Review Buku Rich Dad Poor Dad, Pelajaran Mengubah Mindset tentang Uang

Unsplash
Ilustrasi, buku.
Editor: Agung
20/9/2022, 16.04 WIB

Hingga saat ini,masih banyak orang yang terjebak dengan mindset yang salah tentang uang. Pasti Anda sering mendengar kalimat seperti ini ”Bila ingin menjadi sukses dan kaya, harus belajar dengan rajin agar bisa diterima di universitas ternama supaya mudah bekerja”.

Dari kalimat tersebut, Anda bisa melihat bahwa masih banyak orang bekerja untuk uang dan bukan sebaliknya. Sayangnya, hal ini juga masih terjadi di belahan dunia lain.

Selain itu, banyak orang masih terjebak gaya hidup yang cenderung liabilitas sehingga banyak dari mereka yang harus mengalami masa sulit tanpa uang sama sekali. Oleh karena itu, melalui buku berujudul "Rich Dad Poor Dad", Robert T. Kiyosaki mencoba mematahkan pola pikir (mindset) yang salah tersebut.

Terbit pada 1997, hingga saat ini buku ini masih konsisten menjadi International Best Seller. Buktinya, buku ini telah berada di daftar New York Times Bestseller selama lebih dari enam tahun dan mendapat banyak pujian.

Buku ini pun telah terjual sebanyak 32 juta copy dan telah diterjemahkan ke lebih dari 51 bahasa termasuk bahasa Indonesia.

Buku ini menitikberatkan betapa pentingnya pendidikan finansial yang jarang diajarkan di sekolah-sekolah. Banyak Gagasan dalam buku ini yang dapat memberikan sudut pandang  bau kepada pembaca tentang uang yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Buku ini adalah titik awal yang tepat bagi siapapun yang ingin mengendalikan keuangan dengan cerdas.  Bila Anda salah satunya,  maka buku ini akan sangat membantu Anda.  Berikut ini review buku Rich Dad Poor Dad.

Review Buku Rich Dad Poor Dad

Buku Ini diawali dengan penjelasan asal mula kata “Rich Dad Poor Dad”. Disini Robert menjelaskan bahwa ia memiliki dua ayah.

Ayah pertama adalah ayah kandungnya sendiri yang merupakan seseorang yang berpendidikan tinggi. Ia juga memiliki gelar Ph.D, dan melanjutkan studinya ke berbagai universitas dengan beasiswa penuh.

Namun, ayah pertama ini harus berjuang untuk mendapatkan uang dan pada akhirnya hanya meninggalkan banyak hutang. Ayah pertamanya ini, disebut Robert sebagai "Poor Dad".

Ayah keduanya adalah ayah dari temannya yang tidak lulus SMP. Namun, ia berhasil menjadi salah satu orang terkaya dan teah mnenyumbangkan uang hingga puluhan juta dolar bagi keluarganya dan demi amal kemanusiaan. Ayah kedua inilah yang Robert sebut "Rich Dad".

Kedua ayah ini berperan sangat besar bagi Robert dalam membentuk pola pikirnya tentang uang. Nasihat dari kehadiran dua orang inilah yang Robert jadikan sandaran dalam melihat uang dari dua sudut pandang, yakni sudut pandang orang kaya dan sudut pandang orang miskin.

Begitu banyak informasi dalam buku ini yang disajikan dengan bahasa yang ringan dan mudah dim negeri sehingga  membuat pembaca tidak bosan untuk membaca buku ini hingga selesai. Selain itu, buku ini memuat banyak dobrakan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Salah satunya adalah gagasan Robert yang menentang bahwa rumah dan kendaraan bukanlah aset melainkan liabilitas. Selain itu, Robert juga menekankan kepada pada orang tua untuk tidak bergantung pada sekolah untuk mengajarkan tentang kepada anak.

Kutipan tentang Keuangan dari Buku Rich Dad, Poor Dad

Melalui buku ini, Robert telah mengubah mindset jutaan orang di seluruh dunia tentang uang.  Hal ini pun tertuang dengan berani dan apa adanya dalam berbagai kutipan yang ada di dalamnya.

Berikut ini beberapa  kutipan tentang keuangan uang dari buku Rich Dad, Poor Dad.

Ada perbedaan antara menjadi miskin dan menjadi bangkrut. bangkrut itu sementara. miskin itu selamanya.

Uang adalah satu bentuk kekuatan. Namun, yang lebih kuat adalah pendidikan keuangan.

Orang miskin dan menengah bekerja untuk uang. Orang kaya membuat uang bekerja untuk mereka.

Kalian miskin hanyalah kalau kalian menyerah. Yang paling penting adalah bahwa kalian melakukan sesuatu. Kebanyakan orang hanya berkata dan bermimpi ingin kaya.

Tak perlu mengkhawatirkan sekarang. Cukup ketahui bahwa rasa takutlah yang membuat kebanyakan orang terus bekerja.

Bukan seberapa banyak uang yang kita hasilkan, tetapi seberapa banyak uang yang kita simpan.

Orang kaya membangun aset. Orang miskin dan kelas menengah membangun liabilitas, tapi mereka mengira itu aset.

Sekolah dirancang untuk menghasilkan karyawan yang baik. bukanya pemberi kerja yang baik."

Kebanyakan dari kita menghabiskan hidup untuk mengurusi bisnis orang lain dan membuat orang itu kaya. tanpa kita berani untuk memulainya."