Ketika naik pesawat, biasanya kita tinggal duduk di kursi penumpang. Sesaat setelah itu, pesawat lepas landas dan terbang. Memakan waktu beberapa jam, pesawat pun sampai dan kita turun dari pesawat.
Ya, itulah yang umumnya Anda rasakan sebagai penumpang. Selain itu, tentu juga tahu bahwa ada pilot, sang pengemudi pesawat. Tak lupa bersama awak pesawat yang memiliki tugas masing-masing.
Namun, apakah Anda ingat bahwa ada peran penting di landasan pesawat? Atau, mereka yang memberikan arahan dengan tanda-tanda yang tidak dipahami orang awam. Atas arahan tersebut, pilot mengarahkan pesawatnya sebelum lepas landas.
Ya, mereka adalah marshaller, dengan sebutan yang lebih umum adalah "tukang parkir pesawat, yang biasa bertugas sebelum pesawat berangkat dan ketika tiba di bandar udara.
Tak heran, ketika di lapangan bandar udara, banyak sekali petugas yang berkeliaran. Para tukang parkir pesawat inilah yang mengakomodasi dan mengarahkan pesawat agar berada di posisi yang tepat.
Walaupun jika dilihat, yang mereka kerjakan terlihat mudah dan sederhana, ternyata menjadi marshaller memerlukan keahlian khusus. Mengingat kendaraan yang diparkir juga pesawat, tentu saja tidak boleh sembarangan.
Gaji Tukang Parkir Pesawat di Indonesia
Dilansir dari Detik, seorang marshaller merupakan kepanjangan mata pilot Tentu saja karena tugasnya memberikan arahan melalui gerak badan, arahan tersebut harus akurat. Selain karena lapangan yang luas, pesawat juga memiliki bentuk yang sangat besar. Maka dari itu, pilot memerlukan arahan yang jelas.
Marshaller tetap harus menjalankan tugas walau cuaca dengan tidak baik. Hal tersebut tentu saja untuk keselamatan pesawat serta semua orang yang berada di dalamnya. Maka dari itu, marshaller ini sangat penting perannya dalam suatu penerbangan.
Di Indonesia, umumnya mereka bekerja sekitar 13 jam per hari. Walau cukup panjang, ternyata gaji tukang parkir pesawat atau marshaller ini juga cukup tinggi.
Di Indonesia, gaji tukang parkir pesawat berada di kisaran Rp 4.000.000 hingga Rp 6.000.000. Hal tersebut diungkapkan oleh Arif Husni, yang tidak lain adalah seorang marshaller.
Beda tipis dengan yang diungkapkan CNBC Indonesia, yang menyebutkan, bahwa gaji tukang parkir pesawat atau marshaller berkisar antara Rp 4.000.000 hingga Rp 7.000.000.
Nominal yang telah disebutkan di atas, hanya gaji pokok. Belum termasuk tunjangan-tunjangan yang diberikan instansi pengelola bandar udara masing-masing.
Umumnya, pengelolaan manajemen bandar udara dipegang oleh PT Angkara Pura I dan PT Angkasa Pura II, yakni perusahaan di bawah naungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Angka tersebut tentu berbeda dengan standar gaji tukang parkir pesawat atau marshaller di luar negeri. Mengutip dari ZipRecruiter, di Amerika Serikat (AS), gaji marshaller tertinggi mencapai US$ 91.500, atau kurang lebih Rp 1,4 miliar setiap tahunnya. Dengan yang terendah adalah US$ 20.000 atau setara dengan Rp 296.777.000. Umumnya, seorang marshaller diupah sebagai US$ 21 per jam.
Persyaratan Menjadi Marshaller
Untuk Anda yang tertarik dengan pekerjaan ini, ternyata tingkat pendidikan minimalnya SMA. Melansir dari CNBC Indonesia, di bawah ini adalah syarat untuk menjadi marshaller atau tukang parkir pesawat:
1. Berusia 18 – 27 tahun
2. Minimal lulusan SMA/sederajat
3. Memiliki tinggi dan berat badan ideal
4. Minimal tinggi badan pria 165 cm
5. Minimal tinggi bada wanita 160 cm
6. Tidak bertindik
7. Tidak buta warna
8. Tidak boleh bertato.
Nah, itulah informasi terkait gaji dan persyaratan menjadi marshaller. Perlu diketahui juga bahwa sebelum dilepas menjadi tukang parkir pesawat, Anda juga harus menempuh pelatihan yang ketat. Maka dari itu, keahlian dan ketelitian juga diperlukan dalam profesi ini.
Untuk informasi lowongan kerja marshaller, Anda dapat memantau laman resmi pengelola bandar udara setempat. Atau, di situs resmi dan portal pekerjaan. Selain itu, Anda juga dapat membekali diri dengan mengikuti akademi penerbangan.
Dengan bergabung ke situ, Anda bisa saja mendapat akses yang lebih jelas untuk menjadi seorang marshaller. Selain itu, ilmu yang didapatkan juga dapat menjadi bekal sebelum mengikuti tes dan pelatihan.
Diketahui bahwa sekarang sudah banyak akademi penerbangan yang tersebar di berbagai daerah. Pelatihan profesi yang ditawarkan, juga tidak hanya marshaller, salah satunya juga ada pramugari dan pramugara.