Efek samping vaksin Pfizer jadi salah satu pertanyaan masyarakat, apalagi setelah vaksin tersebut jadi salah satu booster yang akan diberikan kepada masyarakat. Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM pun telah memberi izin penggunaan vaksin Pfizer sebagai salah satu booster.
Vaksin Pfizer resmi diizinkan penggunaannya oleh BPOM pada Rabu (14/1). Efek samping booster Pfizer pun perlu diketahui, karena pada surat edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dijelaskan tentang siapa saja yang bisa menerima vaksin Pfizer sebagai booster.
Mengutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan pemberian vaksin booster seperti Pfizer, adalah upaya untuk memperbaiki efektivitas vaksin yang telah menurun. Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional juga menganjurkan vaksinasi booster tersebut.
Disebutkan “Vaksinasi booster adalah vaksinasi Covid-19 setelah seseorang mendapat vaksin primer dosis lengkap yang ditujukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan,”
Lebih lanjut dijelaskan pula mekanisme vaksinasi booster yaitu, Homolog dan Heterolog. Untuk mekanisme homolog vaksin booster yang diberikan, jenisnya akan sama dengan vaksin primer. Sementara mekanisme Heterolog, vaksin booster bisa menggunakan jenis vaksin yang berbeda.
Efek Samping Vaksin Pfizer
Efek samping vaksin Pfizer perlu jadi perhatian terutama jika vaksin primernya yang diterima adalah Sinovac atau AstraZeneca. Mengapa demikian? Kementerian kesehatan menjelaskan perihal dosis vaksin booster.
“Jenis vaksin yang digunakan antara lain, untuk sasaran dengan dosis primer Sinovac maka diberikan separuh dosis vaksin AstraZeneca (0,25 ml), atau separuh dosis vaksin Pfizer (0,15 ml),” tulis situs Kementerian Kesehatan.
Sementara itu untuk penerima vaksin primer AstraZeneca, maka dosis vaksin booster-nya adalah separuh dosis vaksin Moderna (0,25 ml) atau separuh dosis vaksin Pfizer (0,15 ml).
Dengan dosis tersebut lantas bagaimanakah efek samping vaksin Pfizer itu sendiri? Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, Penny Lukito menjelaskan perihal efek samping Pfizer.
Ia mengatakan bahwa efek samping booster Pfizer sifatnya lokal, dan tidak ada efek samping khusus. Bersifat lokal, artinya efek samping vaksin Pfizer hanya dirasakan di area suntikan. Efek samping booster Pfizer yang sifatnya lokal seperti nyeri otot, nyeri sendi dan demam.
Sementara itu Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi juga mengungkapkan tentang efek samping Pfizer yang jadi salah satu opsi vaksinasi booster di Indonesia. Menurutnya efek samping vaksin Pfizer tidak jauh berbeda, dengan efek samping dari jenis vaksin primer, baik Sinovac maupun AstraZeneca.
Lebih lanjut, vaksin Pfizer juga relatif lebih aman karena efek sampingnya yang terbilang cukup ringan. Bahkan disebutkan kalau vaksin Pfizer bisa diberikan kepada pengidap autoimun, komorbid maupun penderita penyakit kronis.
Vaksin Pfizer juga disebut lebih aman untuk lebih banyak kelompok usia. Bahkan ibu hamil dan menyusui pun masih bisa menerima vaksin Pfizer sebagai vaksin booster.
Situs informasi Covid-19 milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga menjelaskan tentang efek samping vaksin Pfizer ini. Dari sejumlah hasil uji klinis, disebutkan bahwa efek samping vaksin Pfizer berupa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI.
KIPI yang ditimbulkan vaksin Pfizer seperti nyeri pada tempat suntikan, rasa lelah, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, nyeri sendi serta demam. Efek samping vaksin Pfizer cenderung ringan dan lazim terjadi pasca-imunisasi jenis vaksin lain.
Mengenal Vaksin Pfizer
Setelah mengetahui efek samping vaksin Pfizer, tak ada salahnya kita juga mengenali vaksin Pfizer itu sendiri. Vaksin Pfizer dikembangkan oleh dua perusahaan asal Jerman dan Amerika Serikat.
Dua perusahaan tersebut adalah BioNTech dan Pfizer. BioNTech merupakan perusahaan bioteknologi yang berbasis di Mainz, Jerman. Sementara Pfizer merupakan perusahaan farmasi multinasional asal Amerika Serikat yang berbasis di Manhattan, New York.
Vaksin
Mengutip dari situs informasi Corona Pemprov DKI Jakarta, vaksin Pfizer adalah vaksin Covid-19 berbasis mRNA atau messenger RNA. Vaksin berbasis mRNA memiliki cara kerja yang berbeda dengan vaksin yang dikembangkan dari inactivated viruses seperti Sinovac.
Platform mRNA bekerja dalam tubuh, dengan cara mengajari sel tubuh untuk menciptakan protein guna memicu respons imun yang kemudian menghasilkan antibodi. Antibodi tersebut akan membantu melindungi tubuh dari infeksi Covid-19 yang merupakan golongan virus SARS-CoV-2.
Agar bekerja dengan optimal vaksin Pfizer harus disimpan dengan baik. Vaksin Pfizer harus disimpan di temperatur minus 90 derajat sampai minus 60 derajat celsius.
Perbandingan Vaksin Pfizer dengan Moderna
Vaksin Pfizer dan Moderna adalah dua jenis vaksin booster yang berbasis messenger RNA atau mRNA. Karena kesamaan tersebut apakah efek samping vaksin Pfizer dan Moderna juga sama?
Melansir dari berbagai sumber, pada umumnya efek samping vaksin Moderna sebagai booster juga bersifat lokal seperti nyeri pada tempat suntikan, nyeri otot dan sakit kepala. Lebih lanjut vaksin Moderna juga memberikan efek samping seperti kelelahan, sendi kaku, menggigil, mual, pembengkakan, ruam hingga demam.