Pandemi Covid-19 mengubah kebiasaan masyarakat menghabiskan waktu luang. Untuk menghindari transmisi virus, masyarakat tetap harus melakukan pembatasan sosial hingga saat ini. Hal ini menyebabkan munculnya tren baru masyarakat menikmati waktu senggangnya.
Diskusi kelompok Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan pakar dan ahli di bidang wisata telah memprediksi tren beraktivitas di wisata alam meningkat selama pandemi. Koordinator Pemasaran Pariwisata Regional I Area I Kemenpar Taufik Nurhidayat juga mengatakan hal serupa.
Selain wisata alam, staycation atau berlibur hanya di hotel dan workation atau bekerja di hotel menjadi pilihan bagi masyarakat. Taufik juga mengatakan bahwa perjalanan darat diminati oleh keluarga saat ini.
“Selain tren staycation, nanti travelling di alam seperti adventure, menunjungi geo site, healing teraphy, dan outdoor activities juga diprediksi menjadi tren mendatang,” ujar Taufik seperti dikutip dari Antara, Sabtu, (27/03).
Pola perjalanan ke depannya akan berubah. Masyarakat cenderung menghindari menghabiskan waktu bergerombol, sehingga perjalanan individu menjadi pilihan.
Melihat pola kebiasaan melancong yang baru, Taufik berharap pelaku usaha di sektor pariwisata dapat menyesuaikannya. Tentunya deengan memperhatikan dan memberlakukan protokol kesehatan dengan ketat.
Berwisata Aman di Alam
Untuk tetap aman menikmati waktu senggang dengan berlibur di alam, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat memberikan berbagai panduan. Sebelumnya, masyarakat perlu memahami beberapa hal penting, antara lain jika memang ingin berekreasi di wisata alam, masyarakat harus memilih lokasi yang dekat dari rumah.
CDC mengatakan bahwa bepergian ke wisata alam yang jauh dari rumah dapat menyebarkan transmisi virus dengan mudah. Sebab, besar kecenderungan orang yang bepergian untuk berhenti beristirahat. Ketika melakukan pemberhentian, kecenderungan bertemu orang lain dan menyentuh benda yang terkontaminasi virus akan semakin besar.
Selain itu, masyarakat perlu menghindari wisata alam yang ramai dan tidak menjaga jarak. Sebelum bepergian, CDC menyarankan masyarakat untuk memeriksa destinasi yang akan didatangi. Terdapat beberapa aspek penting yang harus diperhatikan seperti fasilitas kamar mandi dan protokol kesehatannya.
Di Indonesia ada laman Indonesia.go.id. Dalam laman itu, masyarakat diimbau untuk mengetahui daerah mana saja yang masuk ke dalam zona merah dan disarankan untuk mengunjungi wisata alam yang berada di wilayah zona hijau.
Lalu, CDC mengingatkan untuk tetap menjaga jarak minimal 1,8 meter dengan orang yang bukan anggota keluarga inti saat menjelajah wisata alam. Hindari berkerumun, khususnya dengan orang yang bukan merupakan keluarga inti. Yang tak kalah penting adalah selalu memakai masker, terutama saat sulit menjaga jarak seperti saat mendaki.
Selalu mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol 60% selama 20 detik, khususnya ketika harus pergi ke kamar mandi, sebelum makan, bersin, atau batuk. Ketika berada di luar rumah, jangan berbagi barang dengan orang yang bukan anggota keluarga inti. Jika merasa sakit, hindari pergi ke luar rumah meski ke area terbuka.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan