Sebagian dari Anda barangkali sudah tidak asing lagi dengan istilah bipolar. Gangguan mental ini sering dikaitkan dengan gejala mood swing atau perubahan suasana hati yang jelas terasa atau terlihat. Tapi, apa sebenarnya bipolar dan bagaimana gejalanya?
Apa itu Bipolar?
Bipolar adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati secara drastis. Penderita bipolar bisa merasa senang, lalu berubah menjadi sedih pada satu waktu.
Sementara itu, mengutip National Institute of Mental Health, gangguan bipolar (sebelumnya disebut penyakit mania depresif) adalah gangguan mental yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa dalam suasana hati, energi, tingkat aktivitas, konsentrasi, dan kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari.
Siapa Penderita Bipolar dan Apa Gejalanya?
Berdasarkan dokumentasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2017, setidaknya ada sekitar 45 juta orang dari seluruh belahan dunia yang menderita gangguan bipolar.
Gangguan bipolar sering kali muncul pada awal masa dewasa. Setidaknya, setengah dari keseluruhan kasus gangguan bipolar adalah mereka yang berusia di bawah 25 tahun. Walau demikian, bukan hal yang mustahil gangguan mental ini dapat ditemukan pada anak-anak atau mereka yang berusia di atas 25 tahun.
Mengutip Alodokter, seorang yang menderita bipolar bisa mengalami gangguan tersebut seumur hidup dan berpotensi memengaruhi aktivitas harian mereka.
Perubahan mood atau suasana hati pada penderita bipolar dapat terjadi hanya dalam hitungan hari, bahkan hanya dalam beberapa jam saja. Adapun gejala lainnya meliputi:
- Perasaan bahagia.
- Semangat yang menggebu.
- Turunnya minat pada suatu kegiatan tertentu.
- Insomnia.
- Perasaan bersalah secara berlebihan.
Kendati belum diketahui secara pasti apa penyebab gangguan bipolar, namun kondisi ini diduga dapat terjadi karena faktor genetik, lingkungan, stres tingkat tinggi, pengalaman traumatik, hingga kecanduan minuman alkohol dan obat-obatan terlarang.
Episode Gangguan Bipolar
Terdapat tiga jenis gangguan bipolar yang ketiganya melibatkan perubahan suasana hati, energi, dan tingkat aktivitas.
Suasana hati ini berkisar dari periode perilaku yang sangat "naik", gembira, mudah tersinggung, atau bersemangat (dikenal sebagai episode mania) hingga periode yang sangat "turun", sedih, acuh tak acuh, atau putus asa (dikenal sebagai episode depresi). Periode mania yang tidak terlalu parah dikenal sebagai episode hipomania.
Episode Mania dan Hipomania
Mania dan hipomania merupakan episode dalam gangguan bipolar dengan gejala yang bisa dikatakan sama. Hanya saja, mania lebih parah dari hipomania dan dapat mengganggu aktivitas penderitanya. Selain itu, mania dapat memicu kondisi psikosis atau perasaan asing dengan dunia sekitar.
Adapun gejalanya, antara lain terlalu bahagia, mudah tersinggung, kurang tidur, berbicara dan mengubah topik pembicaran dengan cepat, merasa bisa melakukan banyak hal, dan sering membuat keputusan yang buruk.
Episode Depresi
Episode depresi termasuk gangguan bipolar yang cukup parah dan sangat mengganggu kehidupan sosial penderitanya.
Adapun gejala bipolar episode depresi, di antaranya merasa khawatir, putus asa, hampa, hilang minat, kurangnya nafsu makan, sering mengantuk dan malas, minder, sulit berkonsentrasi, hingga terlintas keinginan untuk bunuh diri.
Tipe Bipolar
Meneruskan jurnal American Psychiatric Association, terdapat tiga tipe bipolar, yakni:
Gangguan Bipolar I
Gangguan bipolar I didiagnosis ketika seseorang mengalami episode mania. Selama episode mania, orang dengan gangguan bipolar I mengalami peningkatan energi yang ekstrem atau tidak nyaman dalam suasana hati. Beberapa orang dengan gangguan bipolar I juga mengalami episode depresi atau hipomanik, dan kebanyakan orang dengan gangguan bipolar I juga memiliki periode suasana hati yang netral.
Gangguan Bipolar II
Diagnosis gangguan bipolar II mengharuskan seseorang untuk memiliki setidaknya satu episode depresi mayor dan setidaknya satu episode hipomanik. Orang dengan gangguan bipolar II sering kali mencari pengobatan sebagai akibat dari episode depresi pertama mereka, karena episode hipomanik sering terasa menyenangkan dan bahkan dapat meningkatkan kinerja di tempat kerja atau sekolah.
Orang dengan gangguan bipolar II seringnya memiliki penyakit mental lain seperti gangguan kecemasan atau gangguan penggunaan zat, dan hal ini dapat memperburuk gejala depresi atau hipomania.
Gangguan siklotimia
Gangguan siklotimia adalah bentuk gangguan bipolar yang lebih ringan yang melibatkan banyak "perubahan suasana hati", dengan gejala hipomania dan depresi yang sering terjadi. Orang dengan siklotimia mengalami naik turunnya emosi tetapi dengan gejala yang lebih ringan daripada gangguan bipolar I atau II.
Pengobatan Gangguan Bipolar
Pengobatan pada gangguan bipolar bertujuan untuk menurunkan frekuensi terjadinya fase-fase mania dan depresi agar penderita tidak terganggu dalam menjalani aktivitas harian mereka.
Selain mengubah atau memperbaiki pola dan gaya hidup, penanganan bipolar biasanya mencakup pemberian obat-obatan yang dikombinasikan dengan terapi psikologis, seperti terapi perilaku kognitif.
Mengutip Hello Sehat, ada beberapa perubahan gaya hidup dan pengobatan di rumah yang bisa membantu penderita gangguan bipolar, yaitu:
- Istirahat yang cukup dengan mengikuti jadwal tidur yang rutin.
- Melakukan aktivitas fisik secara rutin.
- Bersosial dan membangun hubungan yang sehat dengan orang-orang yang memberi pengaruh positif.
- Berhenti mengonsumsi alkohol dan zat-zat terlarang.