KEIN Minta Jokowi Jadikan Tambak Udang Dipasena Proyek Strategis

ANTARA FOTO/Aji Styawan
Petambak sedang memberi pakan udang vaname
26/3/2018, 15.49 WIB

Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) akan meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mempertimbangkan kawasan Bumi Dipasena sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Ini perlu dilakukan agar pembenahan sentra udang di Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung tersebut dapat dilakukan komprehensif.

"Ini program kami bersama agar menjadi PSN," kata anggota KEIN M. Najikh usai rapat revitalisasi tambak udang rakyat Bumi Dipasena di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin, (26/3). 

Najikh yang memimpin rapat tersebut mengatakan salah satu daerah yang berhasil dibangkitkan lagi dengan status strategis adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB). Dia menilai keberhasilan di NTB bisa ditularkan di wilayah Lampung, dengan membuatnya sebagai proyek stategis.

Oleh sebab itu dia meminta seluruh pemangku kebijakan menyuarakan status strategis ini di setiap kesempatan. "Karena semua tahu sebenarnya tambak udang Vaname terbesar di dunia dulunya di Dipasena," kata dia.

(Baca: Sebulan Berjalan, Asuransi Budidaya Udang Punya 2 Ribu Peserta)

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Gellwyn Yusuf mengatakan peningkatan kawasan ini menjadi strategis atau prioritas, membuat penanganannya tidak bisa berjalan setengah-setengah.

Karena itu Pemerintah Provinsi Lampung harus menyesuaikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah terlebih dahulu, agar Dipa Sena menjadi kawasan pengembangan pangan khusus. "Kalau tidak pengembangannya akan parsial saja," kata Gellwyn.

Kepala Kampung Bumi Dipasena Jaya Nafian Faiz menyambut baik usulan ini. Pembangunan kawasan yang terintegrasi diharapkan bisa membuat produksi vaname Dipasena dapat meningkat kembali. Kawasan Bumi Dipasena merupakan nama lain Kecamatan Rawa Jitu Timur.

Pada masa jayanya, total produksi udang vaname dan windu di delapan kampung Bumi Dipasena mencapai 200 ton per hari. Saat ini produksi udang dari wilayah tersebut hanya mencapai 30-40 ton per hari. Produksi ini dihasilkan oleh 7.000 kepala keluarga petambak yang mengerjakan 16.000 petak tambak seluas 16.250 hektare. 

"Persoalannya hanya sekitar keberadaan listrik, jalan, kanal hingga budidaya," kata Nafian.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga sepakat meningkatkan status Bumi Dipasena ini sebagai kawasan strategis. Dengan begitu, pemerintah akan lebih mudah mengangarkan transmisi masuk wilayah ini. Selama ini warga Dipasena mengandalkan genset semata sebagai sumber energi listrik.

"Ada beberapa proyek seperti transmisi serta gardu induk (yang siap dibangun)," kata Kepala Seksi Penyiapan Investasi Tenaga Listrik, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Agung Sulistyo.

Hal ini turut diamini oleh Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Arik Hari Wibowo. Dia mengatakan pembenahan fisik perlu dilakukan bersama-sama antara sejumlah Kementerian teknis. Sedangkan KKP akan membantu dari segi peningkatan budidaya udang.

Indonesia, Raja Udang ASEAN (Katadata)