Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof. Amin Soebandrio memiliki prediksi soal penyebaran virus corona Covid-19 di Indonesia. Ia memperkirakan puncak pandemi ini akan terjadi pertengahan Mei atau tepatnya jelang lebaran.
Amin memperkirakan usai puncaknya, maka kasus corona di RI berangsur menurun mulai akhir Mei atau awal Juni. Dia juga berharap dalam waktu dekat tak ada lonjakan kasus signifikan sehingga prediksi ini dapat tercapai.
“Selama tidak melonjak drastis, tidak berapa lama lagi bisa sampai puncak,” kata Amin saat wawancara dengan Katadata.co.id, Rabu (9/4).
(Baca: Akan Tambah Alat, LBM Eijkman Targetkan 1.000 Tes Covid-19 per Hari)
Beberapa lembaga sempat memprediksi jumlah kasus Covid-19 di Indonesia akan meledak bahkan melampaui angka 100 ribu. Namun Amin memperkirakan jumlahnya akan berada di bawah 10 ribu orang.
“Dengan catatan perilaku masyarakat bisa lebih baik dan partisipasi mereka batasi virus dengan baik,” kata Guru Besar Mikrobiologi Klinik Universitas Indonesia (UI) ini.
Amin mengatakan salah satu hal yang mempengaruhi penambahan kasus adalah arus mudik saat lebaran. Dia berharap Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan pengawasan atas kasus di daerah dapat menekan angka positif corona.
“Atau sebaliknya, ditemukan kasus baru di (daerah) pinggiran karena populasi pindah ke sana,” ujarnya.
(Baca: Cegah Mudik, Pemerintah Geser Cuti Bersama Lebaran ke Akhir Tahun)
Kemampuan deteksi kasus juga disebutnya jadi kunci menahan pertumbuhan jumlah pasien Covid-19. Makanya dia berharap akan ada lebih banyak lagi laboratorium dengan fasilitas lengkap yang ikut.
“Kalau laboratorium itu sudah dilengkapi (peralatannya) mungkin saja dua sampai 3 minggu ke depan ada peningkatan jumlah kasus,” katanya.
Sebelumnya berbagai lembaga telah memprediksi puncak dan penurunan virus corona di Indonesia. Pakar statistik dan alumni Fakultas MIPA UGM memprediksi serangan virus ini akan berakhir di Indonesia pada akhir Mei. Sedangkan jumlah kasus terbanyak diprediksi mencapai 6.174 kasus.
Sedangkan Fakultas Kesehatan masyarakat UI memprediksi dengan intervensi serius pemerintah, jumlah kasus diperkirakan sekitar 600 ribu jiwa pada hari ke-98 dengan angka kematian mencapai 11.898 orang pada hari ke-100. Jumlah kasus baru tertinggi sekitar 70 ribu orang pada hari ke-80 atau bulan Juni, sebelum akhirnya menurun.