Presiden Vladimir Putin menyebut Rusia sedang meningkatkan persenjataan nuklir secara nasional guna menjaga keseimbangan kekuatan global. Namun demikian,
Informasi dari kantor berita Rusia Tass yang diterjemahkan Google menyebut bahwa Kremlin siap untuk menggelar diskusi internasional yang luas mengenai isu-isu penting, termasuk persenjataan nuklir. Putin membuka peluang diskusi dengan Organisasi Kerja Sama Shanghai, CIS, EAEU, BRICS, dan internasional lainnya., t termasuk negara-negara Eropa dan NATO.
“Tentu saja, ketika mereka siap untuk ini,” ujar Putin, seperti dikutip dari CNBC.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov sebelumnya telah memberi isyarat bahwa kesediaan Rusia untuk mengadakan pembicaraan keamanan dengan AS secara khusus bergantung pada diskusi simultan mengenai perang di Ukraina.
“Kami terbuka untuk berdialog, namun untuk dialog yang luas dan komprehensif yang mencakup semua dimensi, termasuk dimensi terkait konflik di sekitar Ukraina, keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik ini,” kata Peskov.
Komentarnya muncul sebagai tanggapan terhadap kemungkinan mengadakan pembicaraan dengan Washington mengenai risiko nuklir selain konflik Ukraina. CNBC menghubungi Departemen Luar Negeri AS untuk menanyakan apakah Gedung Putih bersedia melakukan negosiasi mengenai persyaratan ini. Namun belum mendapatkan konfirmasi.
Rusia sejauh ini terisolasi dari diplomasi yang dipimpin Barat untuk menyelesaikan konflik dengan Kyiv – dan baru-baru ini tidak diundang ke KTT Perdamaian di Ukraina, pada 15-16 Juni.
Pejabat senior keamanan Rusia Dmitry Medvedev secara terpisah mengatakan dalam pembaruan Telegram yang diterjemahkan Google bahwa pembicaraan mengenai perjanjian baru mengenai pembatasan senjata nuklir dengan AS hanya mungkin terjadi setelah Washington tidak lagi memasok senjata ke Ukraina dan memblokir masuknya negara tersebut ke NATO.