Pertamina EP Cepu (PEPC) melanjutkan pengembangan proyek Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) di tengah pandemi corona. Salah satunya dengan merampungkan proses operasi heavy lifting berupa pemasangan Selexol Regenerator di fasilitas Gas Processing Facility (GPF).
Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu Jamsaton Nababan menjelaskan, proses tersebut merupakan tahapan penting dalam pengembangan Lapangan Unitisasi JTB. Selexol Regenerator merupakan salah satu perangkat penting dengan ukuran sangat besar, berbobot 208 ton dan tinggi 66 meter.
(Baca: Pertamina Cepu Lanjutkan Pengeboran Proyek Tiung Biru saat Pandemi)
Menurutnya, Selexol Regenerator berfungsi untuk memurnikan gas JTB dengan cara memisahkan komponen gas asam seperti hidrogen sulfida dan karbondioksida. Proses pemasangan pengangkatan dan pemasangan melibatkan 2 (dua) crane berkapasitas 1.350 ton dan 350 ton.
“Ini menjadi bukti kolaborasi PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dan Konsorsium PT Rekayasa Industri-Japan Gas Corporation – JGC Indonesia (RJJ) dalam mencapai setiap tahapan penting Proyek JTB untuk mencapai target produksi di 2021.” kata Jamsaton dalam keterangan tertulis, Jumat (17/4).
Kendati pandemi Covid-19 masih merebak di Indonesia, pihaknya terus berupaya untuk mencapai target proyek JTB tepat waktu.
"Tidak mudah membawa peralatan yang besar seperti Selexol Regenerator ini, tapi dengan koordinasi yang baik dan terencana, kami percaya bisa melalui semua ini tanpa kendala," kata dia.
(Baca: Pertamina Cepu Lanjutkan Pengeboran Proyek Tiung Biru saat Pandemi)
Seperti diketahui, proyek JTB memiliki kapasitas produksi gas 192 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan cadangan 2,5 triliun kaki kubik (TCF). Pasokan gas dari blok ini akan menggunakan pipa gas Gresik-Semarang.
Dengan begitu diharapkan, produksi dari JTB dapat mengatasi defisit pasokan gas 19 sektor industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Beberapa di antaranya bergerak di bidang tekstil, ban, baja, keramik, serta makanan dan minuman. Secara keseluruhan, proyek JTB memiliki nilai investasi sekitar US$ 1,53 miliar.