Upaya Memaknai Ulang Kasih Sayang di Festival Cinta

Katadata | Ajeng Nindias
Penulis: Tim Redaksi
21/2/2022, 12.34 WIB

Ikigue Nuswantara dan komunitas Yoga Gembira bersama Omah Petroek menyelenggarakan Festival Cinta pada Sabtu (19/2). Festival di Pakem, Sleman Yogyakarta tersebut berlangsung sehari. Banyak yang dilibatkan. Mereka berlatar belakang ilmu dan keahlian yang beragam.

Menurut panitia acara sekaligus pegiat komunitas Yoga Gembira, Lydia Triaryani, 24 orang mengikuti festival yang diadakan di Omah Petroek itu. “Yang mendaftar ada 50-an orang, tapi kami membatasi peserta hanya 30 mengingat situasi Covid-19 di Yogyakarta,” kata Lydia. “Di hari H ada 24 orang yang datang.”

Para peserta itu kebanyakan tinggal di Yogyakarta, ada juga yang dari luar kota. Ada mahasiswa, ibu rumah tangga, karyawan, calon suster, juga suster. Ada yang masih muda, tua pun ada.

Berbagai macam sesi acara digelar dari pagi hingga malam. Di bagian awal, mereka mengikuti “Yoga untuk Semua” yang dipimpin praktisi yoga Yudhi Widdyantoro, Patah Ansori, dan Wilhelmus. Setelah itu, ada “Obrolan Konten Kreatif” serta “Singing Bowl dan Sound Healing” dari Bagus ‘Bacep’ Sumartono Tilik juga Shierilla.

Para peserta lalu diajak menggerakkan tubuh di sesi acara “Sufi dan Tari sebagai Refleksi Diri” oleh Tebo Aumbara serta Tiar JogGa. Lalu berlanjut “Pound Fit” yang dipandu Lena Kana dengan iringan gamelan dari Kidjing dan the Black Mamba.

Di malam hari, “Obrolan Cinta” oleh Ustaz Fahruddin Faiz dan Pardamean Harahap menjadi suguhan untuk peserta festival. Acara kemudian ditutup oleh penampilan grup Kerontjong Biroe dan pertunjukan seni Tebo Aumbara, dkk sembari menikmati api unggun.

Penggagas Ikigue Nuswantara Frieda Yotaliana Treurini mengatakan ide menyelenggarakan Festival Cinta muncul pada Desember tahun lalu. Ketika itu dia dan pihak Omah Petroek mengadakan acara YogArt.

Mereka membicarakan acara yang akan diadakan di 2022, kemudian tercetus keinginan menggelar festival ini. Festival Cinta merupakan sebuah upaya untuk memaknai ulang hari kasih sayang.

Festival Cinta (Katadata | Ajeng Nindias)

Menurut Frieda, hari kasih sayang tidak melulu identik dengan asmara romantik yang kini jadi selebrasi semua orang termasuk industri. “Mencintai diri sendiri juga bisa menjadi fokus dalam hari kasih sayang. Kemampuan untuk bisa menerima kekurangan dan kelebihan sehingga memunculkan rasa nyaman. Hal penting yang ingin disampaikan pada peserta Festival Cinta,” ujarnya.

Kenyaman diri tersebut, menurut Frieda, menjadi modal seseorang untuk hidup dan menjalin relasi dengan sesama manusia. Apabila seseorang telah memiliki rasa nyaman pada dirinya sendiri, ia bisa ikut serta menghidupi keragaman di lingkungan dan terhindar dari gesekan sebab memiliki jiwa, tubuh, dan pikiran yang sehat.

“Nusantara menyimpan berbagai ajaran bernuansa kearifan sosial yang menarik digali menjadi sarana efektif untuk membantu seseorang melihat jauh ke dalam dirinya sebagai modal utama berinteraksi dengan orang lain. Festival Cinta memfasilitasi hal tersebut,” kata Frieda.

Dia berterima kasih kepada peserta yang bersemangat untuk memaknai kembali perayaan hari kasih sayang lewat kolaborasi tubuh, seni, dan rasa. Lydia juga meyatakan puas dengan partisipasi peserta yang melebihi ekspektasi. “Orang yang datang ke festival juga dari komunitas yang berbeda-beda,” katanya.