Mengenal Henti Jantung, Pemicu Banyaknya Korban Tragedi Itaewon

123RF.com/Belchonok
Ilustrasi, cardiac arrest atau henti jantung.
Penulis: Tifani
Editor: Agung
1/11/2022, 11.14 WIB

Henti jantung atau cardiac arrest disebut-sebut sebagai pemicu tewasnya ratusan orang dalam tragedi perayaan halloween di Kawasan Itaewon, Kore Selatan. Kerumunan massa yang tidak terkontrol menyebabkan kepanikan hingga pengunjung saling menginjak. Dampaknya, ratusan orang terkapar di jalanan akibat henti jantung.

Lalu apa sebenarnya henti jantung tersebut? Dilansir dari laman Hellosehat.com, henti jantung mendadak adalah hilangnya fungsi jantung, pernapasan, dan kesadaran secara tiba-tiba. Kondisi ini biasanya diakibatkan oleh masalah di sistem kelistrikan jantung yang mengganggu pemompaan jantung dan menghentikan aliran darah ke tubuh.

Serangan jantung mendadak tidak sama dengan serangan jantung. Namun, serangan jantung terkadang dapat memicu gangguan listrik yang menyebabkan serangan jantung mendadak.

Jika tidak segera mendapat pertolongan, serangan jantung mendadak dapat menyebabkan kematian. Penderita perlu diberikan pertolongan pertama berupa CPR dan kejut jantung, agar tidak terserang komplikasi.

Gejala Henti Jantung Mendadak

Gejala henti jantung mendadak, pada umumnya adalah pingsan. Namun, sebagian penderita henti jantung mendadak dapat mengalami gejala awal berupa, pusing, lemas, nyeri dada, sesak napas dan dada berdebar.

Dikutip dari Mayo Clinic, terdapat sejumlah penyebab henti jantung, yakni sebagai berikut:

1. Aritmia dan Fibrilasi Ventrikel.

Aritmia terjadi ketika sinyal listrik di jantung mengalami masalah yang menyebabkan detak jantung tidak normal. Sementara fibrilasi ventrikel adalah jenis aritmia dan merupakan penyebab paling umum dari henti jantung.

2. Pembesaran Jantung

Pembesaran jantung atau kardiomiopati ini, ditandai dengan otot jantung melebar atau menebal, menyebabkan kontraksi jantung yang tidak normal.

3. Penyakit Arteri Koroner.

Jenis penyakit jantung ini terjadi ketika arteri koroner menyempit dan menebal oleh penyumbatan plak, yang membatasi aliran darah ke jantung. Jika tidak diobati, penyakit arteri koroner dapat menyebabkan gagal jantung atau aritmia, yang keduanya dapat menyebabkan henti jantung.

Penyebab Lain Henti Jantung dan Pertolongan Pertama

Henti jantung mendadak dapat dialami oleh siapa saja. Namun, kondisi ini lebih berisiko pada orang yang memiliki riwayat penyakit jantung berupa:

  1. Penyakit jantung koroner
  2. Penyakit otot jantung (kardiomiopati)
  3. Gangguan katup jantung
  4. Penyakit jantung bawaan
  5. Sindrom Marfan
  6. Torsade de pointes

Selain pada penderita penyakit jantung, faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadinya henti jantung mendadak adalah:

  1. Kebiasaan merokok
  2. Obesitas dan obesitas morbid
  3. Diabetes
  4. Sleep apnea
  5. Gagal ginjal kronis
  6. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  7. Kadar kolesterol tinggi
  8. Wolf Parkinson White syndrome
  9. Ketidakseimbangan kadar kalium dan magnesium dalam darah
  10. Penggunaan NAPZA, seperti kokain atau amfetamin
  11. Riwayat penyakit jantung atau henti jantung mendadak dalam keluarga
  12. Jarang berolahraga dan tidak aktif bergerak

Sebenarnya, cara mengobati kondisi henti jantung adalah dengan tindakan medis profesional sesegera mungkin. Untuk penanganan darurat, CPR bisa menjadi langkah yang tepat. Sangat direkomendasikan untuk segera membawa penderita ke dokter atau mendapat penanganan medis secepatnya.

Pengobatan Jangka Panjang untuk Henti Jantung

Pengobatan jangka panjang bertujuan untuk mengatasi henti jantung mendadak sesuai penyebabnya dan mencegah kondisi ini terjadi kembali di kemudian hari. Beberapa pengobatan jangka panjang yang dapat diberikan oleh dokter adalah:

1. Obat-obatan

Pemberian obat-obatan dilakukan saat kondisi pasien mulai stabil hingga pasien kembali ke rumah. Jenis obat yang dapat diresepkan oleh dokter adalah golongan obat antiaritmia, yang berfungsi untuk mengatasi gangguan irama jantung.

2. Implan Alat Kejut Jantung (ICD)

Alat bernama ICD akan ditempel di dalam dada sebelah kiri untuk mendeteksi irama jantung. Jika detak jantung melemah atau tidak beraturan, alat ini akan bekerja untuk menormalkan kembali ritme jantung.

3. Angioplasti

Prosedur ini dilakukan untuk memperbaiki aliran darah agar otot-otot jantung mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup. Pada kondisi tertentu, angioplasti disertai dengan prosedur pemasangan ring jantung.

4. Ablasi Jantung

Ablasi jantung bertujuan untuk memblokir jalur listrik abnormal yang menyebabkan aritmia. Prosedur ini dilakukan dengan cara memasukkan kateter ke pembuluh darah yang dihubungkan dengan elektroda.

5. Operasi Bypass Jantung

Pada operasi bypass jantung, dokter akan memasang pembuluh darah baru pada jantung sebagai alternatif pembuluh darah yang tersumbat. Pembuluh darah baru tersebut diambil dari organ tubuh lain.

6. Operasi Perbaikan Jantung

Operasi perbaikan jantung bertujuan untuk memperbaiki kelainan jantung bawaan serta memperbaiki dan mengganti katup jantung yang rusak. Prosedur ini dapat membantu meningkatkan detak jantung dan menjaga aliran darah ke jantung.

Komplikasi Henti Jantung Mendadak

Komplikasi henti jantung mendadak adalah kerusakan otak permanen, hipoksia, hingga kematian. Pada beberapa kasus, penderita henti jantung mendadak masih bisa ditangani dan akhirnya sembuh.

Meski demikian, penderita henti jantung mendadak yang sembuh umumnya juga mengalami sejumlah komplikasi berupa:

  1. Kerusakan saraf
  2. Gangguan gerakan
  3. Kesulitan berbicara
  4. Sulit konsentrasi
  5. Post-traumatic stress disorder (PTSD)