Menjalani kehidupan dengan sederhana mungkin terlihat sulit di tengah hiruk pikuk masyarakat yang terus berkembang akibat modernisasi. Setiap hari selalu ada hal-hal baru, teknologi canggih, dan pembaharuan dalam berbagai bidang yang sulit untuk ditinggalkan.
Padahal, hidup sederhana memiliki banyak manfaat. Menjalani gaya hidup sederhana bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology menemukan hubungan antara materialisme (menilai harta benda dan uang) dan kesehatan fisik yang buruk.
Bebaskan diri Anda dari harta benda dan jalani hidup melalui lensa yang berbeda. Memilih hidup sederhana dapat mengurangi stres dan meningkatkanan waktu istirahat. Hidup sederhana dengan berfokus pada hal dasar dapat membawa lebih banyak kepuasan.
Melalui hidup sederhana, rasa syukur dengan apa yang Anda miliki dapat membantu untuk menjalani kehidupan dengan lapang dada. Sebagai inspirasi, berikut motivasi hidup sederhana dari para penulis.
- “Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat hanya tafsirannya.” ―Pramoedya Ananta Toer.
- “Hidup sederhana, apa adanya, adalah jalan tercepat untuk melatih hati di tengah riuh rendah kehidupan hari ini. Percayalah, memiliki hati yang lapang dan dalam adalah konkret dan menyenangkan, ketika kita bisa berdiri dengan seluruh kebahagiaan hidup, menatap kesibukan sekitar, dan melewati kebahagiaan hidup, bersama keluarga tercinta.” ―Tere Liye.
- “Keajaiban hadir dengan cara-cara yang sederhana. Pada matahari yang terbit setiap hari, pada warna sayap kupu-kupu, dan pada kekuatan cinta orang-orang terkasihmu.” ―Dian Syarief Pratomo.
- “Ada banyak hal-hal hebat yang tampil sederhana. Bahkan sepertinya, banyak momen berharga dalam hidup datang dari hal-hal kecil yang luput kita perhatikan. Karena kita terlalu sibuk mengurus sebaliknya.” ―Tere Liye.
- “Hidup bagi seorang bocah sangatlah sederhana, yang rumit kelak ketika ia dewasa.” ―Ilham Aidil.
- “Kadang sesuatu hadir begitu sederhana, sehingga kita enggan mengakuinya.” ― Ayu Utami.
- “Bagaimana mungkin kau tak percaya adanya kebetulan? Bagiku, kebetulan adalah cara sederhana manusia menyimpulkan rumus matematis Tuhan.” ― Aldani Putri.
- “Jangan anggap remeh si manusia, yang kelihatannya begitu sederhana; biar penglihatanmu setajam elang, pikiranmu setajam pisau cukur, perabaanmu lebih peka dari para dewa, pendengaran dapat menangkap musik dan ratap-tangis kehidupan; pengetahuanmu tentang manusia takkan bakal bisa kemput.” ―Pramoedya Ananta Toer.
- “Ilmu pengetahuan, Tuan-tuan, betapa pun tingginya, dia tidak berpribadi. Sehebat-hebatnya mesin, dibikin oleh sehebat-hebat manusia dia pun tidak berpribadi. Tetapi sesederhana-sederhana cerita yang ditulis, dia mewakili pribadi individu atau malahan bisa juga bangsanya. Kan begitu Tuan Jenderal?” ―Pramoedya Ananta Toer.
- “Ada banyak hal-hal hebat yang tampil sederhana. Bahkan sepertinya, banyak momen berharga dalam hidup datang dari hal-hal kecil yang luput kita perhatikan. Karena kita terlalu sibuk mengurus sebaliknya.” ―Tere Liye.
- “Bahagia itu sederhana, mampu mengambil hikmah dari cobaan orang lain, tidak harus menunggu cobaan menimpa kita” ―Nuci Priatni.
- “Bukankah kehadiranmu adalah hal paling sederhana yang bisa kau berikan untuk orang yang dihatimu?” ―Teddy W. Kusuma.
- “Aku membayangkan bahwa surga itu merupakan sebuah perkampungan sederhana yang di tengahnya terdapat perpustakaan besar dan berisi buku-buku dari berbagai zaman dan bangsa.” ―Jose Luis Borges.
- “Kebahagiaan itu sederhana, sujud syukurlah lima menit sehari atas apa yang kita peroleh.” ―Susilo Bambang Yudhoyono.
- “Kebudayaan yang benar dilahirkan di alam, sederhana, rendah hati, dan murni.” ― Masanobu Fukuoka.
- “Sesuai dengan diri kita, kita semua pura-pura lebih sederhana dari yang sebenarnya: inilah cara dimana kita dapat bersantai dari orang lain.” ―Friedrich Nietzsche.
- “Rumus yang paling sederhana menghadapi sesama: Perlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan.” ― Helvy Tiana Rosa.
- “Hanya pemuda sederhana. Yang kecemerlangannya muncul lewat senandung yang ia hafalkan, terlihat dalam cahaya yang terpancarkan dari sepasang mata. Kecemerlangan yang terlihat bagai matahari perlahan muncul, atau menghilang di kaki langit.” ―Sinta Yudisia
- “Mengapa orang-orang ini ingin membuat hal menjadi rumit bagi mereka? Ini adalah hidup yang mudah, seperti sebuah persoalan matematika yang sederhana; Resiko menyukai seseorang dan membiarkan dirimu dicintai hanya pantas diambil jika situasi berpihak padamu, tapi mereka dengan jelas tidak berpihak padamu.” ―Nick Hornby.
- “Kami adalah anak manusia biasa, sangat biasa, campuran antara jahat dan baik, seperti jutaan anak yang lain. Boleh jadi pada saat ini dalam diri kami terdapat lebih banyak yang baik daripada yang jahat, tetapi sebabnya tidak perlu dicari lebih jauh. Orang yang hidup dalam lingkungan yang sederhana, tidak sukar untuk menjadi baik; seolah-olah dengan sendirinya dia akan menjadi baik. Sama sekali bukan hikmat, bukan suatu jasa untuk tidak berbuat jahat; apabila tidak terbuka kesempatan bagi kita untuk berbuat demikian. Kelak apabila kami telah meninggalkan sarang orang tua yang hangat dan aman; berdiri dalam kehidupan manusia sepenuhnya; di situ tidak ada lagi tangan orang tua yang setia memeluk kami. Jika di sekeliling hidup kami angin ribut mengamuk dengan garang, tidak ada tangan yang penuh cinta menopang dan memegang kami. Jika kaki kami goyang, barulah pertama-tama akan nyata, apa sebenarnya kami ini.” ―Sulastin Sutrisno.
- “Sebuah momen sederhana, momen masa kecil yang menggetarkan. Sebuah percik kehidupan yang akan menjadi kenangan. Kenangan yang bisa menyelamatkan Bayek dan saudara-saudaranya kelak dalam hidup selanjutnya. Sebuah kebersamaan yang akan mengikat mereka, ke mana pun mereka pergi. Hangat matahari pagi itu akan menemani hidup mereka. Selamanya.” ―Iwan Setyawan.
- “Kadang kenyataan hidup terjadi begitu sederhana, sesederhana sebuah perkenalan.” ― Endik Koeswoyo.
- “Kebenaran itu selalu mudah dan sederhana. Dan dalam kesederhanaannya itu terletak kekuasaan yang ganas. Karena, jarang sekali orang dapat mencapai kebenaran primitif dan mengagumkan dari suatu kehidupan setelah bertahun-tahun penuh perjuangan. Karena, memang jarang sekali orang tiba pada kebenaran hidup, yang sederhana, tetapi menakutkan dan penuh kekuatan, setelah hanya beberapa tahun. Dan untuk sampai pada kebenaran berarti bahwa seseorang tidak lagi merasa takut mati. Karena kematian dan kebenaran adalah sama dalam hal bahwa keduanya mensyaratkan keberanian yang besar bila seseorang ingin menghadapi mereka. Dan kebenaran adalah seperti kematian dalam arti membunuh. Ketika saya membunuh, saya lakukan hal itu dengan kebenaran bukan dengan sebilah pisau. Itulah yang menyebabkan mereka takut dan tergesa-gesa untuk melaksanakan hukumannya terhadap saya. Mereka tidak takut kepada pisau saya. Kebenaran saya itulah yang menakutkan mereka. Kebenaran yang menakutkan ini telah memberikan kepada saya kekuatan yang besar. Ia melindungi saya dari rasa takut mati, atau takut kehidupan, rasa lapar, atau ketelanjangan, atau kehancuran. Adalah kebenaran yang menakutkan ini yang mencegah saya merasa takut kepada kekurangajaran penguasa dan para petugas kepolisian.” ―Nawal El Saadawi.
- “Hidup ini bisa damai, bila manusia mau sederhana dan percaya mempercayai.” ―Nasjah Djamin.
Demikian motivasi hidup sederhana yang inspiratif dari para penulis.