Kemajuan teknologi membuat investasi lebih mudah melalui aplikasi di ponsel atau gawai. Ada berbagai jenis investasi yang bisa dipilih untuk tabungan mendatang. Investasi ini memiliki risiko yang berbeda sesuai pilihan investor.
Sebelum memulai investasi adan perlu mengetahui cara kerja investasi, hitungan, perkiraan inflasi, dan jangka waktu. Sebagai pemula, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih tujuan investasi, misalnya memilih investasi jangka pendek, menengah, atau panjang. Berikut tips untuk memilih investasi yang aman untuk pemula:
Tips Memilih Investasi yang Tepat
Berikut tips memilih investasi yang tepat:
1. Sesuaikan Keuangan
Setelah menetapkan tujuan investasi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyesuaikan keuangan. Sebagai investor pemula, belilah produk investasi yang sesuai dengan keuangan. Sekarang ini ada produk yang bisa dibeli dengan modal kecil seperti reksadana atau emas.
Mengutip dari ajaib.co.id, berikut 5 jenis investasi yang bisa dipilih investor pemula:
Emas
Emas termasuk produk investasi yang diminati banyak orang. Harga emas cenderung stabil dan selalu naik setiap tahun. Ada 2 jenis investasi emas yakni emas murni dan perhiasan. Sekarang ini emas murni bisa dibeli di aplikasi penyedia jasa investasi online. Selain itu anda bisa membeli di kantor ANTAM, Pegadaian, dan agen penyedia emas terpercaya.
Saham
Saham termasuk jenis investasi yang diminati banyak orang. Anda bisa mencari perusahaan yang memiliki reputasi baik dalam hal finansial. Jika anda memiliki saham disebut pemilik perusahaan atau owner.
Reksadana
Reksadana termasuk instrumen investasi yang memiliki keuntungan. Dana dikelola oleh manajer investasi profesional. Reksadana cocok untuk anda yang ingin memulai investasi memakai modal kecil.
Deposito
Deposito termasuk produk investasi yang menawarkan suku bunga tinggi dari bunga tabungan. Nasabah dapat menentukan jangka waktu investasi yang ditawarkan pihak bank. Namun keuntungan dari deposito tidak terlalu besar, karena suku bunga yang ditetapkan yaitu 3% sampai 3,15%.
Properti
Investasi properti hampir sama dengan emas karena terus berkembang. Properti terus berkembang karena setiap orang menginginkan rumah untuk ditinggali, dijual, disewakan, dan investasi lain.
2. Cek Legalitas Perusahaan
Setelah memahami dan memutuskan memilih produk investasi, cek juga legalitas perusahaan. Perlu diketahui Surat Izin USaha Perdagangan (SIUP) bukan izin untuk melakukan penghimpunan dana dan pengelolaan investasi.
Selain itu anda bisa cek daftar perusahaan yang sudah diberi izin oleh lembaga berwenang. Lembaga yang berwenang yaitu Bank Indonesia, Badan Pengawas Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Kementerian Koperasi dan UKM.
3. Memahami Risiko Produk Investasi
Langkah selanjutnya itu memahami risiko dan keuntungan investasi. Beberapa investasi menawarkan keuntungan tinggi yang berbanding lurus dengan risiko tinggi. Anda bisa memilih jangka waktu untuk investasi yaitu pendek, menengah, atau jangka panjang.
Berikut contoh investasi yang memiliki resiko rendah:
Reksadana
Mengutip dari hsbc.co.id, reksadana dapat dipilih untuk investor pemula. Reksadana memiliki tingkat risiko rendah sampai menengah. Ada manajer investasi yang berperan mengelola reksadana.
Deposito
Deposito termasuk jenis tabungan yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Deposito memiliki risiko rendah sesuai suku bunga yang berlaku.
Rekening Valas
Jenis investasi yang memiliki resiko rendah berkaitan dengan pilihan mata uang asing. Anda bisa memilih jenis kurs yang relatif stabil dan didukung kinerja perbankan. Nantinya perbankan akan memberikan suku bunga tinggi dan biaya admin bersaing.
Obligasi
Tingkat risiko obligasi cenderung rendah sampai menengah. Contohnya obligasi pemerintah bebas risiko, tetapi masih ada risiko likuiditas, maturitas, sampai suku bunga gagal bayar.
4. Pilih Jangka Waktu Investasi
Produk investasi memiliki variasi jangka waktu tertentu. Cara menentukannya melalui target, profil risiko, ketersediaan waktu, dana, dan kebutuhan investor. Semakin lama waktu investasi yang dibutuhkan, maka kinerja akan maksimal sesuai jenis investasi.
Misalnya investasi obligasi bisa dipilih selama 1 tahun sampai 30 tahun. Semakin lama jangka waktu maka terjadi kenaikan suku bunga tinggi.
Contoh lain yaitu reksadana yang memiliki jangka waktu 1-5 tahun. Jenis reksadana saham memiliki jangka waktu diatas 5 tahun. Sedangkan reksadana pasar uang dan pendapatan tetap jangka waktunya 1-3 tahun.
5. Lapor Dugaan Investasi Ilegal
Sebelum memulai investasi sebaiknya anda perlu berhati-hati dengan investasi palsu. Anda dapat mencari perusahaan penyedia investasi yang resmi terdaftar di website OJK. Jika ada dugaan investasi palsu, anda bisa menghubungi kontak resmi OJK melalui telepon 157 atau email ke waspadainvestasi@ojk.go.id.