Kesehatan Warga Jatim Dinilai Rentan, Pemprov Siapkan Mitigasi Corona

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri), Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak (tengah). Pemprov Jatim menyatakan telah melakukan sejumlah mitigasi guna antisipasi penyebaran virus corona.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
3/4/2020, 19.13 WIB

Riset Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan wilayah Jawa Timur memiliki kerentanan dalam menghadapi pandemi corona (Covid-19) dari sisi risiko kesehatan penduduk. Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak pun telah menyiapkan sejumlah antisipasi agar masyarakat tidak tertular corona.

"Kami telah melakukan hal strategis untuk mencegah risiko covid-19," kata Emil dalam press briefing online katadata.co.id bertajuk "Kesiapan Daerah Hadapi Pandemi Covid-19", Jumat (3/4).

Ia mengatakan, jumlah penduduk lanjut usia di Jawa Timur cukup tinggi.  Hal tersebut menjadikan para masyarakat berusia lanjut berisiko tertular virus corona.

(Baca: Tangani Corona di Jawa Tengah, Ganjar Pranowo Anggarkan Rp 1,4 Triliun)

Emil mencatat, sebanyak 33% penduduk Jawa Timur bekerja di sektor industri dan 20% lainnya pada sektor perdangangan. Selain itu, banyak pekerja pada sektor pertanian sehingga memiliki interaksi tinggi.

Oleh karena itu, pihaknya telah melakukan mitigasi seperti mengimbau industri untuk menerapkan protokol kesehatan terhadap para pekerja. Berdasarkan survei yang pihaknya lakukan terhadap 100 pabrik besar di Jawa Timur, sebanyak 55 ribu pekerja telah menggunakan masker dan penyanitasi tangan saat bekerja.

Kemudian, pemerintah provinsi turut menyemprotkan disinfektan di tempat umum, seperti di terminal bus. Pihaknya juga telah  berupaya mengurangi aktivitas yang melibatkan kepadatan penduduk, seperti pada sekolah, perkantoran, hingga penyelenggaraan acara hiburan.

"Kami mitigasi sedini mungkin," ujar dia.

Di sisi lain, pemprov Jatim juga mendapatkan bantuan dari pengusaha dan elemen masyarakat lainnya dalam meningkatkan kapasitas rumah sakit penanganan corona. Saat ini, jumlah perawat di Jawa Timur telah mencapai lebih dari dua ribu orang.

(Baca: Mayoritas Tambahan Kasus Baru Virus Corona ada di Jakarta dan Jatim)

Kemudian, jumlah kasur untuk merawat pasien corona telah meningkat hingga dua kali lipat. Hal ini seiring dengan penambahan kapasitas di Rumah Sakit Jiwa Menur untuk pasien corona. Selain itu, Rumah Sakit Universitas Airlangga turut disiagakan untuk menampung pasien corona.

Selanjutnya, Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) telah dialihkan untuk menangani orang dalam pemantauan (ODP) corona.

Dari sisi Alat Pelindung Diri (APD), pemerintah juga menggalakkan produksi secara mandiri kepada para industri. Dengan demikian, peningkatan layanan rumah sakit terhadap pasien corona juga diikuti oleh ketersediaan APD.

Pihaknya juga menggandeng perangkat desa untuk pengendalian corona, seperti menyediakan tempat karantina di luar desa bagi pemudik.

Riset KIC menunjukkan, indeks kerentanan provinsi Jawa Timur dalam menghadapi corona sebesar 30,6 atau sedikit di atas angka tengah nasional sebesar 26,3. Hal ini utamanya berasal dari risiko kesehatan penduduk yaitu sebesar 56,6. Kemudian, risiko karakteristik daerah 30,7 serta risiko mobilitas penduduk 16,6.

Direktur Riset Katadata Insight Center Mulya Amri mengatakan, kerentanan di wilayah Jawa Timur tidak mencapai kategori ekstrem. Namun, layanan kesehatan di Jawa Timur berada di posisi nomor tujuh dari bawah dibandingkan dengan provinsi lainnya.

"Artinya jumlah penduduk tinggi serta ada kemungkinan besar kondisi layanan kesehatan tertekan di tengah permintaanya yang tumbuh," ujar dia.

Reporter: Rizky Alika