Kota Wuhan Revisi Data, Angka Kematian Akibat Corona Naik 50%

ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/hp/dj
Warga menggunakan masker penutup wajah di kereta bawah tanah Kota Wuhan, provinsi Hubei, pusat penularan wabah, China, Sabtu (28/3/2020). Angka kematian akibat Covid-19 di Wuhan bertambah 50% usai adanya revisi data.
17/4/2020, 16.43 WIB

Pemerintah Kota Wuhan, Tiongkok pada hari Jumat (17/4) merevisi jumlah kasus positif dan kematian akibat virus corona Covid-19. Ini lantaran adanya beberapa faktor sehingga mereka perlu mengubah data. 

Ada tambahan 325 kasus positif corona, sehingga total jumlah orang yang terinfeksi penyakit ini mencapai 50.333 orang. Sedangkan angka kematian akibat Covid-19 di Wuhan meningkat 1.290 atau 50% menjadi 3.869 orang.

Kantor pencegahan dan pengendalian Covid-19 Kota Wuhan menyatakan revisi dilakukan sesuai peraturan. Tujuannya sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah terhadap masyarakat dan keluarga orang yang meninggal.

"Apa yang ada di balik data epidemi adalah kehidupan dan kesehatan masyarakat umum, serta kredibilitas pemerintah," demikian keterangan pejabat Kota Wuhan dilansir dari Xinhua, Jumat (17/4).

(Baca: Wabah Corona Mereda, Barang Impor Tiongkok Kembali Banjiri Indonesia)

Ada empat alasan utama mengapa revisi data perlu dilakukan. Pertama, adanya pasien yang meninggal di rumah tanpa sempat mendapat perawatan rumah sakit. Kedua, ada laporan data dari rumah sakit yang terlewat ataupun keliru karena petugas saat itu sibuk menyelamatkan nyawa pasien.

“Selama puncak (Covid-19), rumah sakit beroperasi di luar kapasitas mereka,” demikian penjelasan pemerintah Kota Wuhan.

Faktor ketiga adalah adanya data yang sempat gagal masuk ke pemerintah karena beberapa rumah sakit swasta dan darurat tidak menautkan jaringan informasi mereka. Terakhir adanya data yang tak lengkap, salah, atau mengulang dalam laporan.

Kota Wuhan dan Provinsi Hubei diduga menjadi tempat munculnya virus corona pada akhir 2019 lalu. Pada tanggal 23 Januari, Pemerintah Tiongkok memutuskan untuk mengkarantina wilayah ini demi mencegah penyebaran Covid-19.

(Baca: Setelah 76 Hari Lockdown, Akses Wuhan Akhirnya Dibuka Penuh)