SKK Migas menyatakan Chevron Pacific Indonesia akan memulai pengeboran di Blok Rokan pada tahun ini. Nilai investasi kegiatan itu mencapai US$ 152 juta atau setara Rp 2,38 triliun.
Wakil Kepala SKK Migas Fataryani Abdurrahman menjelaskan nilai investasi tersebut dihitung ketika harga minyak cukup tinggi. "Mudah-mudahan dengan kondisi sekarang, investasi bisa kurang," kata Fatar dalam Jumpa Pers Kinerja Hulu Migas Kuartal I Tahun 2020 via video conference, Kamis (16/4).
SKK migas pun telah mengkaji beberapa skenario harga minyak dalam menghitung pengeboran Blok Rokan. Adapun dana investasi yang akan disediakan oleh Chevron tersebut akan dikembalikan oleh pemerintah dengan skema kontrak cost recovery.
"Semua skenario akan kami lihat bagaimana caranya recover cost Chevron. Harapan kami, ini alih kelola yang baik dan jadi benchmark di masa datang," ujar Fatar.
Menurut Fatar, Chevron berencana mengebor 11 sumur baru pada November 2020. Kemudian, perusahaan asal Amerika Serikat itu, akan melanjutkan pengeboran 93 sumur baru dan 11 sumur konversi menjadi sumur produksi pada tahun depan.
(Baca: Pertamina Putuskan Mengebor 44 Sumur Blok Rokan Tahun Depan)
Berdasarkan perhitungan SKK Migas, 11 sumur yang akan dibor pada tahun ini bisa mendongkrak kenaikan produksi sebesar 3.000 barel minyak per hari (bopd). Sedangkan pengeboran sumur pada 2021 dapat menambah produksi hingga 9.000 bopd.
"Itu sudah cukup membantu menekan angka penurunan produksi di Blok Rokan saat alih kelola nanti Agustus 2021," kata dia.
Selanjutnya, menurut Fatar, pengeboran Blok Rokan akan dilanjutkan oleh Pertamina. Dia pun berharap Pertamina dapat meningkatkan jumlah rig minimal 13 rig dari tujuh rig yang akan digunakan Chevron.
Dengan begitu, Pertamina bisa melanjutkan pengeboran 100 sumur baru di Blok Rokan setelah alih kelola. "Pertamina nikmati tambahan produksi. Chevron bisa selesaikan kewajibannya. Ini lagi disiapkan administrasinya," kata Fatar.
SKK Migas memproyeksi produksi Blok Rokan turun hingga 15 ribu per tahun jika tak ada pengeboran sumur. Padahal, produksi Blok Rokan tahun ini diproyeksi turun dari tahun lalu sebesar 190 ribu bopd menjadi 160 ribu bopd.
Sejak dikelola oleh Chevron dari 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi Blok Rokan mencapai 11,5 barel minyak. Produksi tersebut berasal dari 96 lapangan migas dengan tiga lapangan utama, yaitu Duri, Minas, dan Bekasap.
(Baca: Tak Ada Transisi, Pertagas Tetap Bangun Pipa Minyak di Blok Rokan)