Fomepizole disebut-sebut dapat menjadi obat gagal ginjal misterius pada anak. Penggunaan obat antidotum jenis fomepizole pun dianggap manjur. Obat itu dinilai bisa mencegah tingkat keparahan gangguan ginjal akut. Meskipun pada dasarnya, fomepizole bukan lah obat untuk mengobati gagal ginjal akut.
Dikutip dari laman Drugbank.com, fomepizole diindikasikan sebagai penangkal untuk etilen glikol (bahan pelarut) atau keracunan metanol. Obat ini juga biasa digunakan ketika muncul dugaan konsumsi etilen glikol atau metanol, baik sendiri atau dalam kombinasi dengan hemodialisis.
Obat ini biasanya diberikan melalui cairan infus. Dosisnya juga berbeda untuk tiap pasien. Pemberian dosis awal yakni 15 mg/kg berat badan (BB). Dosis selanjutnya adalah 10 mg/kg BB per 12 jam selama 48 jam. Lalu 15 mg/kg BB per 12 jam.
Cara Kerja Fomepizole
Cara kerja fomepizole yakni, dengan mengubah etilen glikol menjadi glikoaldehida yang kemudian mengalami oksidasi menjadi glikolat, glioksilat, dan oksalat.
Glikolat dan oksalat terutama bertanggung jawab atas asidosis metabolik dan kerusakan ginjal akibat toksisitas etilen glikol.
Selain itu, dikutip dari laman aido.com, fomepizole biasanya juga digunakan bersamaan dengan prosedur cuci darah (hemodialisis) untuk mengeluarkan racun dari tubuh.
Fomepizole bekerja dengan menghambat alkohol dehidrogenase, enzim dalam tubuh yang dapat memetabolisme etilen glikol dan metanol sehingga menjadi bentuk yang beracun.
Efek Samping Fomepizole
Mengutip Medscape, obat ini tidak boleh diberikan melalui injeksi langsung. Obat ini juga bisa menimbulkan reaksi alergi seperti ruam ringan pada pasien.
Reaksi alergi dari penggunaan obat ini, yang membutuhkan bantuan medis darurat serta penanganan dari dokter, antara lain:
- Gatal-gatal
- Sulit bernapas
- Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
- Ruam kulit, memar, kesemutan parah, mati rasa, nyeri, kelemahan otot.
- Mual parah, pusing parah atau sensasi berputar; atau
- Perasaan pusing, seperti pasien akan pingsan.
Sementara, efek samping fomepizole yang umum terjadi, antara lain sakit kepala, pusing dan mengantuk, mual, mengalami rasa tidak enak atau logam di mulut.
Siapa yang Boleh Diobati dengan Fomepizole?
Sebelum mengonsumsi fomepizole, terdapat beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan dokter. Diantaranya pasien dengan riwayat alergi, terutama alergi terhadap suatu obat atau pernah mengalami reaksi alergi terhadap fomepizole sebelumnya.
Selain itu, masih belum jelas, apakah fomepizole aman dikonsumsi perempuan hamil dan menyusui. US Food and Drug Administration (FDA) memberikan kategori "C" untuk fomepizole pada kehamilan, yang berarti keamanan penggunaannya pada ibu hamil belum diketahui.
Pada ibu menyusui, belum diketahui apakah fomepizole terdapat dalam air susu ibu (ASI) atau dapat membahayakan bayi yang disusui.
Fomepizole sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang pernah mengalami reaksi hipersensitivitas berat akibat fomepizole atau obat golongan pyrazole lainnya.
Fomepizole untuk Penderita Gagal Ginjal Misterius
Pada pasien gagal ginjal, memburuknya tingkat keasaman dalam tubuh (asidosis metabolik) atau konsentrasi serum etilen glikol atau metanol 50 mg/dl ke atas, perlu dilakukan cuci darah (hemodialisis).
Frekuensi pemberian ditingkatkan menjadi setiap 4 jam selama menjalani cuci darah. Dosis yang diberikan sebelum atau sesudah cuci darah ditentukan berdasarkan dosis terakhir yang diberikan atau durasi cuci darah.
Namun, mengutip sciencedirect.com, fomepizole sepenuhnya dapat memblokir asidosis, serta cedera hati dan ginjal akut yang dihasilkan oleh dietilen glikol (DEG).
Namun, penting untuk dicatat bahwa penggunaan fomepizole untuk pengobatan keracunan DEG belum sepenuhnya disetujui FDA. Selain itu, fomepizole hanya akan efektif bila diberikan lebih awal setelah konsumsi DEG, yang tidak mungkin terjadi pada sebagian besar keadaan, terutama pada epidemi.