Penasihat Khusus Perdana Menteri Jepang Hiroto Izumi bertamu ke kantor Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Izumi menyampaikan komitmen untuk membangun industri dan komunitas perikanan serta radar pantai di enam pulau terluar Indonesia.
"Kerja sama dengan Jepang akan memastikan pembangunan perikanan dan keamanan kelautan," kata Susi usai pertemuan di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Rabu (6/9).
Menurut dia, pemberian bantuan Jepang bakal membuka peluang bisnis di Indonesia. Pasalnya, kedua negara merupakan negara yang memiliki banyak pulau dan bisa menjadi rekan strategis di bidang perikanan.
(Baca juga: Pemerintah Ingin Jepang Bebaskan Bea Masuk Tuna)
Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Brahmantya Satyamurti menyebutkan pembangunan industri dan komunitas perikanan terintegrasi bakal dilakukan di Sabang, Natuna, Morotai, Saumlaki, Biak, dan Moa. Di antara fasilitas yang akan dibangun di tiap-tiap lokasi adalah pelabuhan dan pasar ikan.
Proyek ini menurutnya bakal dimulai tahun depan setelah survei Jepang selesai. Sebelum itu, Presiden Joko Widodo juga bakal bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Rencananya, kerja sama kedua negara bakal diresmikan ketika kedua kepala negara bertemu.
(Baca juga: Djarot dan Para Menteri Bahas Moratorium Reklamasi Teluk Jakarta)
Selain itu, Jepang juga akan menghibahkan kapal pengangkut untuk memudahkan transportasi produk perikanan dari pulau terluar ke pasar tujuan. Di samping itu, kapal multiguna juga bakal diberikan sebagai fasilitas patroli.
Selain itu, radar pantai yang digunakan di tiap lokasi juga bakal menggunakan teknologi Jepang. "Open system satellite, sangat bagus dan bisa dikombinasikan dengan radar," kata Brahmantya.
Radar dan satelit yang diberikan pihak Jepang bakal meningkatkan kemampuan pengawasan perikanan dan kelautan Indonesia. Sehingga pengawasan kapal-kapal kecil di pulau terluar semakin efektif. Rencananya, satelitnya bakal diluncurkan dari Bali.
(Baca juga: Buka 17.928 Lowongan, Laman Pendaftaran CPNS Sempat Down)
Di pihak lain, Izumi menyatakan kerja sama ini merupakan bentuk apresiasi atas 60 tahun hubungan diplomatik yang telah terjalin antara kedua negara. Dia menyebutkan Indonesia merupakan poros maritim dunia.
"Kami melaksanakan dengan cepat proyek lewat kerja sama dan pendanaan," kata Izumi.