Donald Trump Menang Pilpres AS, Perang di Ukraina Diprediksi Cepat Berakhir

ANTARA FOTO/REUTERS/Octavio Jones/AWW/dj
Octavio Jones Mantan Presiden AS Donald Trump berbicara pada Konferensi Aksi Politik Konservatif di Orlando, Florida, Amerika Serikat, Minggu (28/2/2021).
8/11/2024, 18.51 WIB

Politisi Partai Republik, Donald Trump, menang dalam pemilihan presiden atau Pilpres Amerika Serikat (AS) dengan mengantongi dukungan 277 suara elektoral per tanggal 6 November 2024.  Kemenangan Trump dalam episode Pilpres kali ini diprediksi mengubah secara drastis kebijakan politik luar negeri AS.

Salah satunya adalah sikap Negeri Abang Sam dalam konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina. Direktur Pusat Kajian Wilayah Amerika Serikat (AS) Universitas Indonesia (UI), Suzie Sudarman, berpendapat, Trump bakal mengurangi peran militer AS dalam krisis di Ukraina.

Menurut Suzie, Trump melihat keterlibatan AS di konflik Rusia-Ukraina cenderung merugikan, terutama pada anggaran negara. "Trump akan mengurangi keterlibatan AS di Ukraina," kata Suzie saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Jumat (8/11).

Trump juga bakal mengurangi keterlibatan militer AS di Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) nantinya. "NATO terlalu banyak dibayar oleh AS, sehingga AS kurang menyejahterahkan rakyat," ujarnya.

Selain karena faktor anggaran, keputusan Trump untuk mengurangi keterlibatan militer AS ke sejumlah wilayah konflik juga dipicu oleh keinginannya jadi antitesa dari pemerintahan sebelumnya.

Keputusan Trump nantinya bakal berseberangan dengan langkah Presiden Joe Biden. Biden pernah memberi izin kepada Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia di daerah Kharkiv dengan senjata yang dipasok dari AS.

Alasan Joe Biden Mundur dari Pilpres AS (Voi.id)

Donald Trump pun mengklaim dirinya dapat menyelesaikan konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina melalui dialog dengan Presiden Volodymyr Zelensky dan Presiden Vladimir Putin untuk mencapai suatu kesepakatan.

Trump enggan menjelaskan soal hasil kesepakatan apa yang ia rancang ke depannya. Namun kemungkinan besar kesepatan itu akan mendorong Ukraina untuk menyerahkan wilayahnya kepada Rusia.

Laporan The News York Times pada 27 September lalu menuliskan, Trump melihat ketegangan antara Rusia dan Ukraina merupakan perselisihan dua negara yang berniat untuk mencari kesepakatan yang adil.

"Saya yakin Presiden Putin ingin perang ini berakhir," kata Trump dalam sesi debat calon presiden pada September lalu.

Pada kesempatan tersebut, Trump menolak untuk mengatakan bahwa dirinya menginginkan kemenangan Ukaina. Dia mengatakan upaya mengakhiri perang secepapatnya lebih penting daripada siapa yang menang. "Ini adalah kepentingan terbaik AS untuk menyelesaikan perang ini dan menyelesaikannya," ujarnya.

Lebih jauh, Trump turut melontarkan kritik kepada Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan enggan mengirimkan bantuan militer lebih lanjut ke Ukraina.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu