Rencana SKK Migas menggenjot produksi minyak Blok Cepu pada tahun ini terancam gagal. Pasalnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) belum juga menerbitkan revisi Analisa Dampak Lingkungan (Amdal) proyek migas tersebut.
Padahal Amdal penting untuk meningkatkan kapasitas produksi Blok Cepu dari 220 ribu barel per hari (bopd) menjadi 235 ribu bopd. Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno pun mengatakan pihaknya telah menyelesaikan seluruh persyaratan administrasi.
"Tinggal menunggu persetujuan KLHK saja, semua persyaratan dan kelengkapan sudah terpenuhi," kata Julius ke Katadata.co.id pada Rabu (1/4).
Sebelumnya, Julius optimistis revisi Amdal Blok Cepu bisa terbit pada akhir Maret 2020. Pasalnya, semakin cepat Amdal terbit, semakin cepat produksi blok migas itu meningkat.
Apalagi SKK Migas tengah berusaha mempercepat produksi minyak Blok Cepu demi mencapai 1 juta bopd pada 2030. SKK Migas pun mendorong ExxonMobil sebagai operator Blok Cepu untuk memperbesar cadangan Lapangan Banyu Urip dari 375 juta barel menjadi 940 juta barel.
(Baca: ExxonMobil Kumpulkan Data untuk Eksplorasi Migas di Wilayah Terbuka)
Presiden EMCL Louise McKenzie saat bertemu Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pada Rabu (11/3) mengatakan pihaknya bakal menyiapkan tiga strategi untuk mencapai target pemerintah. Strategi pertama yaitu memonetisasi gas ikutan untuk menghilangkan bottleneck produksi minyak di Lapangan Banyu Urip.
Strategi kedua dengan menambah sumur sisipan untuk memproduksi minyak dari daerah reservoir karbonat yang belum terproduksikan. Strategi ketiga yaitu mempercepatan resource to production di Lapangan Banyu Urip.
ExxonMobil menyebut ada potensi cadangan tambahan yang berada lebih dangkal dari reservoir yang diproduksikan saat ini. Untuk membuktikan cadangan tersebut, perusahaan asal Amerika Serikat itu pun akan mengevaluasi rencana pengeboran sumur kajian (appraisal wells).
Hal itu untuk menambah data karakteristik batuan dan produktivitas reservoir. Dengan strategi tersebut, ExxonMobil berharap dapat memberikan tambahan produksi puncak pada 2024 sekitar lebih dari 30 ribu bopd.
(Baca: ExxonMobil Tingkatkan Produksi Minyak Blok Cepu hingga 235 Ribu BOPD)