Mantan Presiden Korea Selatan, Moon Jae In ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyuapan pada Senin (2/9). Kasus yang menjerat Moon berawal dari dugaan mantan menantunya, Seo, menerima perlakukan istimewa saat mendapat pekerjaan di maskapai penerbangan Thai Eastar Jet.
Mengutip media setempat Koreaherald, ada dugaan pekerjaan untuk Seo diberikan lantaran Moon menunjuk Lee Sang Jik, pemilik maskapai yang juga merupakan seorang politikus mengisi sebuah jabatan di kursi pemerintahan. Status Moon itu teridentifikasi dalam surat penggeledahan dari Kejaksaan Tinggi Korsel pada Jumat (30/8).
Penyelidikan hingga penggeledahan ditangani Divisi Kriminal 3 Kantor Kejaksaan Distrik Jeonju. Penggerebekan di rumah anaknya itu terjadi setelah adanya laporan berkaitan dengan adanya perekrutan Seo di Thai Eastar Jet pada 2020 lalu. Adapun saat ini Seo telah bercerai dengan Da Hye, putri Moon.
Lee yang mendirikan maskapai itu merupakan anggota dua periode Partai Demokrat. Kala itu, Partai Demokrat tengah berkuasa.
Pada Maret 2018, saat Moon masih menjabat sebagai presiden, Lee diangkat menjadi presiden Kosme. Beberapa bulan setelahnya yakni pada Juli, Seo bergabung dengan unit Eastar di Thailand.
Dugaan keterlibatan kantor kepresidenan terkait pengangkatan Lee muncul lantaran dasar Seo yang minim pengalaman serta kesulitan finansial perusahaan. Dugaan jaksa, pengangkatan Lee kemungkinan telah diputuskan selama pertemuan informal sekretaris presiden pada akhir 2017.
Berdasarkan dokumen tuntutan pengadilan, keluarga putrinya dibiayai olehnya untuk beberapa waktu, dan berhenti ketika Seo bekerja di Thai Eastar Jet. Jaksa menaksir Seo menerima total 223 juta won atau sekitar Rp 2,5 miliar dalam bentuk gaji dan biaya relokasi ke Thailand antara Juli 2018 - April 2020.
Seo sendiri telah diperiksa sebanyak tiga kali tahun ini sebagai saksi, namun ia tetap memilih untuk diam dan tidak memberikan kesaksian. Selain itu, Cho Hyun-ock, mantan sekretaris senior presiden untuk urusan personalia di bawah pemerintahan Moon, juga telah ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan penyalahgunaan kekuasaan terkait kasus ini.
Beberapa mantan pejabat kantor kepresidenan lainnya juga turut diperiksa, termasuk Im Jong-seok, mantan kepala staf di bawah pemerintahan Moon. Kasus ini memicu reaksi yang berbeda dari partai-partai politik di Korea Selatan.
Juru bicara Partai Kekuatan Rakyat (PPP), Jeong Kwang-jae, menegaskan bahwa semua warga negara harus diperlakukan sama di depan hukum, termasuk Moon Da-hye. Di sisi lain, kritik muncul dari pihak oposisi, yang menilai bahwa penyelidikan ini bermotif politik.
Beberapa mantan pembantu Moon, termasuk Im Jong-seok dan Cho Kuk, menuduh bahwa penyelidikan ini bertujuan untuk mengalihkan perhatian publik dari kecurigaan yang melibatkan Presiden Yoon Suk Yeol dan Ibu Negara Kim Keon-hee. Tuduhan ini semakin diperkuat dengan adanya pencarian di rekening bank milik Moon dan istrinya.
Sebanyak 37 anggota parlemen dari Partai Demokrat, banyak di antaranya adalah mantan pembantu Moon, mengutuk tindakan kejaksaan yang mereka anggap sebagai balas dendam politik. Mereka memperingatkan bahwa tindakan ekstrem ini hanya akan memperburuk krisis yang dihadapi pemerintahan saat ini dan memicu kemarahan publik yang lebih besar terhadap kantor kepresidenan di Yongsan.