DKI Jakarta Gelar 23 Ribu Rapid Tes, Hasilnya 589 Orang Positif Corona

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pras.
Ilustrasi, tes cepat atau rapid test. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melaksanakan 23 ribu tes cepat untuk mendeteksi penyebaran virus corona.
6/4/2020, 16.27 WIB

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menggelar tes cepat atau rapid test kepada 23.426 orang hingga Senin (6/4). Hasilnya, sebanyak 589 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona

Asisten Bidang Kesejahteraan Rakyat (Askesra) Provinsi DKI Jakarta Catur Laswanto menjelaskan masyarakat dengan hasil positif akan menjalani tes lanjutan. Pemerintah akan mengambil sampel lendir melalui metode swab untuk diperiksa dengan cara Polymerase Chain Reaction (PCR).

Sejauh ini, Pemprov DKI Jakarta mencatat jumlah orang dalam pemantauan mencapai 2.515 orang. Sebanyak 517 diantaranya telah selesai dipantau, sedangkan 1.998 orang tetap dalam pemantauan. 

"Sedangkan pasien dalam pengawasan jumlahnya 2.091 orang, dirawat 899 orang, dan sudah pulang 1.191 orang," kata Catur saat menggelar konferensi pers di Balaikota Jakarta, Senin (6/4).

(Baca: Kasus Positif Corona RI Bertambah jadi 2.491 Orang, 209 Meninggal)

 Masyarakat Wajib Gunakan Masker Kain

Lebih lanjut Catur mengatakan tingkat penularan virus corona di ibu kota masih cukup tinggi. Hal itu karena masyarakat tak disiplin menjalankan pembatasan interaksi fisik dan sosial. Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta mewajibkan masyarakat menggunakan masker setiap keluar rumah untuk meminimalkan risiko penularan Covid-19. 

"Masyarakat tetap jaga jarak dan jangan keluar jika tidak perlu. Kalau terpaksa harus keluar, pastikan menggunakan masker," kata dia.

Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta telah mewajibkan setiap masyarakat untuk menggunakan masker ketika berada di luar rumah. Aturan tersebut tertuang dalam Seruan Gubernur Nomor 9 Tahun 2020 Tentang Penggunaan Masker. 

Adapun jenis masker yang direkomendasikan pemerintah yakni masker yang terbuat dari bahan kain sehingga dapat dicuci. Hal ini untuk mengurangi risiko adanya kelangkaan masker N95 yang seharusnya digunakan tenaga medis.

"Jadi saya menegaskan menggunakan masker menjadi bagaian yang sangat penting untuk mengurangi penularan," ujar dia.

(Baca: Satgas Covid-19: RI Bakal Produksi Massal APD dengan Bahan Baku Lokal)

Reporter: Tri Kurnia Yunianto