Presiden Joko Widodo meminta masyarakat untuk mengenakan masker saat berada di luar rumah, menyusul Amerika Serikat yang juga mengeluarkan imbauan senada. Tujuannya, untuk meredam penyebaran virus corona. Apalagi, terdapat orang-orang yang tidak menunjukkan gejala namun telah terinfeksi corona.
Meski begitu, masyarakat umum tidak direkomendasikan untuk seluruhnya mengenakan masker medis. Apalagi, ada kebutuhan besar masker jenis ini untuk tenaga medis, sedangkan produksinya terbatas. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 telah mengeluarkan rekomendasi masker sesuai risiko.
(Baca: Krisis Ventilator di Tengah Pandemi Corona, Seberapa Penting Alat Ini?)
Masker bedah 3Ply alias surgical mask 3Ply yang sebelum pandemi corona banyak dijual di pasaran, hanya direkomendasikan untuk masyarakat yang menunjukkan gejala demam, disertai batuk, nyeri tenggorokan, hidung berair, dan bersin-bersin. Sedangkan yang tidak memiliki gejala disarankan untuk mengenakan masker kain berlapis.
Jenis Masker, Kemampuan dan Rekomendasi Penggunaannya
1. Masker Kain
Masker kain dapat digunakan untuk mencegah penularan di tengah kelangkaan masker medis. Efektivitas penyaringan pada masker kain meningkat seiring jumlah lapisan dan kerapatan tenun kain yang dipakai. Masker kain perlu dicuci dan dapat dipakai berkali-kali. Bahan yang digunakan untuk masker kain berupa bahan kain katun, scarf, dan sebagainya.
Masker kain dapat digunakan oleh:
-Masyarakat sehat ketika berada di tempat umum dan fasilitas lainnya dengan tetap menjaga jarak 1-2 meter. Kecuali, Namun, masyarakat memiliki kegiatan yang tergolong berbahaya, misalnya, penanganan jenazah COVID-19.
-Tenaga medis, sebagai opsi terakhir jika masker bedah atau masker N95 tidak tersedia. Masker kain idealnya perlu dikombinasikan dengan pelindung wajah yang menutupi seluruh bagian depan dan sisi wajah.
(Baca: 20 Perusahaan Tekstil Akan Produksi Jutaan APD Bagi Tenaga Medis Corona)
2. Masker Bedah 3Ply
Masker bedah memiliki tiga lapisan (layers) yaitu lapisan luar berupa kain tanpa anyaman kedap air, lapisan dalam yang merupakan lapisan filter densitas tinggi dan lapisan dalam yang menempel langsung dengan kulit yang berfungsi sebagai penyerap cairan berukuran besar yang keluar dari pemakai ketika batuk maupun bersin.
Masker bedah efektif untuk menyaring droplet yang keluar dari pemakai ketika batuk atau bersin, namun bukan merupakan proteksi pernapasan karena tidak bisa melindungi pemakai dari terhirupnya partikel lebih kecil yang mengambang di udara alias airborne.
Masker ini direkomendasikan untuk masyarakat yang memiliki gejala-gejala flu serta tenaga medis di fasilitas layanan kesehatan.
3. Masker N95
Masker N95 merupakan kelompok masker Filtering Facepiece Respirator (FFR) sekali pakai. Kelompok masker ini memiliki kelebihan tidak hanya melindungi pemakai dari paparan cairan dengan ukuran droplet, tapi juga cairan berukuran aerosol.
Masker jenis ini memiliki penutup yang bisa menyesuaikan alias face seal fit yang ketat sehingga mendukung pemakai terhindar dari paparan aerosol asalkan seal fit terpasang dengan benar. Masker FFR yang sejajar dengan N95 yaitu FFP2, KN95, P2, KF94, dan DS.
Kelompok masker ini direkomendasikan terutama untuk tenaga kesehatan yang harus menangani kasus dengan risiko infeksi yang tinggi, termasuk kontak langsung dengan pasien.
4. Reusable Facepiece Respirator
Tipe masker ini memiliki keefektifan filter lebih tinggi dibanding N95, meskipun tergantung filter yang digunakan. Karena memiliki kemampuan filter lebih tinggi dibanding N95, tipe masker ini dapat juga menyaring hingga bentuk gas.
Tipe masker ini direkomendasikan dan lazim digunakan untuk pekerjaan yang memiliki risiko tinggi terpapar gas-gas berbahaya. Tipe masker ini dapat digunakan berkali-kali selama face seal atau penutup tidak rusak dan harus dibersihkan dengan disinfektan secara benar sebelum digunakan kembali.
Berikut kelebihan dan kekurangan berbagai jenis masker:
Jenis perlindungan | Masker Kain | Masker Bedah 3 Ply | N95 atau ekuivalen | Reusable Facepiece Respirator |
Perlindungan pemakai terhadap droplet besar | Ya | Ya | Ya | Ya |
Perlindungan pemakai terhadap aerosol/partikel airborne | Tidak | Tidak | Ya | Ya |
Pencegahan keluarnya droplet besar dari batuk/bersin pemakai | Ya | Ya | Ya | Ya |
Pencegahan keluarnya droplet kecil dari batuk/bersin pemakai | Tidak | Ya | Ya | Ya |
Efektivitas filtrasi | 3 mikron: 10-60%** | 0,1 mikron:30 95% | 0,1 mikron ≥95% | 0,1 mikron ≥99% |
Face seal fit | Longgar | Longgar | Ketat | Ketat |
Dapat dipakai ulang | Ya, dengan sebelumnya dicuci menggunakan sabun/deterjen hingga bersih | Tidak | Tidak* | Ya, setelah dibersihkan dengan disinfektan secara benar |
Keharusan mengecek face seal fit | Tidak | Tidak | Ya | Ya |
Tidak ada kebocoran | Ada | Ada | Tidak ada, jika dipakai dengan benar | Tidak ada, jika dipakai dengan benar |
Sumber: Materi rekomendasi standar penggunaan APD untuk penanganan Covid-19
*Idealnya tidak digunakan kembali, namun dengan stok N95 yang sedikit, dapat dipakai ulang dengan catatan semakin sering dipakai ulang, kemampuan filtrasi akan menurun. Jika akan menggunakan metode pemakaian kembali, bisa dengan memiliki beberapa masker sehingga masker yang sudah dipakai dapat dikeringkan tanpa terkena sinar UV secara langsung selama tiga sampai empat hari.
**Efektivitas penyaringan pada masker kain meningkat seiring jumlah lapisan dan kerapatan tenun kain yang dipakai.