Uni Eropa (UE) menegaskan komitmennya untuk terus terlibat dalam kerja sama global terkait isu air di Forum Air Sedunia atau World Water Forum (WWF) ke-10, yang akan digelar dari 18-25 Mei 2024 di Bali. Sejumlah perwakilan UE akan menghadiri forum, yang mengangkat tema "Air untuk Kemakmuran Bersama" tersebut.
"Prioritas UE adalah mempercepat tindakan global untuk mengatasi krisis air, yang disebabkan oleh permintaan yang berlebihan, kesalahan pengelolaan, dan dampak perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi," seperti dikutip dari rilis EU, Jumat (17/5)
Uni Eropa akan menekankan pentingnya ketahanan air sebagai kunci untuk mencegah dan mengatasi krisis kesehatan, pangan, dan energi saat ini dan di masa depan. Negara-negara Eropa juga berupaya menunjukkan komitmen terhadap solusi berbasis alam guna memastikan pasokan air yang berkelanjutan.
Di forum tersebut, UE akan bergabung dalam inisiatif Tantangan Air Tawar, yang diluncurkan pada Konferensi Air PBB tahun lalu. Inisiatif tersebut bertujuan untuk mempercepat restorasi 300 ribu km sungai yang tercemar dan 350 juta hektare lahan basah yang terdegradasi pada 2030.
Mereka juga akan mendukung kerja sama terkait air di tingkat global dengan meluncurkan inisiatif baru dengan International Network of Basin Organisations (Jaringan Internasional Organisasi Daerah Aliran Sungai) yang mendukung pembelajaran di antara Organisasi-organisasi Daerah Aliran Sungai dan Danau.
Berdasarkan pengalaman UE, aksi tersebut akan dapat memperkuat kerangka kelembagaan, kapasitas SDM, sarana perencanaan dan implementasi di antara organisasi-organisasi wilayah sungai di seluruh dunia.
Partisipasi UE di WWF juga untuk menekankan komitmen mereka untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB, terutama SDGs nomor 6 yaitu memastikan ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua pada 2030.
Uni Eropa juga ingin menjadikan air sebagai prioritas dalam agenda politik global dan untuk menjaga momentum Konferensi Air PBB yang digelar pada 2023, yang mana para pemimpin dunia berkomitmen mempercepat aksi untuk mewujudkan air dan sanitasi yang bersih untuk semua pada 2030.
Lebih lanjut, UE juga akan menunjukkan dukungannya terhadap pengembangan sistem informasi air sebagai alat mendasar untuk menyediakan informasi yang lebih komprehensif dan berharga untuk pengelolaan sumber daya air dan pengambilan keputusan.
"UE memandang kerja sama perairan sebagai sarana perdamaian, keamanan, dan stabilitas regional. Pengelolaan sumber daya air terpadu memungkinkan kami untuk memperkuat kerja sama lintas sektoral dengan mitra kami," kata Duta Besar UE untuk Indonesia Denis Chaibi.
Dia juga mengatakan bahwa UE memiliki banyak pengalaman dan alat yang dapat digunakan, dan ingin dimanfaatkan dengan baik melalui Jaringan Internasional Organisasi Daerah Aliran Sungai hingga jaringan pertukaran teknis dan kelembagaan antar organisasi daerah aliran sungai. Inisiatif tersebut merupakan bagian dari pendekatan yang lebih luas dalam penerapan Global Gateway