Prabowo Sebut Banyak Nelayan Miskin yang Berat Kehidupannya

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Debat tersebut itu mengangkat tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
17/2/2019, 22.56 WIB

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut masih banyak nelayan miskin yang masih sangat berat kehidupannya. Hal tersebut terjadi karena mereka tak punya akses kepada teknologi, kapal, dan permodalan.

Lebih lanjut, Prabowo menyebut masih ada aturan yang sangat membatasi kemampuan nelayan kecil melaut dan melaksanakan pekerjaannya. "Yang jadi masalah sekarang adalah para nelayan miskin tidak punya akses," kata Prabowo di segmen kelima Debat Capres di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2).

Atas dasar itu, Prabowo menjanjikan strategi untuk mengatasi hal tersebut dengan membuat BUMN khusus di bidang laut dan perikanan. Ketua Umum Gerindra itu juga akan mengorganisir nelayan dan melatih mereka menggunakan teknologi yang tepat.

Lebih lanjut, Prabowo akan memeberikan akses kapal, modal, serta prasarana lainnya seperti cold storage, pengalengan, dan pemasaran. "Jadi kami ingin mengendalikan namun juga memberdayakan nelayan yang miskin," kata Prabowo.

(Baca: Organisasi Nelayan Anggap Visi Misi Jokowi Lebih Komprehensif )

Perizinan Lebih Mudah

Menanggapi pernyataan Prabowo, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo menyebut pemerintah saat ini sudah memiliki BUMN di sektor perikanan, yakni PT Perikanan Nusantara (Perinus) dan Perum Perikanan Indonesia (Perindo).

Pemerintah juga telah membuat bank mikro untuk membantu nelayan. Terkait dengan perizinan, Jokowi menyebut saat ini nelayan kecil dengan kapal berbobot 10 Gross Ton (GT) ke bawah sudah tak perlu izin.

Hanya kapal dengan bobot di atas itu yang perlu mendapat izin dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Pemerintah Provinsi. "Sehingga kami harapkan dengan semakin cepat perizinan akan lebih baik. Yang kecil enggak ada izin mereka bisa melaut dan mendapat ikan lebih banyak," kata Jokowi.

Mendengar Jokowi, Prabowo lantas menyebut dirinya hanya menangkap aspirasi dari para nelayan paling miskin di berbagai daerah yang dikunjunginya. Dia lantas menyebut bahwa hanya laporan yang bagus-bagus disampaikan ke Jokowi. "Tapi kenyataannya di bawah tidak sebagus apa yang disampaikan ke bapak," kata Prabowo.

Jokowi lalu menyebut tugas pemimpin lah untuk membuat hal buruk menjadi bagus. Dia pun menyebut dirinya setiap pekan bertemu para nelayan untuk memeriksa laporan kerja pejabat di bawahnya.

Petahana mencontohkan dirinya pernah datang pukul 02.00 WIB ke Tambaklorok, Semarang hanya untuk bertemu para nelayan. Jika ada hal-hal yang kurang dan belum dilakukan pemerintah, Jokowi menyebut hal itu harus pula dikoreksi oleh masyarakat. "Saya kira ini sebuah negara besar yang harus kita bangun bersama-sama," kata Jokowi.

(Baca: Jokowi Diminta Bahas Pengembangan Industri Perkapalan di Debat Kedua)

Reporter: Dimas Jarot Bayu