Gebrakan Kreativitas Musisi Indonesia Menghadapi Virus Corona

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Ilustrasi. Perajin menyelesaikan pembuatan gitar di sentra produksi gitar rumahan Arya Guitar Custom di kawasan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/3/2020).
Penulis: Muchamad Nafi
18/4/2020, 09.42 WIB

Pandemi virus corona menjadi tragedi kemanusiaan global. Hingga kemarin, 2,24 juta orang di dunia positif terjangkiti Covid-19, di antaranya 153,8 ribu orang meninggal. Jumlah di Tanah Air setiap hari pun makin besar. Indonesia menjadi negara nomor satu di Asia Tenggara dengan 5.923 kasus positif.

Di balik kepiluan tersebut, ada hal-hal yang mencerahkan jiwa, salah satunya datang dari para musisi Indonesia. Mereka tertantang kreativitasnya dalam merangkai syair dan nada menjadi lagu-lagu yang menebar optimisme di tengah pandemi.

Sederet penyanyi mulai dari grup musik Project Pop sampai Anisa Rahman -Nissa eks Sabyan- merilis lagu bertema virus corona. Pengamat musik Benny Hadi Utomo, yang akrab disapa Bens Leo, melihat fenomena tersebut sebagai bentuk kepedulian para musisi atas pandemi corona di negeri ini. “Termasuk para musisi, penyanyi, dan clip maker di mana tiga kelompok pekerja seni ini jadi kesatuan kerja kreatif,” kata Bens kepada Antara pada Jumat (17/4).

Senada dengan Bens, pengamat musik Stanley Tulung menilai fenomena tersebut sebagai ekspresi kepedulian para musisi. Baginya, jiwa seniman tidak bisa dikekang. Bahkan, saat ada imbauan pemerintah untuk tetap di rumah, mereka membuat lagu terkait pandemi Covid-19.

Sebagai contoh lagu Sandy Canester yang mengimbau agar masyarakat tetap di rumah saja sejalan dengan program pemerintah untuk menghambat penyebaran pandemi corona. “Ini harus kita hargai, bagian dari kreativitas yang memang akan terus berkembang dan tidak bisa berhenti” kata Stanley.

Dari Project Pop hingga Rhoma Irama

Awal Maret lalu, penyanyi dangdut asal Banyuwangi Alvi Ananta membawakan lagu berjudul “Corona”. Lagu ini sempat dihujat banyak orang lantaran syairnya dianggap tidak sensitif dan menyakiti banyak orang.

Di sana dia mempelesetkan corona menjadi c(k)omunitas rondo merana (komunitas janda merana). Alvi Ananta dan manajemen label rekaman PT Samudera Record kemudian meminta maaf kepada publik dan menghapus video klip yang sudah tayang di YouTube itu.

Beberapa waktu berselang, sejumlah musisi kemudian membuat lagu corona dengan syair lagu yang mengedukasi dan mengajak bersikap optimistis. Project Pop, pada akhir Maret merilis “Gara-gara Corona” yang merupakan parodi lagu mereka sendiri “Gara-gara Kahitna” (2013).

Sudah menjadi khas Project Pop, lirik lagu “Gara-gara Corona” memiliki kesan banyolan dan ceria. Namun tetap mengedukasi dengan mengajak pendengar lagu untuk tetap di rumah selama pandemi, menjaga kesehatan, kebersihan, dan harus selalu gembira.

Tak mau kalah, grup musik legendaris yang kerap menyanyikan lagu-lagu religi Bimbo juga berkreasi mengangkat tema corona. Lagu berjudul “Corona” itu ditulis oleh Syam Bimbo, Acil Bimbo, dan Jaka Bimbo.

(Baca: Kiprah Glenn Fredly Lawan Pembajakan di Industri Musik)

Menurut Bimbo lagu tersebut dibuat khusus untuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Ternyata lagu itu sudah tersebar di media sosial, dan sempat viral karena mereka dianggap sudah memprediksikan bencna ini bertahun-tahun lalu. Bimbo mengajak pendengar untuk berkontemplasi mengenai makna di balik wabah corona, yakni ada hikmah takdir Tuhan.

Rhoma Irama juga menciptakan lagu berjudul “Virus Corona”. Sang Raja Dangdut itu memberikan semangat dan mengajak masyarakat untuk melakukan introspeksi serta mengambil hikmah dari wabah yang sedang terjadi. “Dalam setiap bencana yang melanda, hanya kepada Tuhan lah kita memohon perlindungan,” kata Rhoma Irama lewat akun YouTube GP Records.

Lagunya diaransemen dengan tempo lambat dan dibalut dengan alunan nada yang sedih. “Mari kita jaga kesehatan serta, yang utama, banyak berdoa agar musibah ini segera berlalu dan kita bisa mengambil hikmah daripadanya,” kata Rhoma Irama.

Sementara itu, penyanyi yang karya-karyanya langganan menjadi trending di YouTube, Anisa Rahman, meluncurkan dua single religi. Judul lagu eks grup Sabyan Gambus itu “Berakhir dalam Taubat” dan “Li Khamsatun: Antara Azab dan Ujian”.

Melalui lagu “Li Khamsatun” karya gitaris band Blackout Ega HQ ini, pendengar diajak kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk senantiasa berdoa dan mematuhi imbauan pemerintah agar tetap di rumah. Juga mengenakan masker saat keluar rumah, menjaga jarak fisik dan sosial, serta tidak mudik.

Anisa dan tim melakukan rekaman kedua lagu religi di tengah pandemi Covid-19. Dia bersyukur tak ada kendala dalam proses produksi. “Saya dan tim masih bisa berkarya seperti menciptakan lirik lagu lalu mengemas dengan musiknya walau dalam situasi pandemi corona,” kata Anisa dalam keterangan pers.

Ilustrasi. KONSER SABYAN DI JAMBI (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

Berbeda dari para musisi sebelumnya, Ferdy Tahier dan Lucky Widja yang dikenal sebagai vokalis Element Reunion, merilis lagu berjudul “Buka Hatimu Dunia”. Mereka hendak memberi semangat para pekerja medis dan masyarakat yang masih terpaksa mencari nafkah di tengah pandemi virus corona.

(Baca: Kisah Miris Para Tenaga Medis Lombok Menangani Covid-19)

“Agar kita mengingat bahwa kita tidak sendiri menghadapi wabah,” kata Ferdy Tahier. “Sebagian dari kita juga ada yang mencari nafkah dengan cara meninggalkan rumah dan juga ada yang sebagian profesinya adalah membantu orang yang sedang sakit akibat wabah ini.”

Komposisi musik “Buka Hatimu Dunia” dibuat sangat simpel dan minimalis. Keduanya berharap single ini mudah dinyanyikan oleh seluruh masyarakat di Indonesia, dan mampu menyerukan hati bagi seluruh masyarakat yang sedang berduka.

Ferdy juga mengajak masyarakat luas untuk turut memerangi Covid-19 melalui kampanye media sosial dengan tagar #dirumahaja #staystrong #Bukahatimudunia #Kopijujurlawancorona, serta berdonasi melalui kitabisa.com/bukahatimudunia. “Untuk aksi donasi yang ditujukan kepada para penjaga garis depan negara dalam menghadapi wabah bencana ini,” ujarnya.

Pengamat musik Stanley Tulung mengatakan, wabah corona seolah-olah sudah mematikan industri hiburan Tanah Air. Pandemi corona memang seperti ‘kiamat’ buat dunia musik, bisa dibilang sedang tiarap. Namun para musisi Indonesia masih sangat kreatif menciptakan karya lewat platform-platform online.

“Beberapa teman tetap ngamen melalui media sosial di Instagram dan Facebook dari rumah,” kata dia. “Bahkan beberapa teman musisi seperti Indra Lesmana, Indro Hardjodikoro, Balawan, Erwin Gutawa, Utox semakin kreatif dengan membuat jam session jarak jauh di akun media sosial mereka.”

Selain membuat lagu secara mandiri, para musisi juga ada yang berkolaborasi menyanyikan lagu yang terinspirasi dari pandemi corona.

Kolaborasi Merilis Lagu “Menjaga Dunia”

Sebanyak 16 musisi merilis lagu kolaborasi. Mereka di antaranya Rian “d'Masiv”, Anji, Judika, Titi DJ, Lala Karmela, Vidi Aldiano, Pamungkas, dan Rizky Febian. Lalu ada Cita Citata, Ilham “HIVI!”, Neida “HIVI!”, Claudia Emmanuela, Ifan “Govinda”, serta musik dari Ade dan Jeje “Govinda”, dan Dimas Joey.

Ade selaku pencipta lagu dan produser mengatakan “Menjaga Dunia” cukup berbeda dari tema lagu yang dipersembahkan untuk Covid-19. Sebab, ia membuatnya lebih lembut dan ditambah dengan bumbu percintaan.

Ilustrasi. HEALTH-CORONAVIRUS/USA (ANTARA FOTO/REUTERS/Lindsey Wasson/hp/cf)

“Lagu tentang Covid-19 udah banyak dan bagus-bagus. Ini kita bikin lebih ada cinta-cintaan-nya kayak orang yang pacaran jaga jarak dan lainnya,” kata Ade dalam jumpa pers melalui Zoom, Senin lalu.

Semua musisi yang terlibat melakukan proses rekaman di tempat yang berbeda. Hasil rekaman dari masing-masing musisi dikirimkan melalui email. Setelah semua vokal dan musik terkumpul, barulah Ade menggabungkannya menjadi satu.

Bagi Titi DJ dan Anji, rekaman seperti ini adalah hal baru. Menurut mereka, ternyata dalam suasana yang serba terbatas hal apapun tetap dapat dilakukan dengan maksimal. “Saya udah lama di industri musik tapi ternyata ada hal baru yang saya pelajari,” ujar Titi.

Lagu Santai Lebih Dinikmati

Spotify menyebutkan lagu “santai” lebih dinikmati di masa karantina mandiri. Perusahaan itu juga melaporkan lebih banyak orang menggunakan gawai di rumah untuk mendengarkan musik, seperti komputer, TV, pelantang pintar atau smart speaker, dan konsol game.

Pendengar mulai condong mendengarkan daftar lagu yang asyik untuk memasak dan bekerja di rumah ketimbang yang cocok dinikmati saat berkumpul beramai-ramai. Podcast pun semakin diminati.

(Baca: Saingi Spotify, Aplikasi Streaming Musik Milik TikTok Rambah Indonesia)

Sejalan dengan semakin banyak orangtua yang bekerja di rumah, Spotify mencatat ada peningkatan streaming musik dan podcast untuk anak dan musik khusus untuk membantu anak tertidur.

Mengikuti anjuran dari pihak berwenang untuk menjaga jarak aman dari orang lain, Spotify melaporkan lagu “Don't Stand So Close to Me” dari The Police yang terkenal pada tahun 1980 semakin banyak didengarkan. Peningkatannya 135 persen dalam beberapa pekan terakhir.

Reporter: Antara