Berjemur merupakan aktivitas menyenangkan sekaligus menyehatkan, tak terkecuali bagi ibu hamil. Sebab, berdiri di bawah matahari pagi adalah salah satu cara alami untuk mendapatkan lebih banyak vitamin D yang dapat menjaga kesehatan tulang dan meningkatkan sistem imun.
Namun demikian, berjemur bagi ibu hamil tidak boleh dilakukan sembarangan. Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan ibu hamil agar terhindar dari bermacam risiko berjemur di bawah matahari.
Manfaat Berjemur untuk Ibu Hamil
Manfaat berjemur untuk ibu hamil telah dibuktikan para peneliti di University of Edinburgh, Skotlandia. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa ibu hamil yang terpapar sinar matahari paling sedikit memiliki risiko 10% untuk melahirkan prematur.
Penulis studi tersebut, Sarah Stock, mengatakan sinar matahari menyebabkan pelepasan zat dari kulit yang mengendurkan pembuluh darah. Hal ini dapat membantu membentuk kehamilan yang sehat di dalam rahim.
Mengutip jurnal “Journal of Family Medicine and Primary Care”, ibu hamil yang kekurangan vitamin D dapat berakibat pada kelahiran prematur, preeklampsia, dan diabetes gestasional.
Oleh karena itu, selama masa kehamilan penting untuk mendapat sinar matahari yang cukup, setidaknya selama 10 menit dari lengan atau kaki yang terpapar sinar matahari antara jam 10 pagi dan 3 sore sehari.
Selain itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh ibu hamil selama berjemur, yaitu:
1. Waktu Berjemur
Seperti yang sudah dijelaskan di atas waktu berjemur yang baik untuk ibu hamil adalah di bawah jam 10 pagi. Sebaiknya hindari berjemur pukul 10 pagi hingga 3 sore.
Di samping itu, penting untuk membatasi durasi berjemur, yaitu sekitar 5-10 menit. Pasalnya, berjemur dapat meningkatkan suhu tubuh ibu dan janin. Jika kenaikan suhu tubuh ini terlampau tinggi dan berlangsung lama dapat berisiko menyebabkan kerusakan otak janin.
2. Minum Air
Peningkatan suhu tubuh saat berjemur dapat menyebabkan dehidrasi. Oleh karena itu, penting untuk menghidrasi tubuh dengan rajin minum air putih terutama setelah berjemur.
3. Menggunakan Tabir Surya
Kulit bisa menjadi lebih sensitif selama masa kehamilan, untuk itu gunakan tabir surya (sunscreen) ketika berjemur. Oleskan sunscreen setidaknya 15 menit sebelum berjemur pada bagian kulit yang akan terpapar sinar matahari.
Selain itu, Anda juga bisa menggunakan kacamata hitam atau topi selama berjemur untuk mengurangi paparan langsung sinar matahari. Untuk meminimalisasi paparan sinar matahari, Anda bisa mengenakan pakaian yang longgar dan ringan ketika berjemur.
4. Indeks UV
Mengutip Klik Dokter, indeks UV menunjukan kadar UV sinar matahari. Indeks UV 1 hingga 2 dianggap paling tidak berbahaya. Apabila indeks UV berada antara 3-7, carilah tempat teduh, gunakan sunscreen dan baju lengan panjang saat berjemur. Jika indeks UV di atas 7 sebaiknya hindari berjemur.
Risiko Berjemur Saat Hamil
Berjemur dapat menyebabkan kulit terbakar hingga kanker kulit, tak terkecuali bagi ibu hamil. Namun, berjemur ketika hamil menambah dimensi risiko baru yang perlu diperhatikan.
Selama kehamilan, kulit sangat sensitif dan perubahan hormonal menyebabkan peningkatan produksi melanin, yang bertanggung jawab atas pigmentasi gelap pada kulit yang terpapar sinar matahari. Oleh karena itu, wanita hamil lebih rentan terhadap chloasma, atau topeng kehamilan, yaitu bintik hitam di wajah atau di seluruh tubuh.
Oleh karena itu penting untuk melindungi kulit dengan krim matahari dengan faktor perlindungan tinggi (lebih baik jika 50) dan tidak mengekspos diri Anda ke matahari pada jam-jam terpanas di hari itu.
Mengutip Verywell Family, berikut risiko berjemur di bawah sinar matahari bagi ibu hamil:
1. Risiko Kanker
Paparan sinar matahari, terutama jika mengakibatkan kulit terbakar, dapat meningkatkan risiko kanker kulit (melanoma).
2. Suhu Tubuh Meningkat
Paparan sinar matahari dapat meningkatkan suhu inti tubuh. Saat hamil, Anda bisa lebih mudah mengalami dehidrasi, yang dapat menyebabkan gejala persalinan prematur. Saat suhu tubuh ibu naik, begitu juga suhu janin. Jika suhu naik cukup tinggi atau cukup lama, suhu tubuh yang meningkat dapat menyebabkan kerusakan otak janin.
3. Perubahan Kulit
Selama kehamilan, estrogen dalam tubuh Anda dapat meningkatkan risiko chloasma (topeng kehamilan) saat Anda terpapar sinar matahari dan radiasi ultraviolet (UV). Bintik-bintik gelap (yang biasanya muncul di dahi dan di hidung) mungkin hilang atau tidak setelah kehamilan