Mengenal Sejarah, Properti, dan Pola Lantai Tari Gambyong

pariwisatasolo.surakarta.go.id
Editor: Safrezi
12/11/2021, 09.37 WIB

Tari Gambyong berasal dari Surakarta, Jawa Tengah. Penarinya  terdiri dari 2 orang perempuan remaja yang memakai kostum kemben hijau, bawahan batik, dan selendang yang melingkar di pinggang. Tari gambyong diiringi gamelan jawa dan penyanyi (sinden).

Gambyong menjadi tarian hiburan dan penyambutan tamu kehormatan. Dahulu tarian ini ditampilkan di lingkungan keraton, lalu mengalami perkembangan sebagai pentas kesenian.

Mengutip dari Indonesia.go.id, tari gambyong mengalami perkembangan sehingga menghasilkan jenis tarian baru. Contoh tarian baru yaitu gambyong Sala Minulya, Ayun-Ayun, Gambir Sawit, Dewandaru, Mudhatama, Pangkur, dan Campursari.

Pola Lantai Tari Gambyong

Gerakan tari gambyong terdiri dari 3 bagian yaitu gerakan awal (maju beksan), gerakan utama (beksan), dan gerakan penutup (mundur beksan). Tarian dimulai ketika alunan gending pangkur yang menjadi nyanyian awal mengundang penari naik ke panggung.

Pola lantai tari gambyong menonjolkan gerakan kaki, tangan, tubuh, dan kepala. Gerakan dasar tarian ini adalah kepala dan tangan. Keunikan gerakan yaitu pandangan penari sering melihat jari tangan. Pergerakan kaki bergerak harmonis mengikuti alunan musik pengiring.

Tarian ini memiliki tempo lambat sehingga penari menampilkan gerakan lemah gemulai. Gerakan ini menggambarkan keindahan dan kelembutan seorang wanita.

Mengutip dari jurnal berjudul Kajian Estetis Koreografis Tari Gambyong Retno Kusumo Di Sanggar Soerya Soemirat Kota Surakarta, pola lantai gerakan adalah garis yang dilalui penari di atas lantai. Baris tari gambyong ada yang lulus dan ada yang lengkung.

Sementaar itu formasi penari beriringan yang memberi kesan kekuatan dan kebersamaan. Arah menghadap tarian ini yaitu ke samping, ke depan, dan kebelakang.

Properti Tari Gambyong

Properti tari gambyong terdiri dari desain kostum, tata pentas, tata rias, dan tata lampu. Pakaian penari gambyong memakai warna kalem yang disesuaikan isi cerita. Contohnya saja tari gambyong Jangkung Kuning mengambil cerita Timun Mas, maka kostum penari berwarna netral atau kalem.

Pakaian yang digunakan penari bernuansa kuning dan hijau. Kedua warna ini merupakan simbol kemakmuran dan kesuburan. Mengutip dari jurnal Koreografi Tari Gambyong Jangkung Kuning di Surakarta, kostum atau tata busana penari gambyong terdiri dari:

  1. Kain jumputan
  2. Kain jarik
  3. Sampur
  4. Stagen
  5. Kamisol
  6. Sanggul
  7. Subal
  8. Aksesoris bros
  9. Cundhuk jungkat
  10. Cundhuk mentul
  11. Gelang
  12. Kalung
  13. Giwang
  14. Bunga

Seni pertunjukan tari gambyong memakai tata rias sesuai karakter cerita. Contohnya tari gambyong jangkung kuning memakai tata rias garis wajah penari lebih tegas dan cantik. Tata rias penari gambyong jangkung kuning, memakai warna di kelopak mata memakai warna perpaduan coklat dan hitam.

Sementara itu properti yang dipakai tari gambyong Retno Kusumo adalah sampur. Alat ini merupakan kain panjang yang diikatkan di bagian perut.

Sejarah Tari Gambyong

Awal mula tari gambyong berasal dari seorang penari bernama Sri Gambyong pada abad ke-19. Penari tersebut mengangkat derajat tarian rakyat yang ditempilkan di istana Kasunan Surakarta. Sri Gambyong membawakan tarian tayub yang memukai penari lainnya.

Kemudian tarian tersebut ditampilkan di wilayah keraton Surakarta di era Paku Buwono (PB) IV. Tari gambyong kemudian mengalami inovasi dan adopsi. Dalam perkembangannya, munucl koreografi tari gambyong Pareanom tahun 1950 sampai 1993.

Tari gambyong pareanom ini menjadi tarian hiburan penyambutan tamu. Tarian ini memiliki perbahan bentuk estetis, keluwesan, dan kelincahan penari perempuan.

Tari Gambyong Pareanom di pura Mangkunegaraan berbeda dengan tari gambyong di luar pura. Perbedaan itu terletak pada kostum tari, dimana gambyong pareanom diluar tembok Mangkunegaran memakai kain wiran, kemben, sampur, dan sanggulnya bebas.

Makna Tari Gambyong

Tari gambyong ditampilkan ketika musim tanam dan panen padi. Tujuan tarian ini untuk kesuburan dan mendapat panen yang melimpah. Menurut tradisi di pulau Jawa Tengah dan Timur, tarian ini sebagai penghormatan untuk Dewi Sri sebagai simbol kesuburan.

Dewi Sri digambarkan dalam penari gambyong. Sebelumnya keraton Mangkunegara Surakarta mengubah ulang gerakan tari gambyong. Kini tarian ini ditampilkan untuk menyamut tamu kehormatan, kenegaraan, dan memeriahkan acara pernikahan.

Tari gambyong memiliki 3 fungsi seni pertunjukan yaitu untuk sarana upacara, hiburan, dan tontonan. Saran upacara, tarian ini digunakan untuk upacara tertentu seperti perkawinan, bersih desa, dan panan padi.

Kemudian fungsi upacara mengalami perkembangan untuk penampilan di acara resmi, pemukaan acara kegiatan, kongres, hingga festival seni.

Fungsi kedua yakni hiburan, tari gambyong ditampilkan ketika hari ulang tahun kenegaraan, pesta perkawinan, dan khitanan. Fungsi ketiga tontonan, tari gambyong disajikan untuk pementasan wayang, kethoprak, dan acara lomba.