Pertamina berencana memulai pengeboran Blok Rokan pada tahun depan. Hal itu untuk menahan laju penurunan produksi ketika alih kelola dari Chevron Pacific Indonesia (CPI).
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman megatakan pihaknya akan menerima kelola Blok Rokan pada Agustus tahun depan. "PT Pertamina Hulu Rokan akan mengebor sekitar 44 sumur pada 2021," kata Fajriyah kepada Katadata.co.id, Senin (6/4).
Pengeboran tersebut lebih sedikit dari target Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam satu tahun. Wakil Kepala SKK Migas Fataryani Abdurrahman mengatakan Chevron bisa mengebor minimal 100 sumur.
Pengeboran akan dimulai paling cepat November 2020 hingga proses alih kelola pada Agustus 2021. "Paling tidak pas handover sudah dibor kalau bisa minimal kurang lebih 100 sumur infill (sisipan)," kata Fatar beberapa waktu lalu.
Menurut Fatar, rencananya akan ada lima hingga 10 rig yang beroperasi untuk melaksanakan pengeboran tersebut. Dana investasi pun akan disediakan oleh Chevron dan dikembalikan oleh pemerintah sesuai skema kontrak cost recovery.
(Baca: Tak Ada Transisi, Pertagas Tetap Bangun Pipa Minyak di Blok Rokan)
Di sisi lain, Pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan jumlah sumur yang dibor akan sangat berpengaruh pada tingkat penurunan produksi blok migas. Oleh karena itu, dia menyarankan Pertamina mengacu jumlah pengeboran pada Rencana Kegiatan dan Anggaran Biaya (RKAB) Blok Rokan periode 2010 hingga 2015.
"Sebelum produksi Blok Rokan itu turun signifikan, jumlah sumur dan investasi referensinya harus ke kisaran itu (periode tersebut)," kata Pri Agung.
SKK Migas memproyeksi produksi Blok Rokan turun hingga 15 ribu barel per hari (bopd) jika tak ada pengeboran sumur. Padahal, produksi Blok Rokan tahun ini sudah diproyeksi turun dari tahun lalu sebesar 190 ribu bopd menjadi 160 ribu bopd.
Sejak dikelola oleh Chevron dari 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel minyak. Produksi tersebut berasal dari 96 lapangan migas dengan tiga lapangan utama, yaitu Duri, Minas, dan Bekasap.
(Baca: SKK Migas Minta Chevron Mengebor 100 Sumur di Blok Rokan)