pengiriman kotak-kotak makanan tersebut.

Gedung Putih mengatakan peluncuran bantuan makanan ini menjadi upaya Negeri Paman Sam untuk memecahkan krisis pangan di Gaza yang mengancam ratusan ribu nyawa penduduk Palestina. Seorang pejabat Washington mengatakan pengiriman tersebut akan berlanjut sembari menunggu kesepakatan gencatan senjata.

Presiden AS Joe Biden mengatakan Amerika Serikat akan berbuat lebih banyak untuk menyalurkan bantuan lebih besar ke Gaza dan mempertimbangkan pengiriman bantuan melalui jalur laut setelah serangan Israel terhadap ratusan rakyat sipil Palestina yang tengah mengantre makanan. "Amerika Serikat perlu berbuat lebih banyak, kami akan berbuat lebih banyak," kata dia.

Serangan Israel Menjelang Perundingan di Mesir

Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan sedikitnya 25 orang tewas di Rafah pada Sabtu dan Minggu pagi, termasuk 11 warga Palestina yang tewas ketika serangan udara Israel menghantam tenda dekat rumah sakit dan 14 lainnya dalam satu keluarga, termasuk lima anak-anak. Insiden ini terjadi setelah pasukan Israel menembaki ratusan penduduk Gaza yang sedang menyerbu truk berisi bantuan makanan pada Kamis (29/2/2024).

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan setidaknya 118 orang tewas dalam serangan ini. Berdasarkan data pemerintah Palestina per 28 Februari 2024, sebanyak 30.365 jiwa rakyat Palestina meregang akibat serangan Israel. Serangan-serangan Israel yang belum mereda hingga Minggu (3/3/2024) menambah panjang daftar korban jiwa dari sisi Palestina.

Tindakan Israel ini mendapatkan kecaman keras dari dunia karena menargetkan rakyat sipil. Negara-negara Liga Arab mengutuk Israel dan menganggap Israel mengabaikan darah warga Palestina demi melancarkan perluasan siklus kekerasan. Sedangkan Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borell mengatakan serangan Israel tersebut merupakan pembantaian yang sangat buruk.

Israel juga dilaporkan menyerang fasilitas kesehatan yang berada di dekat kamp-kamp pengungsian. Sebelumnya pada 22 Februari 2024, Israel kembali menyerang RS Nasser (Nasser Hospital), yang merupakan rumah sakit terbesar di Gaza yang masih beroperasi dan menjadi fasilitas kunci bagi penduduk Gaza. Serangan demi serangan terhadap fasilitas kesehatan ini menambah intensitas jumlah dan fatalitas serangan Israel terhadap fasilitas kesehatan di Gaza. 

Peluang Keberhasilan Perundingan Mesir

Amerika Serikat menuntut Israel mengadakan penyelidikan yang jujur terhadap serangan tersebut. Mengutip Reuters, sumber dari Gedung Putih menyatakan Biden telah menghubungi pemimpin Qatar dan Mesir untuk membahas kemungkinan percepatan gencatan senjata dilakukan.

Menurut sumber tersebut, kerangka kerja untuk kesepakatan gencatan senjata enam minggu sudah ada, dengan persetujuan Israel, dan bergantung pada persetujuan kelompok militan Hamas untuk membebaskan sandera. Israel mengklaim Hamas telah menyandera 134 warga Israel.

Wakil Presiden AS Kamala Harris disebut-sebut akan bertemu dengan anggota kabinet perang Israel Benny Gantz di Gedung Putih pada hari Senin (4/3/2024). Dalam pertemuan tersebut, Harris akan mendiskusikan kesepakatan mengenai pembebasan sandera sebagai syarat Israel untuk melakukan gencatan senjata sementara, penjaminan keselamatan bagi rakyat Palestina dan peningkatan skala bantuan secara signifikan di wilayah konflik.

Pejabat Gedung Putih itu menyebutkan Harris akan menyampaikan keprihatinannya atas keselamatan 1,5 juta orang di Rafah. Terlebih, PBB menyatakan seperempat populasi di wilayah itu berada di ambang kelaparan parah.

Dalam pernyataan resmi, Presiden AS Joe Biden mengatakan dia berharap gencatan senjata akan terjadi menjelang bulan puasa Ramadhan, yang dimulai pada 10 Maret mendatang. Ia menyebutkan Israel kehilangan dukungan atas pemboman dan serangan membabi-buta pasukan Israel di Gaza dan mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk berubah.

Biden menyebutkan Amerika memahami tekanan internasional untuk melakukan gencatan senjata dan memfasilitasi bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza yang putus asa semakin meningkat.

Menurut sumber Reuters, Israel dan Hamas telah bernegosiasi secara tak langsung melalui mediator yang dipilih antara lain Mesir dan Qatar. Dua sumber keamanan Mesir mengatakan delegasi dari kedua belah pihak diperkirakan berada di Kairo pada hari Minggu untuk melanjutkan perundingan tidak langsung.

Namun surat kabar Ynet Israel mengutip seorang pejabat senior yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa Israel tidak akan mengirim delegasi ke Kairo sampai negara tersebut menerima daftar lengkap sandera yang masih hidup.