Impulsif Adalah Bertindak Tanpa Berpikir, Berikut Penjelasannya

Pexels.com/Edu Carvalho
Ilustrasi belanja impulsif.
Penulis: Husen Mulachela
Editor: Safrezi
28/1/2022, 15.58 WIB

Pernahkan Anda berbelanja secara berlebihan? Membeli banyak barang dalam satu waktu padahal sedang berhemat? Bisa jadi itu perilaku impulsif. Jika hal tersebut jarang terjadi, tidak perlu khawatir. Tapi, jika Anda melakukannya berulang-ulang dan sulit untuk dikendalikan, sebaiknya segera ditangani.

Tapi, apa sebenarnya impulsif itu dan apakah perilaku tersebut berbahaya jika tidak segera ditangani?

Seperti penjelasan di atas, impulsif adalah sikap ketika seseorang melakukan suatu tindakan tanpa memikirkan akibatnya. Meskipun umumnya ditunjunkan oleh anak-anak, perilaku ini nyatanya juga bisa terjadi pada orang dewasa.

Mengutip jurnal "Impulse Control Disorders: Updated Review of Clinical Characteristics and Pharmacological Management" yang diakses melalui laman NCBI, perilaku impulsif biasanya dialami oleh remaja hingga berusia 30 tahun. Sekitar 80-95% penderitanya adalah wanita.

Mereka yang mengalami gangguan impulsif dapat dilihat dari ciri-ciri, seperti gegabah, tidak dapat diprediksi, labil, agresif, self control yang buruk, dan sering menginterupsi orang lain.

Tak jarang seseorang bertindak cepat dan tanpa memikirkan konsekuensi dari tindakannya. Mengutip Healthline, terkadang perilaku impulsif adalah bagian dari gangguan kontrol impuls atau gangguan kesehatan mental lainnya.

Gejala Impulsif

Berperilaku impulsif adalah spontan. Tidak ada pertimbangan bagaimana tindakan tersebut akan berdampak pada orang lain atau memengaruhi perasaan mereka sendiri.

Perilaku impulsif dapat tercermin dari gejala-gejala berikut:

  • Terlalu memanjakan diri dalam beberapa hal, seperti belanja dan makan.
  • Menghancurkan barang miliki sendiri atau orang lain.
  • Mengambil sesuatu secara paksa.
  • Membesar-besarkan masalah kecil.
  • Sering hilang ketenangan tanpa alasan.
  • Banyak memulai sesuatu.
  • Berteriak saat merasa stres.
  • Sulit fokus.
  • Berbicara tanpa berpikir.
  • Menyakiti diri sendiri.

Penyebab Impulsif

Impulsif bisa dikatakan sebagai gangguan psikologis jika semakin sering muncul atau sulit dikendalikan.

Meskipun penyebabnya belum diketahui pasti, meneruskan uraian Alodokter, ada beberapa kondisi psikologis yang cenderung membuat seseorang sering berperilaku impulsif, seperti:

  • Genetik.
  • Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
  • Bipolar.
  • Borderline personality disorder (BPD).
  • Kleptomania.
  • Penyakit parkinson.
  • Penggunaan zat terlarang.
  • Antisosial.
  • Pyromania.
  • Cedera otak atau stroke.

Bagaimana seseorang membuat keputusan adalah proses yang kompleks. Oleh karena itu, penyebab impulsif mungkin tidak terlalu jelas.

Seseorang dapat menikmati perilaku berisiko karena alasan selain impulsif. Tak jarang juga kita melihat perilaku impulsif pada anak kecil yang belum mengembangkan kontrol diri.

Studi menunjukkan bahwa impulsif mungkin ada hubungannya dengan lobus prefrontal. Penelitian lain menunjukkan hubungan antara impulsif dan konektivitas otak.

Cara Mengatasi Perilaku Impulsif

Perilau impulsif bisa parah dan menyebar. Gangguan ini sering berhasil dikelola dengan beberapa pengobatan. Banyak perawatan BPD memiliki komponen yang secara khusus menargetkan impulsif.

Mengutip Verywellmind, adapun cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi impulsif, antara lain:

Psikoterapi

Gangguan impulsif bisa ditangni dengan psikoterapi berupa dialectical behavior therpy (DBT) dan terapi perilaku kognitif. Lewat metode ini, pasien dibimbing dan dilatih untuk mengurangi perilaku impulsif dan meningkatkan kemampuannya dalam berpikir dan mempertimbangkan dampak dari setiap tindakan.

Obat-obatan

Obat-obatan seperti inhibitor reuptake serotonin selective (SSRI) yang terkadang dikombinasikan dengan antipsikotik dosis rendah juga dapat membantu. Selain itu, ada sejumlah obat yang secara khusus mengobati impulsif, termasuk:

  • Antipsikotik atipikal: Abilify (aripiprazole) terlihat dapat mengurangi masalah interpersonal dan impulsif.
  • Stabilisator suasana hati: Lamictal (lamotrigine) dapat membantu mengurangi impulsif dan kemarahan, sementara Topamax (topiramate) dapat memperbaiki impulsif, kemarahan, dan kecemasan.

Latihan rumahan

Selain psikoterapi dan obat-obatan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi dan mengatasi impulsif. Anda bisa mencoba salah satu strategi berikut ketika melihat adanya dorongan untuk berperilaku impulsif, yaitu:

  • Lakukan analisis berantai yang memungkinkan Anda untuk mengidentifikasi perilaku impulsif, apa yang terjadi sebelum dan setelah perilaku tersebut.
  • Masuk dalam kelompok pendukung yang bisa membantu Anda mengelola perilaku impulsif dan memungkinkan Anda untuk berbicara atau bercerita dengan mereka tentang gangguan tersebut.
  • Ganti perilau impulsif dengan sesuatu yang sehat, seperti berjalan-jalan, menulis jurnal, berbicara dengan teman yang dipercaya, dan sebagainya.
  • Latihan pernapasan atau bernapas dalam-dalam dapat mengelola stres yang bisa membantu mengatur suasana hati dan mengurangi perilaku impulsif. Cara ini juga dapat membantu mengalihkan perhatian Anda ketika dorongan impulsif mulai datang.