Ilmuwan Israel Lihat Pertanda Penyebaran Virus Corona Kian Melambat

ANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu/hp/cf
Penumpang memakai pakaian pelindung, di Bandara Internasional Hong Kong, Selasa (17/3/2020). Ahli bilologi struktur dari Universitas Stanford Michael Levitt memprediksi berkaca pada kasus Tiongkok, akhir penyebaran corona semakin dekat.
24/3/2020, 13.50 WIB

Penyebaran virus corona Covid-19 diprediksi akan segera melambat dalam waktu dekat. Perkiraan itu disampaikan oleh Profesor Biologi dari Universitas Stanford sekaligus penerima Hadiah Nobel bidang Kimia tahun 2013 Michael Levitt.

Levitt meramal akan ada penurunan jumlah kasus di setiap negara setelah melewati titik median. Hal tersebut dipelajarinya dari pandemi yang terjadi di Hubei, Tiongkok, lokasi di mana penyakit tersebut muncul pertama kali.

Warga negara Israel ini menjelaskan, pada awal Februari, kasus corona di Hubei meledak dengan pertumbuhan per hari 30% di wilayah tersebut. Saat itu dia memperkirakan virus akan menyebar ke seluruh dunia dalam 90 hari.

Namun dia membuat hitungan baru setelah tanggal 7 Februari otoritas setempat melaporkan jumlah kasus baru dan kematian akibat corona menurun.  Dari situ Levitt memperkirakan kemunculan Covid-19 di Hubei akan terus turun hingga akhir Februari. Model eksponensial yang stabil menurun jadi alasan melambatnya pandemi ini.

“Perubahan dramatis (tanggal 7 Februari) di kurva menandakan (corona) telah melewati titik median (Tiongkok) dan membuat kita tahu kapan akan berakhir,” kata Levitt dikutip dari Jerusalem Post, Selasa (24/3).

(Baca: Corona Menyebar ke Daerah, Jokowi Ingin APBD Fokus Bantu Masyarakat)

Dari laman Worldometers, angka puncak pertumbuhan penyebaran corona di Tiongkok terjadi pada tanggal 11 hingga 12 Februari. Dalam satu hari, ada 12.800 orang yang positif tertular corona. Namun setelahnya, angka pertumbuhannya terus turun hingga hari ini.

Levitt lalu menganalogikan angka kasus positif kasus ini dengan bunga simpanan di bank yang besar bisa terus menurun per hari. Dengan kondisi ini, dia memperkirakan kasus baru virus ini akan menghilang sepenuhnya dari Tiongkok pada akhir Maret.

Pada awal kemunculan corona, diperkirakan setiap pasien dapat menularkan virus ke 2.2 orang setiap hari. Namun bukan berarti angka tersebut akan menurun tanpa tindakan apapun dari pemerintah dan masyarakat.

Levitt mengatakan semakin masyarakat patuh, menjaga jarak sosial, dan rajin memeriksakan dirinya, maka kasus ini akan semakin ditekan. “Dalam kondisi itu, orang yang positif hanya akan menginfeksi 1.5 orang setiap tiga hari dan akan terus turun,” kata dia.

(Baca: Swasta Kumpulkan Donasi Rp 500 Miliar, Bantu Hadapi Pandemi Corona)

Dia mengatakan turunnya pertumbuhan kasus positif corona di beberapa lokasi kemunculan awalnya juga terkait kondisi imunitas manusia yang berbeda-beda. Dengan model eksponesial, seharusnya mayoritas dari 250 ribu penumpang kapal pesiar Diamond Princess tertular setelah dikarantina. "Ternyata 20% saja terinfeksi. Ini berarti mirip dengan (pola) penularan flu biasa," kata dia.

Levitt juga menjelaskan selain Tiongkok, Korea Selatan juga telah melewati titik puncak dan akan mengalami penurunan kasus baru corona. Hal berbeda terjadi di Italia lantaran banyaknya penduduk usia tua dan kultur Negeri Spaghetti yang relatif ramah.

“Maka, penting untuk mencegah orang yang sakit bersinggungan dengan orang yang sehat,” kata dia.