Macron Peringatkan PM Israel: Perang Gaza dan Lebanon Tak Menguntungkan Israel
Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa pasokan senjata ke Israel dan kelanjutan konflik di Gaza, serta perluasannya ke Lebanon, tidak menguntungkan rakyat Israel. Ia menyerukan gencatan senjata.
"Presiden mengatakan kepada Perdana Menteri Israel bahwa ia yakin waktunya telah tiba untuk gencatan senjata," demikian pernyataan Istana Kepresidenan Prancis Elysee dalam sebuah pernyataan resmi, seperti dikutip dari Antara.
Macron memastikan kepada Netanyahu bahwa Prancis akan terus mendukung dan menunjukkan solidaritas, antara kedua negara, serta seinginan untuk saling memahami.
Sehari sebelumnya, Macron menyerukan untuk menghentikan pasokan senjata ke Israel yang digunakan dalam operasi militer di Jalur Gaza. Ia menyebut langkah tersebut merupakan prioritas untuk menyelesaikan situasi di wilayah tersebut.
Namun, Perdana Menteri Israel menyebut usulan embargo senjata itu sebagai penghinaan dan menyatakan keyakinannya bahwa Israel akan mengalahkan kekuatan pro-Iran di kawasan itu tanpa bantuan dari negara-negara Barat. Prancis menganggap pernyataan perdana menteri Israel tersebut terlalu keras.
Sejak 1 Oktober, Israel telah melancarkan operasi darat melawan pasukan Hizbullah di selatan Lebanon dan terus melakukan serangan udara terhadap negara tetangga tersebut, menewaskan lebih dari seribu orang, termasuk para pemimpin Hizbullah, dengan lebih dari 90.000 orang menjadi pengungsi.
Meskipun mengalami kerugian, termasuk di jajaran komando, Hizbullah terus melakukan pertempuran darat dan tidak berhenti meluncurkan serangan roket ke wilayah Israel.
Adapun tujuan utama kampanye militer Israel itu dikatakan untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan bagi kembalinya 60.000 penduduk di utara yang dievakuasi akibat serangan yang diluncurkan oleh Hizbullah sejak setahun yang lalu sebagai dukungan terhadap gerakan Palestina, Hamas.