Istilah ghosting menjadi topik perbincangan yang populer belakangan ini. Bahkan, pencarian kata kunci “apa itu ghosting” berada di peringkat keenam dalam rilisan Google Year in Search 2021.
Apa itu ghosting? Ghosting adalah perilaku seseorang yang memutuskan semua komunikasi secara tiba-tiba tanpa penjelasan. Orang yang melakukan ghosting tidak menerima atau menanggapi panggilan telepon, pesan, atau bentuk komunikasi lainnya.
Kata ghosting berasal dari bahasa Inggris. Istilah ini muncul karena menggambarkan seseorang yang seolah "menghilang" seperti hantu (ghost). Perilaku ghosting umum ditemui dalam hubungan asmara.
Ketika seseorang yang terlibat dalam hubungan romantis melakukan ghosting, pasangannya berusaha untuk menghubungi. Tetapi, ia tidak pernah membalas komunikasi atau berusaha menghubungi kembali dan menghilang begitu saja.
Asal Mula Istilah Ghosting
Mengutip Dictionary.com, penggunaan istilah ghosting pertama muncul pada tanggal 23 November 2007 di Urban Dictionary. Definisi ghosting adalah memutus semua hubungan dengan seorang gadis.
Ghosting semakin berkembang dan menjadi bagian dari percakapan sehari-hari, terutama dalam kemunculan aplikasi kencan daring. Saat Tinder dirilis pada tahun 2012, kata ghosting menjadi populer karena banyak orang yang mengalami atau melakukannya.
Di era media sosial ini, semakin banyak orang yang melakukan atau mengalami ghosting. Perilaku ghosting menarik banyak peneliti untuk lebih memahami fenomena ini. Studi oleh Freedman, Powell, dan William pada tahun 2018 menunjukkan, 28% responden pernah menjadi korban ghosting dan 20% responden mengaku pernah melakukan ghosting.
Studi lain oleh Nora Crotty, penulis di Elle.com, melakukan survei terhadap 185 orang yang terdiri dari 120 wanita dan 65 pria. Hasil survei menunjukkan, 13,64% pria pernah mengalami ghosting, sedangkan 16,67% pernah melakukan ghosting.
Sementara sebanyak 26,67% persen responden wanita pernah mengalami ghosting dan 24,17% pernah melakukan ghosting. Ini menunjukkan bahwa ghosting secara merata pernah dilakukan oleh kedua gender.
Alasan Orang Melakukan Ghosting
Kepraktisan adalah alasan utama kenapa orang melakukan ghosting. Berdasarkan buku Close Encounters: Communication in Relationships, orang melakukan ghosting karena mudah dan praktis.
Ghosting tidak memakan banyak waktu dan tidak mengakibatkan stres emosional yang berlebih. Jika seseorang takut terhadap reaksi negatif dari orang yang mereka putuskan, melakukan ghosting adalah cara yang mudah dilakukan.
Ghosting juga menunjukkan perasaan yang hilang dalam suatu hubungan. Seseorang tiba-tiba berhenti berdedikasi dalam suatu hubungan karena mereka menganggap hubungan tersebut tidak layak diperjuangkan.
Menghilang tanpa kabar dianggap sebagai cara mudah daripada harus berkomunikasi yang berpotensi menimbulkan argumen dan permasalahan.
Masalah Kesehatan Akibat Ghosting
Perilaku ghosting dapat membuat korbannya merasakan sakit hati dan dapat berakibat buruk. Bisa jadi seseorang yang melakukan ghosting ingin putus dari suatu hubungan tetapi tidak ingin berkomunikasi, sehingga ia pergi begitu saja.
Di sisi lain, orang yang mengalami ghosting mungkin merasakan rasa sakit karena putus cinta sehingga dapat menimbulkan masalah kesehatan. Menurut American Heart Association, orang yang tidak dapat pulih dari rasa sakit karena putus cinta dapat mengalami kardiomiopati yang diinduksi stres. Fenomena ini disebut sebagai “sindrom patah hati”.
Sindrom patah hati adalah kondisi yang gejalanya mirip dengan serangan jantung. Kondisi ini sementara dan reversibel. Berbeda dengan serangan jantung, sindrom patah hati terjadi ketika seseorang mengalami stres fisik atau emosional sehingga otot jantung melemah dengan cepat.
Pada sindrom patah hati, sebagian jantung membesar dan tidak memompa dengan baik untuk sementara waktu, sedangkan bagian jantung lain berfungsi normal. Para peneliti baru mulai mempelajari penyebabnya, serta bagaimana mendiagnosis dan mengobatinya.
Cara Menangani Perilaku Ghosting
Berikut beberapa cara menangani perilaku ghosting yang dapat dilakukan.
- Jangan mengejar orang yang melakukan ghosting. Tahan godaan untuk terus menghubungi mereka. Jika mereka benar-benar tidak ingin berkomunikasi, lebih baik biarkan saja dan lanjutkan kehidupan.
- Jangan menyalahkan diri sendiri. Menyalahkan diri sendiri dapat berakibat negatif. Fokus pada sifat-sifat positif yang dimiliki daripada menebak-nebak ketidakpastian.
- Bersikap baik hati pada diri sendiri dan istirahatlah. Orang yang melakukan ghosting tidak berkomunikasi dengan baik sehingga ini bukan tanggung jawab Anda untuk memperbaiki keadaan.
- Katakan perasaan Anda. Jika seseorang tidak dapat dihubungi sama sekali, kirim pesan terakhir dan katakan perasaan Anda lalu move on.
- Bicaralah dengan seseorang. Perasaan Anda layak mendapatkan validasi. Berbicara dengan orang lain mungkin dapat membantu Anda untuk menangani perilaku ghosting.
- Alihkan perhatian dengan melakukan hal positif. Coba lakukan aktivitas favorit Anda dan perlahan jauhkan pikiran dari orang yang melakukan ghosting. Dengan demikian, Anda mungkin tidak akan memikirkan orang itu lagi dan hidup menjadi lebih tenang.
- Jangan merasa takut untuk memulai hubungan lagi. Mengalami ghosting dapat berdampak signifikan sehingga terkadang orang takut untuk memulai hubungan lagi. Ambil jeda sejenak dan fokus pada diri sendiri terlebih dahulu. Tetapi, belajarlah untuk tidak merasa takut terhadap hubungan di masa yang akan datang.
Itulah penjelasan tentang ghosting beserta akibat dan cara menanganinya.