Jumlah Kasus Corona Dunia Tembus 800 Ribu, Terbanyak di AS dan Italia

ANTARA FOTO/REUTERS/Evgenia Novozhenina/nz/cf
Aparat hukum mengenakan masker di pusat Kota Moskow, Rusia, Senin (30/3/2020). Jumlah kasus virus corona Covid-19 dunia hingga Selasa (31/3) tembus 800 ribu orang.
31/3/2020, 21.51 WIB

Jumlah kasus virus corona Covid-19 di dunia terus menuju angka satu juta orang. Dari laman Worldometers, jumlah kasus positif Covid-19 hingga Selasa (31/3) pukul 20.35 WIB mencapai 803.528. Sedangkan dari laman Coronavirus Resource Center Johns Hopkins University & Medicine, jumlah pasien penyakit tersebut mencapai 803.313 orang.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, Amerika Serikat menjadi penyumbang pertama kasus positif virus corona di dunia dengan jumlah 164.719 kasus. Italia dengan 101.739 pasien berada di posisi dua, diikuti Spanyol sebanyak 94.417 kasus.

(Baca: Gagal di Inggris & Belanda dalam Hadapi Corona, Apa Itu Herd Immunity?)

Sedangkan Tiongkok yang menjadi lokasi awal munculnya corona berada di ranking empat dengan 82.276 kasus. Jerman membuntuti Negeri Panda dengan jumlah pasien covid-19 signifikan yakni 67.051 orang.

Meski jumlah kasus di bawah AS, namun angka kematian terbanyak di dunia akibat corona berada di Italia dengan 11.591 kasus. Di bawahnya ada Spanyol dengan 8.189 orang meninggal dunia. Sedangkan kematian pasien corona di Tiongkok ada di posisi tiga dengan jumlah 3.187 orang. Total nyawa melayang akibat pandemi ini mencapai 39.014.

Namun jumlah pasien yang telah sembuh dari penyakit ini lebih besar dari angka kematian akibat corona. Tercatat dari data Johns Hopkins University, 172.657 orang telah pulih dari virus ini. Kasus positif yang telah sembuh terbanyak ada di Tiongkok dengan 76.204 orang, Spanyol yakni 19.259, dan Jerman yaitu 15.824 orang.

Beberapa negara juga merespons meningkatnya jumlah kasus positif corona dengan cara bervariasi. Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang tak sepakat dengan karantina wilayah hanya mengeluarkan peringatan agar masyarakat tak bepergian ke Negara Bagian New York, New Jersey, dan Connecticut.

Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta pabrik masker untuk meningkatkan produksi dalam penanganan corona. Empat perusahaan lalu sepakat untuk memacu pembuatan pelindung wajah tersebut dari 3,3 juta menjadi 10 juta potong per pekan.

“Sebelumnya kami hanya percaya impor masker secara cepat dari belahan dunia lain,” kata Macron hari Selasa (31/3).

(Baca: Pasien Corona Melonjak, Mercedes Produksi Ribuan Alat Bantu Pernapasan)